Breaking News
(Foto : Istimewa)

Pak Athian Ali

Oleh: Setiardi Reborn

 

(Foto : Istimewa)

KAMI akan melakukan deklerasi di Jabar pada 7 September 2020. Tapi saya tak sedang membahas deklerasi itu. Saya surprise ada nama KH Athian Ali dalam acara itu.

 Pak Athian, demikian saya memanggilnya, adalah tokoh yang sudah lama saya kenal. Tahun 1991 Beliau mengampu Mata Kuliah Agama Islam di kelas T-10, di kampus STTelkom — saat itu kampus ikatan dinas milik Telkom. Beberapa teman sekelas yang kini jadi teman FB, antara lain Misne Erawaty, Dicky Chandra dan Rahmat Subagyo.

 Pak Athian salah satu dosen favorit saya. Alumnus Al Azhar, Mesir ini sungguh cerdas, dan juga bisa sangat jenaka. Ada ‘irisan’ saya dan Beliau: kami sama-sama lahir di Lampung. Saya lahir di Lampung Tengah, Beliau di Krui, Lampung Utara (yang kini mekar menjadi Lampung Barat).

 

KH. Athian Ali (Foto : Darso Arief)

Satu tamsil dari Pak Athian saat di kelas yang tetap saya ingat yakni tentang posisi Al Qur’an. “Orang Islam menjadikan Al Qur’an sebagai kepala. Anggap saja perkembangan situasi sebagai peci. Pertanyaannya, apakah ukuran peci menyesuaikan dengan lingkar kepala, atau sebaliknya?” Hingga kini, hampir tiga puluh tahun, saya masih ingat petuah Pak Athian itu.

 Semoga Pak Athian, guru saya itu, selalu dirahmati Allah SWT.

 

About Redaksi Thayyibah

Redaktur