Nenek di Magelang itu (Foto : Naniek S Deyang)

SEORANG NENEK DI MAGELANG

Oleh: Naniek S Deyang

Nenek di Magelang itu (Foto : Naniek S Deyang)

Mau tidur kok ada yang mengganjal di benak saya. Apakah politikus dan pembesar negeri ini pernah membayangkan nenek ini berjalan sekitar 15 KM (dari daerah Candimulyo Kab. Magelang menuju Kota Magelang), hanya membawa 4 buah pepaya matang yang dikulak dari tetangganya?

Dan taukah mereka bahwa hari ini sampai sore dia keliling hampir sekota Magelang ternyata gak /belum laku dagangannya sampai bertemu saya sekitar pukul 15.00 Wib?

Berapa 4 pepaya itu ditawarkan pada saya? hanya Rp 35 ribu. Dan ketika saya beri uang lebih dari harga yang ditawarkan, dan saya minta pepayanya dibawa lagi, dia gak mau, karena dia mengatakan bahwa dia menjual pada saya, jadi saya harus ambil pepayanya. Dan betapa berbinar matanya saat pepaya itu saya bagikan ke tukang parkir, dan tukang cilok.

Wahai para pembesar dan para politikus yg memegang kendali negeri ini, orang-orang seperti nenek ini jumlahnya bukan satu tapi ratusan ribu bahkan mungkin jutaan di negeri ini. Orang-orang miskin yang hidup tidak neko-neko , nrimo dengan penderitaaannya, tapi kalian kok ya masih tega membebani hidup mereka dengan harga-harga kebutuhan pokok yang makin hari terus menjulang, dan sulitnya mereka mencari makan hanya sekedar melanjutkan hidup.

Lihat wahai para pembesar, di berbagai sudut kota di mana -mana tukang becak, tukang bajaj, sopir, kuli dll tertunduk kelu, lantaran makin sulit mereka mengais Rupiah. Kok kalian asyik berpesta demokrasi?

Untuk apa demokrasi bila bicara kebenaran pun kadang dituduh menebar hoax dan dijerat dengan UU ITE? Buat apa demokrasi bila tidak membawa kebaikkan ekonomi, sosial , rasa nyaman dan aman serta adil bagi rakyat.

Wis mbuhlah tidur dulu ah, siapa tau besok pagi bangun tiba-tiba semua menjadi mudah untuk yang susah, termasuk saya …Aamiin YRA.

About Redaksi Thayyibah

Redaktur