Breaking News
(Foto : Kompasiana)

Manusia dan Alam

Oleh : Abi Miqdam Asy-Syathir

(Foto : Kompasiana)

 

Manusia sosok makhluk istimewa. Ciptaannya penuh dengan kejutan. Ketika Allah ciptakan manusia, terlebih dahulu Allah informasikan kepada makhluk lain, seperti malaikat dan jin. Terjadilah dialog dan malaikat protes kepada Allah, kenapa mesti manusia yang dijadikan khalifah? masih banyak makhluk lain yang lebih taat dan patuh. Sementara manusia suka buat onar, kekacauan bahkan pertumpahan darah. Tetapi Allah cukup menjawab : “Aku lebih tahu dari apa yang kalian tidak tahu”. Terdiamlah para malaikat dengan jawaban Allah.

Allah ciptakan matahari, bulan, bintang, daratan, lautan maupun udara semata untuk memberi kemanfaatan dan kebaikan. Terlepas dari kondisi normal maupun gangguan alam. Kepada manusia, matahari memberikan kehangatan dengan sinarnya disiang hari. Bulan memberikan cahayanya di malam hari. Bintang memberikan kilauannya diantara bulan, ikut serta menambah keindahan dan kemanfaatan. Daratan dengan segala makhluk dan benda yang menempatinya selalu berusaha memberikan yang terbaik. Penghuni laut juga terus berusaha memberikan kemanfaatan kepada manusia dan udara juga turut serta meraih kebaikan dengan kemanfaatannya. Begitu mulia dan agungnya manusia diantara makhluk Tuhan lainnya.

Di kala siang hari dengan sinaran matahari memberikan petunjuk kepada manusia agar mencari karunia Allah dengan berusaha mengisi kehidupannya menjadi lebih baik. Bulan dan bintang dengan cahaya di malam hari membuat kesempatan rehat bagi manusia setelah seharian berlomba mencari anugerah Ilahi. Lautan menyediakan makanan lautnya untuk asupan gizi manusia agar kuat dan tumbuh sehat untuk bisa berkarya, berinovasi dan berkreasi. Udara memberikan keluasan bernafas menghirup udara agar jiwa raga manusia tetap prima dan sempurna. Semua makhluk Allah di kolong langit, di dalam laut, di hamparan bumi berbuat untuk manusia.

اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَأَنزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَّكُمْ ۖ وَسَخَّرَ لَكُمُ الْفُلْكَ لِتَجْرِيَ فِي الْبَحْرِ بِأَمْرِهِ ۖ

وَسَخَّرَ لَكُمُ الْأَنْهَارَ ﴿٣٢﴾ وَسَخَّرَ لَكُمُ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ دَائِبَيْنِ ۖ وَسَخَّرَ لَكُمُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ ﴿٣٣﴾

“Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezki untukmu, dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai. Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang.” (QS. Ibrahim : 32-33

Allah tundukkan dan perintahkan seluruh makhluk di daratan, lautan dan udara untuk manusia. Seluruh bumi dan langit beserta isinya Allah hamparkan untuknya. Apakah manusia bukan makhluk yang terkasihi dengan nikmat nikmat yang begitu banyak? Lalu apa peran manusia di hadapan Sang Penakluk? Bagaimana sesungguhnya keadaan manusia? Apa yang Allah janjikan kepadanya? Dan apa akhir dari perjalanannya di dunia?

Dalam surat Al Mulk (67) ayat 2 Allah ciptakan kehidupan dan kematian untuk menilai perbuatan terbaik manusia. Bagaimana manusia bisa menjadi umat terbaik untuk dirinya dan mengajak sesama manusia meraih kebaikan dan meninggalkan yang tak guna dilakukan. Aktifitas kehidupann manusia semuanya harus diniatkan sebagai ibadah dan sasaran dari ibadah itu keridhaan Allah yang bisa dicapai dengan kwalitas amal yang baik. Jika pekerjaan berorientasi terbatas, hanya untuk kepentingan duniawi, maka orientasinya hanya sesaat, untuk kebutuhan kekinian, tidak beroientasi jangka panjang dengan nilai ibadah. Allah firmankan

وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ ۖ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ ﴿١٠٥﴾

“Dan katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu’min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan“. (QS. Attaubah :105)

Rasulallah saw bersabda :

ما كسب الرجل كسبا أطيب من عمل يده وما أنفق الرجل على نفسه وأهله وولده وخادمه فهو صدقة.

“Tidak ada yang lebih baik dari usaha seseorang kecuali dari hasil tangannya sendiri dan apa yang diinfaqkan atas dirinya, istri, anak dan pembantunya adalah sedekah”. (HR Ibnu Majah).

Jika isi alam sudah disediakan dan ditundukkan oleh Allah, layakkah manusia menyia-nyiakannya?   Perintah Allah dalam QS. Al Jumuah : 10 “…bertebaranlah kalian di bumi dan carilah anugerah Allah..” adalah sebuah perintah agar manusia aktif bukan pasif, memberi bukan meminta, mengerahkan potensi agar menjadi pemenang bukan pecundang, “jadilah sebaik umat yang mengajak manusia beramal positif, membuang perilaku negatif untuk meraih sebuah kemenangan.

About Redaksi Thayyibah

Redaktur