Breaking News
Foto presiden dan wakil presiden sepi peminat? (Foto : Tribun)

FOTO PRESIDEN DAN WAPRES BARU SEPI PEMBELI?

Oleh: Nanang Alfatih

Foto presiden dan wakil presiden sepi peminat? (Foto : Tribun)

 

Seingat saya waktu kecil dulu pernah beli atau pasang foto presiden dan wakil presiden di dinding rumah. Saat itu wakil presidennya Pak Umar Wirahadikusumah, Soedharmono, Try Sutrisno dan BJ. Habibie. Tentu presidennya masih Pak Harto.

Saat presidennya Pak Habibie juga sempat pasang. Cuma setelah era presiden Gus Dur, Bu Megawati, Pak SBY hingga Pak Jokowi, tak pernah lagi memajang foto para pemimpin negeri ini. Alasannya kenapa? Ya, gak kepengin pasang.

Dulu ada kebanggaan tersendiri mamajang foto-foto presiden dan wakil presiden di dinding rumah. Mereka serasa hadir di tengah keluarga saya. Di tengah masyarakat. Mungkin karena dulu keluarga saya tak punya televisi. Tak langganan surat kabar. Hanya punya radio. Jadi butuh semacam visualisasi para pemimpin.

Kalau sekarang mungkin karena terlalu sering lihat di TV, koran, internet atau media outdoor. Jadi kurang terasa gregetnya. Malas untuk memajang di rumah. Apalagi jika pemimpin tersebut dinilai belum sesuai harapan dalam bekerja melayani rakyat.

Hal ini secara tidak langsung juga berpengaruh ke bisnis jual beli foto presiden dan wakil presiden. Termasuk jasa pasang pigura. Memang agak ironi. Dulu saat pemilihan presiden masih lewat wakil rakyat atau MPR, masyarakat begitu antusias memasang foto para pemimpinnya.

Sekarang setelah pemilihan secara langsung, serasa ogah pasang foto mereka. Entahlah, ini hanya dugaan saya saja.

Tanpa lewat survei. Bisa benar bisa salah. Tapi melihat gambar dimedsos Jum’at (18/10/2019), ada penjual foto, dimana foto presiden dan wakil presiden yang bakal dilantik besok 20 Oktober 2019 ternyata sepi pembeli.

Ironisnya banyak netizen yang komentar miring.”Jangankan disuruh beli, dikasih gratis saja ogah, gak mau..” Bukankah mereka dipilih secara langsung oleh rakyat dengan kemenangan 55 persen lebih?

Jika ada 10 persen saja yang memilihnya ikut membeli, mestinya cukup laris? Tapi entahlah, fenomena apa ini?

About Redaksi Thayyibah

Redaktur