Breaking News

Kitab Jihanama

Oleh: Salim A. Fillah

Berbahagia sekali ketika beberapa tahun lalu mendapatkan hadiah berupa sebuah buku tebal bersampul kulit dengan tajuk dan nama penulisnya diukir di atas perunggu dari Direktur Museum Budaya dan Sejarah Istanbul. Kaget ketika membuka isinya, ternyata berupa hasil pindai berresolusi tinggi dari buku yang lama saya impikan.

Inilah Kitab Jihanama karya Kātib Çelebi Pasha (1609-1657) yang diterjemahkan sebagai “Universal Geography”.  Adalah sarjana ‘Utsmani yang juga ‘ulama, ahli teologi, sastrawan, astronom, sejarawan, sosiolog, dan penerbit, Ibrahim Müteferrika (1674-1745) yang mencetak dan menerbitkan karya tersebut setelah berhasil mengumpulkan karya sang sejarawan dan kartografer legendaris Abad XVII itu.

Ada dua buah peta yang sangat menarik hati saya dalam buku ini. Peta pertama menggambarkan Asia Tenggara. Peta kedua menggambarkan wilayah kepulauan Nusantara. Akurasi peta ini luar biasa. Silakan zoom in Pulau Jawa di kedua peta tersebut. Kita akan melihat kota dengan ikon lambang terbesar yang diletakkan dengan lokasi amat presisi ditulis sebagai “ماتران”. Dalam bahasa Ottoman Turkish, huruf mati “n” dibaca sama dengan “m”. Ialah ibukota “Mataran” alias “Mataram”.

Hidup sezaman dengan bertakhtanya Sultan Agung (1613-1645) dan masa perutusan permohonan gelar Sultan (1640-1641) bagi sang penguasa Mataram, mungkinkah Kātib Çelebi Pasha sempat mengunjungi Karta?

 

Ya, Karta yang terletak di tenggara Yogyakarta sekarang memang kota besar dan masyhur. Duta Besar VOC, Van de Haan mencatat, “Jika bendhe raksasa di alun-alun Karta ditabuh, dalam waktu satu jam, 200.000 pria akan berhimpun dengan senjata lengkap. Di ibukota Mataram ini, setiap hari disembelih 4000 ternak untuk keperluan pangan penduduknya..”

Di Istanbul Museum of The History Of Science And Technology In Islam. (Foto-foto : Dok. Salim A. Fillah)

Setidaknya kita tahu, di zaman itu, Mataram dikenal amat baik oleh para sarjana ‘Utsmani. Bahkan ketika kota-kota Kesultanan Nusantara lainnya ditulis tak terlalu jelas dan dengan ikon kota kecil, Mataram selalu digambar dengan ikon kota terbesar, seakan ialah ibukota Nusantara. Jihanama, penanda pertalian indah ‘Utsmani-Nusantara.

 

About Redaksi Thayyibah

Redaktur