melayani suami
ilustrasi (Pinterest)

thayyibah.com :: Jangan anggap enteng pahala melayani suami. Sebab itu pernah ditanyakan oleh salah seorang sahabiyah langsung kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, diabadikan oleh Imam Muslim dalam shahih-nya.

Sahabiyah yang bertanya itu tak lain adalah Asma’ binti Yazid radhiyallahu ‘anhu. Ia adalah wanita anshar pertama yang beriman kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yakni sewaktu Baiat Aqabah.

Sebenarnya ini bukan pertanyaan pribadi Asma’. Namun ia mewakili para sahabiyah yang “iri” melihat banyaknya amal para sahabat mulai dari shalat Jumat hingga jihad. Karena mewakili para sahabiyah itulah Asma’ gelar “juru bicara wanita.”

“Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya adalah utusan bagi seluruh wanita muslimah di belakangku, seluruhnya mengatakan sebagaimana yang aku katakan dan seluruhnya berpendapat sesuai dengan pendapatku,” tanya Asma’ kepada Rasulullah.

“Sesungguhnya Allah mengutusmu bagi seluruh laki-laki dan wanita, kemudian kami beriman kepada Anda dan membaiat Anda. Adapun kami para wanita terkurung dan terbatas gerak langkah kami. Kami menjadi penyangga rumah tangga kaum laki-laki dan kami adalah tempat menyalurkan syahwatnya. Kamilah yang mengandung anak-anak mereka. Akan tetapi kaum laki-laki mendapat keutamaan melebihi kami dengan shalat Jum’at, mengantarkan jenazah, dan berjihad. Apabila mereka keluar untuk berjihad, kamilah yang menjaga harta mereka dan mendidik anak-anak mereka. Maka apakah kami juga mendapat pahala sebagaimana yang mereka dapat dengan amalan mereka?”

Mendengar pertanyaan Asma’ itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menoleh kepada para sahabat dan bersabda, “Pernahkah kalian mendengar pertanyaan seorang wanita tentang agama yang lebih baik dari apa yang dia tanyakan?”

Para sahabat menjawab, “Benar, kami belum pernah mendengarnya ya, Rasulullah!”

Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kembalilah wahai Asma’ dan beritahukan kepada para wanita yang berada di belakangmu, bahwa perlakuan baik salah seorang di antara mereka kepada suaminya, upayanya untuk mendapat keridhaan suaminya, dan ketundukkannya untuk senantiasa mentaati suami, itu semua dapat mengimbangi seluruh amal yang engkau sebutkan yang dikerjakan oleh kaum laki-laki.”

Maka Asma’ pun kembali sambil mengucapkan tahlil dan takbir, gembira dengan apa yang disabdakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. (HR. Muslim)

Wahai Saudariku, mari garis bawahi petunjuk dari Nabi: perlakuan baik seorang istri kepada suaminya, upayanya mendapatkan ridha dan ketaatannya kepada suami bisa mengimbangi seluruh amal laki-laki yang telah disebutkan Asma’ mulai dari sholat Jumat hingga jihad. Maka mari melayani suami dengan sepenuh hati. [WebMuslimah]