Breaking News
Yusuf Mansur mengibarkan bendera putih tanda menyerah pada hutang (Foto : Pojok Satu)

Tentang Hutang yang Menumpuk, Yusuf Mansur Mengibarkan Bendera Putih?

Oleh: HM Joesoef (Wartawan Senior)

Yusuf Mansur mengibarkan bendera putih tanda menyerah pada hutang (Foto : Pojok Satu)

Berita ini cukup mengejutkan. Jika selama ini Yusuf Mansur selalu tampil percaya diri dan memotivasi pengikutnya, kali ini berbalik 180 derajat. Di hadapan pengikutnya yang juga mantan karyawan VSI/Paytren, Yusuf Mansur menyerah. Coba simak apa yang ia tulis di grup WA Karyawan PHK VSI/Paytren, itu:

“Semua mundur. Darimana-mana ke saya dan ke kami-kami juga mundur. TV aja yang udah 1 tahun gak dibayar juga. Padahal itu saya alamatin ke sedekah. Tetap gak bisa pada bayar.

Jadi saya ragu juga selesai di 2021. Bisa jadi di 2022. Sama aja itungannya gak ada cash. Ada tikungan properti. Tapi tetap harus ada dana buat memulainya.

Saya minta maaf. Udah salah semua. Dan gak pernah ada kebaikannya ke kawan-kawan walo setetes.

Saya ngibarin bendera putih.

Nyerah.

Kecuali Januari 2022. Itu juga bukan janji. Masih upaya.

Terima kasih ya. Semoga ada rezeki buat semua.

Sampai saat ini, jumlah tanggungan juga udah gak masuk akal. Udah kurang lebih Rp 300 M ketiadaan modal buat bergerak. Hanya doa-doa dan doa. Saya sudah nyerah semua. Dalam artian,nyerah jika harus sekarang-sekarang. Semua ekosistem dan matarantai saya  juga demikian ke saya tanpa saya bisa apa-apa juga semua berantai-rantai.

Demikian. Saya langsung left group ini. Izin. Sampai ketemu lagi di 2022. Semoga. Dan tidak pernah berhenti menyerah. Jika ada, nanti lewat manajemen kantor menyampaikan.

Salam hormat.”

Pengakuan Yusuf Mansur dalam grup WA mantan . karyawan PT. VSI yang bocor ke publik (Foto : Istimewa)

Tulisan tersebut disampaikan Yusuf mansur di grup Karyawan PHK VSI/Paytren, dimana hak-hak mereka yang seharusnya didapatkan, belum juga terpenuhi.

Beberapa waktu lalu, juga ada postingan seorang mantan karyawan yang berkisah bahwa gaji mereka belum juga diberikan, walau pun sudah mundur. Rupanya. Kondisi itulah yang kini terjadi pada diri Yusuf Mansur. Tanpa harus diberi penjelasan lagi, para pembaca akan faham apa yang sebenarnya trjadi pada diri Yusuf Mansur.

Apa yang ditulis oleh Yusuf Mansur itu sebenarnya mengkonfirmasi bahwa jika para investor dari invetasi batu bara, Patungan Usaha, Patungan Aset, Condotel Moya Vidi, VSI/Paytren, Tabung Tanah, dan beberapa lagi, tidak pernah mendapat tanggapan atau perlakuan yang selayaknya. Rata-rata memerlukan waktu berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun untuk menagih atau mengambil kembali investasinya. Hasilnya nihil. Sebagai contoh Bu Helwa, mantan TKI di Hong Kong. Pada tahun 2014 ia berinvestasi di VSI dan Condotel Moya Vidi. Total nilainya lebih dari Rp 50 juta. Karena aplikasi VSI tidak bisa dipakai, dan Condotel Moya Vidi juga tak ada wujudnya, ia mencoba menarik investasinya itu. Hasilnya? Sampai hari ini nihil. Ia di ping-pong kesana kemari, tak juga ada solusinya. Begitu juga yang dialami oleh Nanang, warga Surabaya. Sejak tahun 2018 ia sudah berikhtiar untuk menarik investasinya di Patungan Usaha sebesar Rp 10 juta. Semua syarat yang diminta pihak Yusuf Mansur ia penuhi. Tetapi, sampai hari ini investasinya tak juga kunjung dicairkan.

Anehnya, akhir-akahir ini Yusuf Mansur malah membuka kembali kelas “40 Hari Riyadhah” yang akan bisa mengatasi semua permasalahan kehidupan ini. Bahkan, dengan 40 Hari Riyadhah, seseorang bisa kaya raya, dapat jodoh, dapat kerjaan, dan bisa melunasi utang-utangnya. Riyadah adalah latihan penyempurnaan diri secara terus menerus melalui zikir dan pendekatan kepada Allah Subhanahu Ta’ala. Di dalamnya ada shalat (wajib dan sunnah), puasa, dzikir, dan sedekah.

Pertanyaannya, apa benar riyadhah versi Yusuf Mansur itu manjur adanya? Jika benar dalam 40 hari melakukan riyadhah itu akan bisa mengatasi semua persoalan hidup, termasuk bisa menyelesaikan utang, mengapa Yusuf Mansur tidak bisa menyelesaikan urusannya dengan para eks karyawannya? Mengapa pula ia mengibarkan bendera putih? Wallahu A’lam.

About Redaksi Thayyibah

Redaktur