Breaking News
(Foto : Dokumentasi Sali A Fillah)

Makan

Oleh: Salim A. Fillah

(Foto : Dokumentasi Sali A Fillah)

Melihat lahapnya Teuku Wisnu makan di Legen Mangir, saya teringat sebuah kisah.

Anak-anak Imam Ahmad ibn Hanbal melihat bahwa seusai makan bersama, tamu yang baru tiba itu menghimpun semua makanan yang tersisa dari tiap wadah ke dalam piringnya dan menghabiskan semuanya. Semuanya.

Lalu diapun beranjak ke pembaringan. Ketika di sepertiga akhir malam Imam Ahmad membangunkan keluarganya untuk qiyamullail, sang tamu tetap tak turun dari peraduannya. Saat adzan berkumandang, dia bangkit dari tempat tidur dan berangkat ke Masjid menunaikan Sunnah Fajar dan Shalat Shubuh tanpa berwudhu’.

Tamu ini aneh sekali, pikir putra-putra Imam Ahmad ibn Hanbal. Pertama, makannya banyak sekali. Kedua, tidur semalaman tanpa bertahajjud. Dan ketiga, mengerjakan Shalat Shubuh tanpa bersuci.

Imam Ahmad tersenyum mendengar keberatan putranya. Tapi beliau meminta mereka bertanya sendiri pada sang tamu yang berwibawa.

“Pertama”, begitu jawabnya, “Aku yakin bahwa rizqi di rumah ini adalah salah satu yang terhalal lagi thayyib di muka bumi. Maka takkan kusia-siakan keberkahan dari makanannya. Jadi kuhabiskan semua.”

“Kedua”, sambungnya, “Sebenarnya aku tidak tidur, Nak. Semalaman aku merenungkan hadits Rasulullah ﷺ ketika beliau bersabda pada putra Abu Thalhah yang masih kecil, ‘Yaa Aba ‘Umair, maa fa’alan nughair? Wahai Abu ‘Umair, apa yang dilakukan temanmu si burung mungil?’, dan darinya telah kuistinbathkan lebih dari 70 hukum syari’at.”

“Aku juga memilih menyelesaikan tafakkurku”, lanjutnya sambil tersenyum, “Dibanding shalat malam, sebab telah sampai riwayat padaku, ‘Satu ayat ilmu, lebih baik daripada seratus raka’at shalat sunnah.’ Maka karena aku semalaman tidak tidur, wudhu’ku sejak ‘Isya’ belum batal dan dapat kugunakan dalam Shalat Shubuh. Sungguh, menghemat air temasuk kebaikan.”

Tamu ini, Muhammad ibn Idris Asy Syafi’i. Orang yang hingga empatpuluh tahun lamanya namanya tersebut dalam doa sang tuan rumah.

About Redaksi Thayyibah

Redaktur