(Foto : Istimewa)

Kebanggaan dengan Pedang

Oleh: Satria Hadi Lubis

(Foto : Istimewa)

Utusan raja India baru saja menyerahkan hadiah berupa 4 buah pedang India yang sangat terkenal kekuatannya kepada Khalifah Harun Ar Rasyid, salah satu khalifah Dinasti Bani Abbasiyah.

Harun Al Rasyid menyambutnya dengan senang hati dan menerima hadiah tersebut dengan penuh kegembiraan. Kemudian ia meminta menterinya untuk mengambil salah satu koleksi pedang yang dikenal dengan nama pedang “Samsamah.”

Keempat pedang yang merupakan hadiah dari Raja India itu diletakkan bertumpuk menjadi satu. Kemudian Harus Ar-Rasyid memukul keempatnya dengan sekali pukulan menggunakan pedang “Samsamah” hingga patah terbelah semuanya.

Orang India itu kaget, tercengang, dan kagum serta penasaran mencari tahu siapakah gerangan pembuat pedang yang kuat ini. Ia tidak menyangka jika pedang India yang terkenal kuat bisa dipatahkan oleh koleksi pedang milik Khalifah Harun Ar-Rasyid.

Sang khalifah bertanya kepada utusan Raja India, “Sekarang kalian boleh meminta kepadaku apa saja sebagai hadiah untuk raja kalian.” (karena waktu itu sudah menjadi tradisi jika diberi hadiah maka balik memberi hadiah).

“Kami tidak menginginkan apapun kecuali pedang yang ada pada tangan Anda,” pinta orang India.

Khalifah menolak permintaan tersebut dengan menegaskan, “Kalian boleh minta apa saja kecuali senjata. Karena Nabi kami melarang memberikan senjata kami kepada non muslim.”

Pedang adalah senjata simbol kekuatan. Menyerahkan atau menghadiahkan pedang kepada orang kafir sama artinya meruntuhkan kebanggaan dan kehormatan kaum muslimin. Itulah yang dipahami oleh Khalifah Harun al Rasyid.

Hari ini kita melihat kebanggaan dan kehormatan (izzah) kaum muslimin turun drastis. Begitu ringannya orang-orang yang membenci Islam (kaum Islamophobia) mengejek dan menghina Allah SWT, Nabi Muhammad saw dan ajaran-Nya di ruang-ruang publik, seperti yang dilakukan oleh seorang Kristen Radikal bernama Joseph Paul Zhang yang viral baru-baru ini.

 

(Sumber Kitab Shofahat mudhiah mun turatsil Islam karya Prof. Anwar El-Gendy.  Kitab Al-‘Iqdi Al Farid jilid 2 hal. 73)

About Redaksi Thayyibah

Redaktur