Kota Padang, ibukota Sumatera Barat

Ade Armando, Jangan Anda Membual

Oleh: Ibnu Aqil D. Ghani

Kota Padang, ibukota Sumatera Barat

Salah satu bualan Ade Armando ialah Sumbar adalah provinsi Terkebelakang. Statemen Ade Armando ini adalah bualan sampah yang tak ada nilainya, bahkan menjijikkan? Mengapa? Karena statemen pribadi yang tak didukung fakta dan bisa memancing konflik dan pelecehan terhadap Sumatera Barat dan Minangkabau pada umumnya.

Jika benar yang dibilang Ade Armando maka artinya Sumatera Barat tertinggal dalam banyak hal, misalnya dari pendidikan paling rendah, jumlah guru dan dosen sedikit, jumlah universitas sedikit sekali, buta hurufnya paling banyak, tingkat kemiskinan paling tinggi, tingkat keamanan paling rendah, jalan dan transportasi buruk, tingkat kekurangan gizi amat buruk, lapangan terbangnya kecil dan sepi, desa-desa yang kumuh, masjidnya jelek, pasar tradisionalnya buruk, dstnya…dstnya.

Namun, ternyata Ade Armando hanya membual. Data di lapangan menunjukkan sebaliknya. Bahkan rasanya tak berlebihan jika dikatakan bahwa data dan fakta menunjukkan Sumatera Barat terdepan. Bahkan bolehlah disebut salah satu provinsi paling maju di Indonesia.

Pertama, dari aspek Perguruan Tinggi tercatat dalam data BPS bahwa jumlah perguruan Tinggi Negeri di Sumbar terbanyak di Sumatera dan nomor 3 untuk seluruh Indonesia yaitu 5, menyamai DKI Jakarta. Perguruan tinggi swasta di Sumbar terbanyak kedua di Sumatera 102 perguruan tinggi setelah Sumut 259 perguruan swasta. Dan jumlah mahasiswa negeri di Sumbar terbanyak di Sumatera dan mahasiswa swasta nomor 2 di Sumatera.

Kedua, jumlah tenaga edukatif berstatus PNS di Sumbar terbanyak di Sumatera, yakni 3.111 orang bandingkan dengan provinsi lain di Sumatera. Sumut rangking 2 dengan jumlah 2.741 dan Aceh tempat ketiga dengan jumlah 2.619 dan Riau 1.538 orang (data BPS).

Ade Armando (Foto : Liputan6)

Ketiga, prosentase buta huruf di Sumbar juga sangat rendah. Hanya 2,1%. Bandingkan dengan provinsi lain di Indonesia Sumbar ternyata termasuk terbaik ke 4 dengan prosentase di bawah rata-rata nasional 2,7.

Sementara itu jika kita bandingkan dengan pulau Jawa, Sumbar masih terbaik. Bandingkan dengan jumlah buta aksara di provinsi di Jawa: Jabar 3,76, Jogjakarta 11,56, Jateng 14,76,   Jatim 16,72 dan Banten 7,55.

Keempat, tingkat kemiskinan. Ternyata tingkat kemiskinan di Sumbar di bawah rata-rata nasional. Sumbar 7,69%. Jawa Barat 9,58, Jogja 13,67, Jatim 14,16, Sumut 8,93, Aceh 17,68, Sulsel 12,93. Ini data BPS 2019 semester I. Data Semester II tak jauh beda. Dengan demikian Sumbar bukan termasuk yang tinggi prosentase kimiskinannya.

Kelima, dari segi kemudahan bertransportasi ternyata jalan darat di Sumbar paling mulus di Indonesia walau jalan-jalannya tidak lebar dan belum ada jalan tol (sedang dibangun) sehingga pemerintah pusat pernah memberikan penghargaan sebagai pemelihara dan perawat jalan terbaik di Indonesia. Meski ada macet, tapi cuma di hari tertentu.

Saya sering membawa para da’i dan da’iyah nasional keliling Sumbar. Dalam perjalanan beliau beliau itu berkata bahwa mulus jalan jalan di Sumbar ini kiranya, Alhamdulillah.

Keenam, bandaranya tergolong bandara dengan penumpang terpadat di Indonesia. Walau penduduk Sumbar sedikit, namun bandaranya cukup ramai. Dan perusahan penerbangan menjadikan Padang sebagai jalur favorit. BIM atau Bandara Internasional Minangkabau merupakan Bandara nomor 5 terbesar di Indonesia.

Ketujuh, pasar tradisionalnya termasuk pasar tradisional orang terkenal di Indonesia yakni Pasar Atas Bukittinggi, bersama-sama dengan Tabah Abang, Pasar Kleret Jogja (dll).

Ke delapan, masakan tradisionalnta terenak di dunia yakni rendang. Dan itu sudah beberapa tahun dijagokan oleh Majalah Time yang terbit di USA.

Kesembilan, Desa di Sumbar menjadi desa terindah di dunia. Yakni desa Pariangan Tanah Datar. Penobatan desa terbaik di dunia itu juga diekspos oleh majalah Time.

Kesepuluh, Jumlah Masjid Sumbar nomor 4 di Indonesia. Peringkat pertama provinsi dengan masjid terbesar adalah Jawa Barat dengan jumlah masjid musala sebanyak 147.378 buah. Disusul Jawa Timur sebanyak 127.439 buah dan peringkat ketiga dimiliki Jawa Tengah yang memiliki masjid musala sebanyak 110.554. Peringkat empat ditempati Banten dengan jumlah 35.521 buah, disusul Sumatera Barat sebanyak 30.277, kemudian selanjutnya DKI sebanyak 28.940. Meski penduduknya jauh lebih sedikit namun rumah ibadah dalam hal ini masjid melebih DKI.

Nah, berdasarkan data dan fakta tersebut terbukti bahwa Sumbar adalah provinsi yang berada di depan, dan pernyataan Sumbar provinsi terkebelakang seperti yang dikatakan Ade Armando adalah PEMBOHONG BESAR!!!

 

About Redaksi Thayyibah

Redaktur