Breaking News
(Foto : Istimewa)

AISHA WEDDING, SEBUAH OPERASI FLAG FALSE

Oleh: Johan Nasrudin

(Foto : Istimewa)

Wedding organizer (WO) Aisha Weddings tengah menjadi sorotan karena menawarkan jasa pernikahan siri, poligami, hingga menganjurkan perempuan untuk menikah mulai usia 12-21 tahun. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pun diminta menutup akses atau blokir situs web milik Aisha Weddings (aishaweddings.com).

Berdasarkan penelusuran berbagai pihak maka isue ini adalah sebuah operasi flag false (bendera palsu) di media sosial dengan tujuan mendiskreditkan ajaran agama islam.

Awalnya, istilah itu diciptakan untuk praktik kapal bajak laut yang menerbangkan warna negara lain untuk menipu kapal dagang agar mengira mereka berurusan dengan kapal yang bersahabat.

Sementara para perompak biasanya akan memperlihatkan warna aslinya sebelum menyerang, bendera yang salah terkadang terus dikibarkan selama serangan, oleh karena itu istilah ‘menyerang di bawah bendera palsu’.

istilah ‘bendera palsu’ diterapkan pada setiap operasi rahasia yang berusaha mengalihkan tanggung jawab ke pihak yang berbeda dari pihak yang melaksanakannya, dalam idiom bahasa Indonesia ini mirip dengan peribahasa “lempar batu sembunyi tangan”.

Isu  ini juga  identik dengan isu klepon haram  beberapa waktu yang  lalu. Situsnya dibuat oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab kemudian diviralkan melalui tehnik harmonisasi, orkestrasi dan amplifikasi konten oleh akun-akun yang berafiliasi kepada BuzzeRp dan kroni kroninya. Seakan akan opini tersebut (misalnya poligami) adalah opini dari Islam ortodoks yang wajib dipersepsikan radikal dan intoleran. Padahal situs, konten konten tersebut berasal dari mereka sendiri.

Sebenarnya ini juga identik dengan isu chat mesum salah satu pimpinan ormas yang saat ini ditahan. Beberapa kesinpulan yang di sampaikan oleh drone emprit milik Ismail Fahmi adalah sebagai berikut.

Aisha Weddings ini sebagai WO resmi tidak jelas keberadaannya  baik secara online maupun offline. Situs onlinenya juga baru diisi kontennya pada 9 Februari dan sebelumnya terakhir diupdate 2018, itupun redirect ke situs lain.

Disinformasi yang meresahkan ini serius dibuat, dilihat dari spanduk (offline) yang disebar di beberapa titik. Banyak pihak kemudian menyatakan keberatan atas iklan nikah muda, poligami, penyimpangan pemahaman agama dan UU yang dibuat oleh akun tidak jelas ini.

Jika tujuannya untuk membangun keresahan, misi ini cukup berhasil. Karena narasinya berhasil menarik komentar dari berbagai organisasi besar, dan juga diliput media mainstream dan TV.

Aisha Wedding dapat dikategorikan sebagai Flag False adalah sebuah operasi yang dilakukan oleh pihak tertentu untuk mendiskreditkan pihak lain. Isue Aisha Wedding dibuat oleh pihak yang anti pada Islam  dengan menyamar menjadi situs Islami. Kontennya dibuat provokatif untuk menjatuhkan dan atau mendiskreditkan Islam.

Tujuan khusus dari Aisha Weding ini agar masyarakat membenci ajaran Islam. Kemudian menganggap Islam radikal dan intoleran. Tujuan umumnya kebijakan negara wajib dianggap sebagai hal yang paling baik dan benar, dan Islam harus di keluarkan dari kebijakan negara. Segala hal yang berbau agama baik organisasi dan tokohnya pun wajib dianggap sah untuk diproses hukum dan sebagainya.

About Redaksi Thayyibah

Redaktur