Breaking News
Penulis dan Umi Latifah di kediamannya, di Sukoharjo (Foto : Depri)

Umi Latifah Kepada Yusuf Mansur, Kagum Berakhir Kecewa

Penulis dan Umi Latifah di kediamannya, di Sukoharjo (Foto : Depri)

Tahun 2016 ketika hendak menunaika ibadah haji, Umi Latifah meninggalkan beberapa wasiat dalam bentuk catatan. Salah satu wasiatnya adalah investasi Patungan Usaha Yusuf Mansur. Umi torehkan catatan, investasi ini akan cari pada tahun 2023. Catatan itu dirangkai dengan sertifikat Patungan Usaha dan bukti transfer kepada Yusuf Mansur, sebesar Rp 10 juta.

Sebelum dan sesudah berangkat haji, Umi tidak pernah menaruh perhatian yang cukup untuk nasib investasi yang sudah diserahkan kepada Yusuf Mansur itu. Dia merasa aman-aman saja. Merasa Yusuf Mansur akan bertanggungjawab dengan komitmennya.

Meski begitu, ada terbersit rasa ragu dalam benak Umi. Karena bertahun-tahun dia tak pernah mendapat info soal nasib uangnya dan hal Hotel Siti yang menjadi obyek investasinya. Umi merasa berjalan sendiri dalam kegelapan. Dia tak punya teman untuk berbagi pengalaman dan tak tahu ke mana akan bertanya.

Sampai pada awal tahun 2020, Umi membaca informasi di media online. Ternyata mulai ada yang mempertanyakan investasi Patungan Usaha dan ada pula yang memperkarakan Yusuf Mansur soal investasinya ini. Umi juga membaca, di media soal, utamanya di akun pribadi Yusuf Mansur, orang mulai berani meminta kembali uang mereka dan menuntut komitmen Yusuf Mansur.

Umi akhirnya ikut memberanikan diri berkomentar di akun Yusuf Mansur. Setiap ada yang berkomentar soal Patungan Usaha dan Hotel Siti, Umi juga angkat suara. Sama seperti yang lain, kepada Yusuf Mansur Umi meminta kembali uangnya. Juga komitmen-komitmen Yusuf Mansur soal Patungan Usaha itu.

Sayang, berulang kali Umi berkomentar, Yusuf Mansur tak kunjung memeberikan respon. Sampai akhirnya komentar Umi itu ditanggapi oleh warganet lainnya dari Sidoarjo, Hilwa Humaira. Seperti yang sudah ramai dalam pemberitaan, Hilwa Humaira adalah mantan TKW yang semarakkan tuntutan terhadap Yusuf Mansur terkait investasi yang dikumpulkan bersama TKW  Hong Kong.

Setelah berkenalan dengan Hilwa, Umi yang merupakan pensiunan pegawai pajak di Solo ini baru merasa, bahwa ternyata bukan dia sendiri yang punya masalah dengan Yusuf Mansur dan Patungan Usaha. Makin semangat Umi mencari informasi soal pengembalian uangnya.

Seseorang yang mengaku dari pihak Yusuf Mansur akhirnya menghubungi nomor WA Umi. Umi akhirnya diberi janji pada November 2020. Dalam pesan WA-nya, “orang” Yusuf Mansur itu berjanji bisa cairkan dana investasi Patungan Usaha. Hanya saja perlu proses administrasi. Itu karena uang pengganti yang akan dipakai adalah uang pribadi Yusuf Mansur. Karena itu pencairannya bergelombang.

Umi merasa haran saja, kenapa itu alasannya? Padahal uang yang ditransfer Umi pada tahun 2013 sebagai keikutsertaannya di Patungan Usaha, memang ditransfer ke rekening pribadi Yusuf Mansur.

Kepada penulis yang menemuinya pada Ahad (13/6) lalu di rumahnya di Gumpang, Kartasura, Sukoharjo, Umi mengaku sudah penuhi syarat administrasi yang diminta. Namun, sampai saat ini komunikasi dengan “orang” Yusuf Mansur itu terputus.

Sekarang, Umi yang sehari-hari mengelola usaha pribadi dari rumahnya ini tetap berharap uangnya bisa dikembalikan Yusuf Mansur sekaligus dengan keuntungan yang pernah dijanjikannya. Umi mau bersama korban investasi Patungan Usaha lainnya untuk meminta komitmen Yusuf Mansur, yakni membagi keuntungan 8 persen setiap tahun dan saham di Hotel Siti, selain kembalikan uang investasinya utuh.

Umi Latifah adalah satu dari ribuan korban investasi Patungan Usaha Yusuf Mansur. Mereka diam selama ini karena merasa semua jalan meminta pertanggungjawaban Yusuf Mansur terbentur tembok. Semua akses ke Yusuf Mansur juga buntu. Dengan keadaan begini, tentu Yusuf Mansur yang diuntungkan.

Ya, Umi Latifah yang awalnya merasa kagum dengan Yusuf Mansur. Sebelum banyak ustadz yang terkenal seperti sekarang Yusuf Mansur sudah bisa mencuri kekaguman. Kekaguman Umi makin bertambah setelah Yusuf Mansur meperkenalkan semboyan “Membeli Kembali Indonesia”. Kekaguman yang kemudian berkahir kekecewaan.

 

 

 

 

About Darso Arief

Lahir di Papela, Pulau Rote, NTT. Alumni Pesantren Attaqwa, Ujungharapan, Bekasi. Karir jurnalistiknya dimulai dari Pos Kota Group dan Majalah Amanah. Tinggal di Bekasi, Jawa Barat.