(Foto : Ribut Wahyudi)

Hal-Hal yang Terlewatkan

Oleh: Ribut Wahyudi

(Foto : Ribut Wahyudi)

Semakin bertambah usiamu, semakin banyak peristiwa yang mengisi daftar hal-hal yang terlewatkan dalam hidupmu. Kamu mungkin diberi kesempatan oleh Tuhan, jika mau, untuk menengok kembali dan mengulanginya. Kamu mungkin juga tidak mendapatkan kesempatan untuk sekadar mencicipinya kembali. Waktu yang berjalan bisa menjadi obat untuk memulihkan kembali yang terlewatkan, tetapi juga bisa menjadi racun yang lebih baik kamu tinggalkan.

Dari sekian banyak hal yang terlewatkan, ada satu hal yang mungkin paling kamu sesali: belum sempat membahagiakan orangtua sementara orangtuamu sudah meninggal. Betapa inilah hal terlewatkan yang paling menyesakkan dada. Di saat kamu mampu membahagiakan, mereka berdua telah tiada. Waktu juga tidak akan mampu memulihkannya kembali, kecuali hanya mengirim doa untuk mereka. Saat ini, jika orangtuamu masih hidup, ada baiknya untuk membahagiakan mereka semampu yang kamu bisa, karena ada banyak orang berada dalam penyesalan ini.

Hal yang terlewatkan kedua adalah cinta masa kecilmu, cinta masa remajamu, atau cinta masa dewasamu. Ada seseorang atau orang-orang yang dulu kamu cintai sesungguh-sungguhnya tetapi tak berani kamu ungkapkan. Jika sekarang kamu masih sendiri, dia masih sendiri, dan kamu masih mencintainya, dan kamu dipertemukan kembali, barangkali ini saatnya kamu ungkapkan perasaanmu. Tetapi jika dia muncul di saat kamu telah berdua, atau kamu bertemu di saat dia telah berkeluarga, sebesar apa pun api cinta kembali kembara, ada baiknya cinta yang terlewatkan ini biarlah lewat, terkubur, hilang, lalu mati.

Masih banyak hal yang terlewatkan lainnya dalam hidup: tentang peluang kerja, sekolah, kuliah, perantauan, petualangan. Banyak sekali. Bisa jadi kamu sesali karena dulu kesempatan itu kamu lewatkan begitu saja. Kadang segala yang klasik akan menjadi cerita yang indah di kemudian hari. Yang terlewatkan selalu menyimpan pelajaran, “blessings in disguise”. Jadi, kadang kamu hanya perlu merelakan.

Ada juga orang yang merasa melewatkan masa kecil hingga masa mudanya untuk menjadi tulang punggung keluarga. Di saat yang lain bisa bercerita banyak tentang keindahan dan keriuhan masa kanak dan remaja, mereka justru harus membanting tulang.

Inilah hidup. Inilah kehidupan. Segala yang terlewatkan adalah romantika, yang mengajarkan pada kita bahwa jika sesuatu itu milikmu, jika sesuatu atau seseorang itu takdirmu, ia atau mereka selalu punya jalan ke arahmu. Jika tidak, biarkan hal-hal itu pergi dan menjadi kenangan.

Selamat pagi, sahabat Indoliterasi.

Sehat dan bahagia selalu.

© RibutWahyudi (Tinggal di: www.indoliterasi.com)

About Redaksi Thayyibah

Redaktur