Breaking News
(Foto : Ebookanak)

AYAH IMAM DAN KHATIB ‘IDUL FITRI

Oleh: Irsyad Syafar

(Foto : Ebookanak)

Belum habis stres ayah menjadi imam tarawih, ini sudah mau datang pula tantangan berikutnya. Memang berat resiko jadi ayah ni.

Melihat perkembangan wabah covid 19, sepertinya Idul Fitri besok kita masih tetap harus di rumah. Grafiknya belum menunjukkan penurunan. Apalagi berhenti.

Kalau berlebaran di rumah, itu gak masalah amat kayaknya. Yang menjadi masalah adalah; shalat Ied-nya bagaimana? Bolehkah shalat Ied di rumah? Kalau boleh, imam dan khatibnya bagaimana?

Para ulama berbeda pendapat tentang hukum shalat ied. Sebagian menyatakan hukumnya fardhu ‘ain bagi yang mampu. Sebagian lagi menyatakan fardhu kifayah. Dan juga ada yang berpendapat sunnat muakkad.

Lajnah Fatwa Arab Saudi, Syekh Bin Baz dan Syekh Utsaimin mengambil pendapat fardhu kifayah. Syekh Sayyid Sabiq dalam Fiqh Sunnah menyatakan sunnat muakkad.

Namun begitu, jumhur ulama madzhab membolehkan shalat ied di rumah, baik sendirian (munfarid) apalagi berjamaah. Hal itu bila memang ada udzur syar’i, seperti musafir atau ada halangan seperti covid 19 saat ini.

Dalam madzhab Maliki, Imam Al Khursyi menyatakan bahwa shalat ied boleh dikerjakan sendiri-sendiri bagi yang terlambat hadir ke jamaah. Dan ini merupakan salah satu dari dua pendapat dalam madzhab tersebut.

Di dalam madzhab Syafi’i, Imam Al Muzani menukilkan pendapat Imam Syafi’i tentang shalat ied. Yaitu dibolehkan shalat di rumah bagi yang sendirian, musafir, hamba sahaya dan wanita.

Sedangkan dalam madzhab Hambali, Imam Al Mawardi dan Ibnu Qudamah menyatakan bahwa bagi yang terlambat datang ke tempat shalat ied, disunnatkan untuk shalat ied secara sendiri atau berjamaah.

Adapun madzhab Abu Hanifah, mereka menyatakan tidak boleh shalat ied sendirian, ketika ketinggalan bersama imam. Karena hal itu tidak disyari’atkan. Imam Ibnu Taimiyah dan Syekh Utsaimin mengambil pendapat ini.

Nah, intinya adalah pendapat jumhur ulama membolehkan shalat ied di rumah. Baik sendirian maupun berjamaah. Karena itu, tentunya shalat ied besok ini berkemungkinan besar akan dilaksanakan di rumah. Dan petugas utamanya adalah “AYAH”. Baik menjadi imam maupun menjadi khatibnya. Jreng..jreng!

Tapi, para ayah gak usah cemas. Untuk menjadi imam shalat ied, insyaAllah tidaklah berat. Hanya dua rakaat saja. Kan sudah latihan 30 hari menjadi imam? Rata-rata 28 rakaat sehari.

Dari sekarang, para ayah sudah bisa latihan untuk menjadi imam idul fitri. Rakaat pertama 7x takbir selain takbiratul ihram. Pada rakaat kedua 5x takbir selain takbir bangkit dari sujud. Adapun ayat yang dibaca setelah Alfatihah, boleh ayat apa saja. Bagusnya adalah surat Al A’laa pada rakaat pertama, dan surat Al Ghasyiyah pada raka’at kedua.

Adapun khutbah Idul Fitri, karena shalatnya berjamaah, maka disunnahkan melanjutkan shalat ied dengan khutbah. Dan khutbahnya tidaklah sulit. Baik memakai satu khutbah ataupun dua khutbah.

Yang penting itu, rukun khutbahnya. Urutannya lebih kurang sebagai berikut:

  1. Dimulai dengan salam: Assalaamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
  2. Tahmid (alhamdulillahi Rabbil ‘aalamin).
  3. Bershalawat untuk Nabi SAW (Allahumma shalli ‘alaa Muhammadin wa’alaa Aalihi washahbihi ajma’in).
  4. Membaca beberapa ayat Al Quran (Boleh surat Al Ikhlas).
  5. Wasiat taqwa, boleh berbahasa Indonesia (Wahai keluargaku, aku berwasiat kepada kalian agar bertaqwa kepada Allah SWT. Semoga Allah angkatkan corona dari muka bumi ini).
  6. Tutuplah khutbah pertama, dengan ucapan: Fa’tabiruu yaa ulil abshar, la’allakum tuflihun.

Kemudian duduk sejenak, dan pindah kepada khutbah kedua, dengan mengulangi seperti khutbah pertama. Lalu menutup khutbah dengan doa. Dalam berdoa dibolehkan menggunakan bahasa Indonesia. Lalu ditutup dengan salam.

Betapa beruntungnya menjadi Ayah pada Ramadhan 1441 ini. Sudahlah menjadi imam tetap 5 waktu shalat fardhu, imam tarawih dan witir, penceramah rutin, lalu ditambah lagi menjadi imam dan khatib Idul Fitri. Luar biasa kasih sayang Allah bagi para Ayah.

Akan lebih beruntung kalau ayah punya banyak anak laki-laki. Bisa dibagi tugas. Ada yang jadi imam, khatib, protokol dan juga mengumpulkan infaq. Adapun bunda sama anak perempuan kebagian tugas konsumsi.

 

About Redaksi Thayyibah

Redaktur