Breaking News
(Foto : Doni Riw)

Modal Usaha Tanpa Riba

Oleh: Doni Riw

(Foto : Doni Riw)

Dahulu, setiap ngomong modal usaha, yang dipikirkan hanya hutang riba dari bank. Tak ada pilihan lain. Kalau ada orang dakwah tetang riba, yang muncul di benak cuma: “Ah itu teori. Mana mungkin bisnis tanpa hutang bank”

Pikiran itu muncul sebab keterbatasan pengetahuan saya. Saya pikir modal itu hanya uang. Sebelum taubat, dahulu saya punya beberapa bisnis. Ada kuliner, ada produksi tas. Tentu saja modalnya riba.

Sampailah saya pada titik terpuruk, di mana pendapatan terjun bebas, sementara cicilan melambung. Singkat cerita, saya putuskan tinggalkan riba. Waktu itu saya sudah males bisnis lagi. Pokoknya pingin tenang bebas riba. Titik.

Akhirnya Saya bekerja seadanya. Penghasilan tak layak untuk hidup sebulan. Tapi di sisi lain, saya mengazamkan sisa hidup untuk berdakwah. Intansurullah.

Di saat itulah saya ditolong oleh Allah. Pertama, saya mendapat satu ilmu berharga dari seorang teman. Bahwa modal bisnis tidak selalu berupa uang. Ada satu modal yang sangat dahsyat, yaitu kawan. Saya langsung praktek. Waktu itu dikenalkan pada teman baru. Dia desainer dan produsen kaos sorban.

Saya minta ijin untuk menjualkan barangnya secara online. Tanpa kulak terlebih dahulu. Karena tentu saja saya tak punya uang. Berawal dari itu, saya kembali punya usaha lagi, dan yang paling penting, saya membuktikan bahwa modal tidak selalu uang. Kemudian bisnis saya berkembang pelan tapi pasti. Pasti tanpa modal riba.

Waktu berlalu, sekarang saya punya bisnis Footwear Brand Sendiri, dan Batik Brand Sendiri. Serta beberapa bisnis sampingan. Semuanya tanpa modal riba bank sama sekali. Tentu saja dalam perkembangannya, bisnis saya tidak hanya bermodal menjualkan barang milik teman. Ada yang syirkah inan, ada yang syirkah abdan. Intinya, modal usaha sesuai syariat itu banyak ilmunya.

Ketika saya menjalankan ilmu bisnis sesuai syariat, hidup menjadi lebih berkah. Semua ada ilmunya. Perlu dipelajari secara serius. Perlu dipraktekkan dengan sabar. Mari berhenti mengeluh dan menyalahkan. Mulai ngaji dan belajar. Untuk kehidupan yang lebih baik.

 

About Redaksi Thayyibah

Redaktur