KASUS SATU DINAR

Oleh: Inayatullah Hasyim (Dosen FH Univ. Djuanda Bogor)

Selain dikenal tegas, Ali bin Abi Thalib juga sangat cerdas dalam menyelesaikan suatu masalah agama. Suatu hari, seorang wanita datang kepadamya dan berkata, “Wahai Amirul Mukminin, saudaraku wafat dan meninggalkan warisan 600 dinar, aku cuma kebagian satu dinar. Tidak adil sekali.” 😥

Ali bin Abi Thalib terdiam sejenak, lalu berkata, “Aku yakin saudaramu meninggalkan seorang isteri, ibu, dua anak perempuan, dua belas saudara laki-laki dan engkau satu-satunya saudara perempuan”.

Wanita itu tersenyum dan berkata, “Engkau benar.”

“Jika demikian, sudah adil. Pergilah”. Kata Ali bin Abi Thalib kemudian.

Ya, jawaban Ali bin Abi Thalib itu sungguh tepat, sebab pembagian warisnya adalah berikut ini: Isteri: 1/8 (sebab punya anak), maka istri dapat = 75 dinar. Ibu: 1/6 = 100 dinar. Dua anak perempuan: 2/3 = 400 dinar. Dua belas saudara laki-laki dan seorang saudara perempuan = mereka mendapatkan sisa warisan = yaitu 25 dinar, dan sisa warisan itu dibagi berdasarkan ketentuan laki-laki dua bagian, dan perempuan satu bagian. Maka, perempuan itu hanya mendapatkan satu dinar.

Sejak itu, peristiwa ini dikenal sebagai “Kasus Satu Dinar”.