Breaking News
(Foto : Davy Byanca/Istimewa)

Ketika Tuhan Belum Menjawab Doa

Oleh: Davy Byanca

(Foto : Davy Byanca/Istimewa)

Sudahkah Anda berdoa pagi ini, memohon perlindungan-Nya, memohon ridha-Nya, memohon petunjuk-Nya? Jika belum, lantas apa makna doa bagi Anda? Masih ingatkah Anda, kapan terakhir Anda khusyuk dalam berdoa, sehingga doa Anda dikabulkan? Pernahkah Anda mengalami situasi genting dalam hidup Anda sehingga Anda berdoa habis-habisan agar dilepaskan dari ketidaknyamanan itu? Kepada siapa Anda berdoa dan memohon saat itu? Mengapa doa Anda belum juga terkabul padahal Allah swt berjanji, “ … Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” QS al-Baqarah [2]: 186.

Pertanyaan bodoh di atas sengaja saya lontarkan kepada Anda, karena banyak di antara kita yang ternyata sedikit sekali berdoa dalam hidupnya. Kalau pun berdoa, doanya main-main, terburu-buru, tidak sabar, akibatnya, ia pun berdoa seperti dukun sedang membaca mantra. Ada juga yang berdoa tanpa mengerti sedikit pun apa yang diucapkan, ia ibarat orang mabuk. Ada yang bedoa rutin-rutin saja, titik komanya sudah hafal luar kepala. Semacam kegiatan rutin sehabis shalat, tak ada getaran energi sama sekali. Coba Anda perhatikan perilaku orang-orang yang berdoa usai shalat Jumat, atau saat di majelis ta’lim. Perhatikan wajah mereka, gerak tubuh mereka; ada yang sungguh-sungguh berdoa, ada juga meng-aamiin-kan doa sambil terkantuk-kantuk.

Begitulah doa. Banyak yang menganggap ibadah yang satu ini sekadar komat-kamit, menghafal beberapa doa dalam al-Qur’an, that’s it! Padahal kadar keimanan seseorang itu tergantung dari kadar doanya. Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah swt tidak menerima doa dari hati yang lalai.” Hr. Turmudzi.

Maksudnya, jika Anda berdoa, tetapi hati Anda tidak yakin dengan apa yang sedang Anda ucapkan, niscaya doa Anda akan tertolak. Bagaimana mungkin Anda akan menggapai apa yang diinginkan jikalau menjalankan hidup ini dengan segudang pemikiran negatif? Tahukah Anda pada saat itu, Anda sesungguhnya sedang mengeluarkan kesucian dari kehidupan.

Mari kita lihat pengalaman Dr. Arthur Caliandro, seorang dokter, penganut Kristen. Setiap kali sebelum melakukan operasi terhadap pasiennya, ia mengambil tempat duduk di serambi rumahnya, dan mulai berdoa. Dalam doanya, ia memberikan fokus yang kuat atas wajah pasiennya, mengalirkan energi kasih yang hangat dan lembut dalam doanya,  Sebab, katanya ”saya percaya, berdoa adalah salah satu saat yang paling dalam dan paling penuh konsentrasi dalam hidup saya.”

Banyak orang yang salah kaprah dalam urusan doa. Mereka pikir, doa hanya dilakukan saat berada dalam posisi terjepit, sakit, menderita, ketakutan, atau miskin. Di saat itulah baru doa diperlukan. Akibatnya banyak orang Islam yang ‘kaya raya’ tak membutuhkan doa saat menjalankan kehidupannya -atau kalau pun berdoa hanya sekadarnya saja-, sebab mereka pikir buat apa berdoa, meminta, memohon kepada Allah, ”Bukankah Allah sayang sama aku. Buktinya, aku dalam keadaan sehat, dan hartaku melimpah!” Demikian kira-kira argumen mereka.

Orang seperti itu hendak menipu Allah, padahal dirinya lah yang sedang tertipu. Berdekatan dengan Allah tak akan pernah tercapai, kecuali melalui pengabdian dan kepasrahan. Dia adalah Maha Pemberi. Bukankah Dia membungkus onak dalam hiasan mawar? Bukankah Dia memberkati kehidupan dan ruh, di atas segenggam debu?

Segalanya tanpa pendahulu dan tanpa pembedaan. Tak heran jika para sufi mengatakan, doa merupakan jalan menuju pengabdian dan kepasrahan. Sebab, doa adalah intinya ibadah, dan doa harus dilakukan dengan penuh kepasrahan. Doa sejatinya adalah makanan bagi jiwa, semakin sering orang berdoa semakin bening jiwanya, semakin kuat energinya, Bukankah tanpa jiwa, hidup ini terasa kering, tak bermakna?

Asahlah jiwa dengan duduk bersimpuh di hadapan-Nya dengan terus berdoa, dalam susah dan senang!

Aku mengajak saudara akheratku untuk bersama-sama berdoa untuk kemaslahatan ummat, negeri dan bangsa ini. Jangan sampai tercabik-cabik oleh sifat rakus, dzalim dan arogan oleh oknum-oknum yang merasa memiliki dan berkuasa atas negeri ini. Al-Fatihah ..

About Redaksi Thayyibah

Redaktur