(Foto : Doni Riw)

Kalau Kaya Jangan Lama-lama

Oleh: Doni Riw

(Foto : Doni Riw)

Jangan hanya miskin yang lama-lama, kayapun tidak akan lama. Karena hidup di dunia hanya sekejap saja, dibanding akhirat yang selamanya.

Jangankan hanya kekayaan manusia biasa yang tak seberapa, di batas usia yang 60 atau 70 tahun saja. Rasul SAW setelah haji wada’ pernah “ditawari” oleh Allah Ta’ala untuk hidup selamanya hingga kiamat tiba, menjadi pemimpin dunia, serta menguasai perbendaharaan seluruh harta, kemudian mati dan masuk surga bertemu Allah Ta’ala.

Rasul SAW tak tertarik untuk mengambil tawaran itu. Beliau lebih memilih untuk segera bertemu Allah dan surgaNya. Tidak berlama-lama dengan dunia dan seluruh kekayaannya. Karena setetes kenikmatan surga bernilai seribu kali kekayaan seluruh isi dunia. Sesungguhnya Allah tidak pernah memiskinkan manusia, Dia melimpahkan dan mencukupkan harta bagi masing-masing hambaNya dengan perhitungan sendiri.

Ada orang yang ditakdirkan berlimpah harta, ada orang yang ditakdirkan cukup saja. Bagi keduanya masing-masing ada jalan menuju surga. Allah telah memberi contoh melalui Abdurrahman bin Auf dan Usman sebagai sosok berlimpah. Allah juga memberi contoh melalui Ali, Bilaal, juga Abudzar sebagai sosok yang cukup saja.

Kita tidak bisa mengatakan bahwa Abdurrahman bin Auf lebih mulia dari Ali bin Abu Thalib. Keutamaan masing-masing di antara keduanya berbeda. Usman memang mendapat kemuliaan dengan bersedekah seribu ekor kuda dalam Perang Tabuk. Hal yang tidak mungkin dilakukan oleh Bilaal. Tapi Allah juga muliakan Bilaal dengan menjadikannya muadzin Nabi. Hal yang tidak bisa dicapai oleh Usman.

Tidak perlu mempersoalkan apakah orang lain kaya atau tidak kaya. Karena Masing-masing hamba memiliki jalan kemuliaannya sendiri. Di dalam kekayaan ada jalan menuju surga, pun ada pula jalan menuju neraka. Di dalam kecukupan juga sama. Ada jalan surga, ada jalan neraka.

Jangan sesali jika Allah memang menghendakimu tak kaya. Jangan sesali pula jika Allah memang menghendakimu kaya. Keduanya adalah ketetapan Allah untuk menguji masing-masing hambaNya.

About Redaksi Thayyibah

Redaktur