Breaking News
Saipul Jamil (Foto : Tribun)

Terakhir Soal Saipul Jamil

Oleh: Setiardi

Saipul Jamil (Foto : Tribun)

Ini tulisan terakhir saya soal Saipul Jamil. Saya ingin meletakan duduk persoalan yang fair. Saipul dulu bersalah. Melakukan pelecehan seksual. Tak ada perdebatan untuk itu. Saya sepakat dia 1000% salah. Dan atas kejahatannya, dia dipenjara di LP Cipinang. Bertahun-tahun. Di dunia sudah menebus kesalahannya.

Saipul tinggal di Blok Tipe 5, lantai 2. Saya pun demikian. Saya melihat keseharian Saipul di dalam penjara. [Saya yakin yang menandatangani petisi menolak Saipul tak bersamanya di dalam penjara]. Saya melihat dengan mata kepala sendiri, Saipul nyaris tak melewatkan salat berjamaah di masjid penjara. Mengenakan gamis dan wangi. Saya menilai lahiriah Saipul selama di penjara: taat ibadah. Tak banyak napi seperti itu.

Sekarang Saipul sudah bebas. Dia memang tak cukup cerdas mengelola komunikasi publik. Tiap orang memang punya kelemahan. Dia diarak bak pahlawan saat keluar penjara. Itu memang keliru. Konyol. Tapi itu tak sepenuhnya kesalahan Saipul. Dia bukan ahli PR. Team hore yang offside.

Tapi, apa hak kita membunuh mata pencarian Saipul? Bukankah dia sudah menebus kesalahannya bertahun-tahun di penjara. Mengapa Anda tak menghakimi bekas pelaku kejahatan lain tampil di TV — sebut saja AN, LM, N, BP, D dan lain-lain. Anda tak membuat petisi menolak bekas napi penista agama menjadi Komut Pertamina. Anda juga tak membuat petisi bekas napi korupsi menjadi komisaris perusahaan pupuk plat merah.

OK, mungkin Anda akan bilang soal kejahatan seksual ini berbeda dengan lainnya. Lantas mengapa Anda tak membuat petisi menolak tokoh yang videonya sempat beredar luas itu kini menjadi wakil rakyat di Senayan? Dan Beliyo pun sudah bebas membuat statemen di media massa. Mengapa? Sebab kita memang selalu menerapkan standar ganda.

Ini tulisan terakhir saya soal Saipul Jamil.

About Redaksi Thayyibah

Redaktur