Breaking News
Diantara ajaran Yusuf Mansur (foto : istimewa)

Ajaran Bid’ah Yusuf Mansur

Diantara ajaran Yusuf Mansur (foto : istimewa)

 

Yusuf Mansur adalah satu penceramah yang sering mengajarkan kepada jamaahnya, terutama jamaah media sosial dia, untuk membaca bacaan (ayat dan surah Qur’an) tertentu, dalam jumlah tertentu, dalam waktu tertentu dan dengan tujuan tertentu, yakni mendapat keuntungan material tertentu.

Bahkan, sudah sering ajaran itu dikemas untuk program bisnis, seperti ‘Riyadhah 40 Hari Bebas Hutang” dan lain-lain. Sedangkan untuk menarik minat orang dan mempopulerkan program bisnis itu, Yusuf Mansur menggunakan berbagai media publikasi, termasuk media sosial.

Seperti belum lama ini, lewat akun instagram-nya Yusuf Mansur publikasikan “curhatan” seorang pengikutnya. Entah, akun itu asli atau palsu, entah pemiliknya benar ada atau fiktif, yang pasti “bahasa” dan kata-kata yang pakai sangat identik dengan Yusuf Mansur. Pemilik akun vien_production7463, menulis : Tadz (Yusuf Mansur –red).. Sy ikut riyadhah 40hr. Dg ar rahmaan, al waqi’ah, Yaasin, al mulk..sbg bacaan wajib tiap harinya. Memang hajat sy blm di ijabah. Tp Allah ksh buanyak hadiah melebihi yg sy harapkan. Rejeki ngalir entah dr mn. Ank” sehat. Sekolah lancar. Alhamdulillah. Hidup kami berubh jd sangat” lbh baik.

Seperti biasa, banyak pengikut instagram Yusuf Mansur, entah itu real atau fiktif, langsung memberikan sambutan yang sangat positif dengan kalimat dan kata-kata yang khas dan hampir seragam. Yusuf Mansu sendiri memberikan sambutan dengan menulis, “Benar nih. Benar banget. Coba dah. Beneran. Coba. Pagi, ar Rahmaan& al Waaqi’ah gitu. Siang atau sore, Yaasin. Malamnya, al Mulk……”.

Menanggapi “ajaran” Yusuf Mansur ini, Ustadz Thabrani Sabirin, alumni Universitas Al Azhar Mesir dan Wakil Ketua Majelis Wakaf dan Kehartabendaan PP Muhammadiyah menulis :

“Yusuf Mansur sering menyesatkan masyarakat dengan menempatkan masalah shodaqoh seperti sesorang bertaruh di rumah judi dan an Allah sebagai bandar judi. Di instagramnya Mansur dengan follewernya menjelaskan untuk menjadikan rejeki lancar, anak sehat, maka dianjurkan membaca Surat ar-Rahman dan Alwaqi’ah. Sore surat Yaasin, malamnya Al Mulk Selama 40 hari. Tambah lagi baca shalawat 1000 kali. Bakal terjadi perubahan gila. Tulis Mansur berikutnya, kalau belum berhasil juga penggandaan rejeki, maksudnya uang, maka ditambah 40 hari lagi, 40 hari ketiga, 40 hari ke 4 dan seterusnya.

Pendapat dan atau anjuran seperti ini jelas sesat dan menyesatkan. Bersedekah itu sesungguhnya bukan untuk menggandakan harta. Jangan seperti dukun penggandaan uang Kanjeng Dimas Taat Pribadi itu yang telah menipu banyak orang. Anjuran dan ajaran Yusuf Mansur itu pasti berujung dengan penggandaan harta via sedekah kepada dirinya. Ini jelas sesat.

Sedekah adalah bukti seseorang beriman kapada Allah dan hari akhirat. Sedekah juga sarana untuk menghapus dosa. Menambah timbangan amalan nanti di yaumil mahsyar. Seorang yang beriman kepada Allah maka dia bersedekah, karena dia yakin dan sangat percaya dengan janji-janji Allah. Di dalam Alqur’an Allah berfirman, bahwa seseorang yg bersedekah akan dibalas dengan sepuluh kali lipat, terus dilipatgandakan pahalanya dan rejeki 700 kali lipat. Balasan dari Allah itu bisa diambil di dunia ini, bisa juga dalam bentuk rejeki yang sukses, tapi juga bisa dikasih Allh nanti di akhirat.

Jadi tidak ada dalilnya dalam 40 hari dikabulkan. Begitu juga dalil membaca surah-surah diatas untuk memperoleh rejeki (uang) juga tidak ada. Misalnya membaca surat al Waqi’ah pagi, sore maka rejeki akan mudah. Mana hadistnya? Ada memang beberapa hadist dhaif yang tidak boleh dijadikan landasan dalam beribadah, seperti umpamanya, 1. Membaca Surat Yasin malam Jumat diampuni segala dosanya. 2. Barang siapa yang membaca Ha Mim Ad Dukhon pada malam Jumat atau hari jumat maka Allah akan membangunkan buatnya rumah di surga. 3. Membaca al Mulk dan Ar Rahman akan dikasih uang oleh Allah. Ini tidak ada dasarnya dan sesat. Yang benar dan ada tuntunannya dari Rasulullah saw adalah berzikir pada pagi (ba’da Shubuh sampai terbit matahari. Begitu juga zikir sore, ba’da Ashar sampai menjelang terbenam matahari. Juga ada bacaan menjelang tidur. Membaca surat Al Kahfi pada malam atau hari Jumat. Untuk lebih detail soal ini bisa dibaca pada kitab Al Adzkaar karya Imam Nawawi, seorang ulama besar bermazhab Syafei.”

Dr. Daud Rasyid Sitorus, ilmuwan ahli hadis juga memberikan komentarnya terhadap hal ini. Dia menulis :

“Kaidah mendasar di dalam Islam, beribadah harus dilandasi oleh dalil. Dalil yang utama adalah Kitabullah dan Sunnah Rasulillah. Menentukan surat atau ayat dalam al Quran yang dibaca secara kontinu, harus didasarkan kepada dalil. Bila tidak, itu bisa berbahaya, bukan kebaikan yang didapat, tetapi bencana yaitu dosa. Membaca al Quran adalah amal mulia, tetapi mengkhususkan surah dan ayat tertentu dengan jumlah tertentu, harus dilandasi oleh dalil. Bila tidak, maka itu bisa mengakibatkan jatuh dalam perkara yang dilarang di dalam Islam, yaitu mengada-ada dalam urusan agama yang biasa disebut dengan Bid’ah. Dan ini dilarang keras. Bila Nabi sendiri mengharuskan membaca surah tertentu dengan jumlah tertentu, maka tak seorang pun yang boleh melakukan itu. Wallahu alam.

About Darso Arief

Lahir di Papela, Pulau Rote, NTT. Alumni Pesantren Attaqwa, Ujungharapan, Bekasi. Karir jurnalistiknya dimulai dari Pos Kota Group dan Majalah Amanah. Tinggal di Bekasi, Jawa Barat.