Breaking News
(Foto : Davy Byanca)

Tak Ada Kezhaliman yang Abadi

(Symptom Kemenangan)

Oleh: Davy Byanca

(Foto : Davy Byanca)

Aku mendapatkan banyak pelajaran dari klien yang ditahan karena kasus pidana. Biasanya seminggu pertama adalah masa adaptasi terhadap lingkungan, berbagai protes, keluhan dan kekecewaan selalu disampaikan kepadaku selaku kuasa hukum. Bahkan ada klien meminta setiap hari dikunjungi atau setidaknya ditelepon. Anda tak usah heran, karena hampir semua tahanan yang mau mengeluarkan uang pasti memiliki handphone di tahanan atau lapas. Inilah masa-masa yang merepotkan.

Begitu memasuki masa minggu kedua dan seterusnya, si tahanan sudah mulai dapat beradaptasi dengan lingkungannya, dan sudah tak banyak lagi menuntut. Pola pikir mereka sudah mulai berubah; bagaimana strategi berperkara di pengadilan. Bagaimana caranya agar permohonan tahanan luar mereka dikabulkan pihak kepolisian, dan lain-lain.

Disamping sebagai kuasa hukum biasanya aku mempunyai tugas lain; memberikan pemahaman agar mau menerima realitas yang ada, sambil menumbuhkan kesadaran bahwa hanya Allah sajalah yang dapat menolong setiap langkahnya. Aku juga biasanya meminta klien untuk mengevaluasi kembali perjalanan hidupnya. Apakah sebagai pelaku bisnis, mereka pernah zhalim kepada pihak lain, apakah mereka lupa mengeluarkan “hak orang lain” yang ada dalam setiap keuntungan yang diperolehnya selama menjalankan bisnis?

Hampir semua klien akhirnya dapat mengambil hikmah atas penahanan yang menimpa diri mereka. Ada yang berkata, dia merasa telah mati sebelum mati. Ada pula yang merasakan betapa Allah ternyata sayang kepadanya karena telah diberikan kesempatan untuk membuka al-Qur’an dan mendalami pelajaran agama selama dalam tahanan. Ada yang merasa “kezhaliman” yang ia terima akibat dari “kezhaliman” yang ia lakukan selama ini.

Artinya, tak ada kezhaliman yang abadi, karena dunia ini berputar dan badai pasti akan berlalu. Meski orang-orang zhalim dan sesat bekerja keras menegakkan kebathilan, mereka tidak akan mendapatkan pahala di akhirat. Keletihan dan kepayahan yang mereka rasakan sama dengan yang kita rasakan saat memperjuangkan kebenaran. Keunggulan kita terletak pada janji Allah yang telah memberikan semangat atau motivasi ruhani saat mengalami kekalahan, atau untuk membangun semangat baru di tengah-tengah perjuangan. Allah swt berfirman, “Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya mereka pun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu menderita, sedang kamu mengharap dari Allah apa yang tidak mereka harapkan. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. an-Nisaa'[4]: 104).

Begitulah. Kekuatan selalu muncul di saat hati ini sedang dibolak-balik, dan Allah senantiasa mengingatkan kita, “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. al-Insyiraah [94]: 5-6).

Aku –

tetap merindukanmu yaa Ramadhan.

About Redaksi Thayyibah

Redaktur