Breaking News

Paytren, Mulai Ramai Mitra Undur Diri dan Minta Kembalikan Uang

Anda tentu masih ingat, pada 6 Juni lalu, ketika Yusuf Mansur melaksanakan “pesta” untuk merayakan keluarnya izin e-money Paytren oleh Bank Indonesia (BI). Waktu itu beberapa menteri dan pejabat tinggi negara hadir dalam acara disiang bulan puasa itu.

Bersamaan dengan itu, Yusuf Mansur dan pengikutnya seperti mendapat amunisi baru dalam mempromosikan Paytren dengan aneka “bumbu” dan “penyedap”. Bukan hanya itu, momentum itu juga dikapai Yusuf Mansur dan pengikutnya sebagai “senjata” untuk melawan mereka yang mengkritisi Paytren dan bisnis-bisnis Yusuf Mansur lainnya.

Bersamaan dengan “prestasi” itu, ada hal lain dalam Paytren yang membuat perkembangan bisnis Yusuf Mansur ini menjadi menarik. Perkembangan itu adalah mulai ramai anggota atau mitra yang mengundurkan diri dari Paytren.

Jika para anggota atau mitra itu mengundurkan diri dengan tidak beraktifitas bisnis dengan jasa Paytren saja, itu mungkin hal biasa. Akan tetapi, jika mengundurkan diri dengan cara menjual kembali lisensi yang sudah mereka beli atau meminta kembali uang pendaftaran mereka, maka penulis rasa memang ada ketidakberesan dalam Paytren. Apalagi, yang meminta kembali uang pendaftaran itu bukan hanya mereka yang bermitra dengan Rp, 10 juta (paket titanium) tapi juga oleh mereka yang bergabung dengan angka Rp. 350 ribu. Niat menjual kembali lisensi ini sepertinya juga mengalami masalah, karena tak kunjung diminati orang.

Pengunduran diri para mitra Paytren ini kedepan akan menjadi berita menarik. Itu karena mereka juga berniat mensomasi Yusuf Mansur dan Paytren. Untuk itu mereka sudah titipkan kuasa kepada Masyarakat Anti Ponzi (MAP) yang kemudian akan menentukan penasehat hukumnya. Biasanya, somasi itu adalah sebuah upaya persuasi atau musyawarah yang jika tak ada tititk temu akan berlanjut ke ranah hukum.

Ya, begitulah perkembangan Paytren kini. Jika bisnis itu halal, baik dan menguntungkan tentu orang tak akan sudi menjual lisensinya. Begitupun sebaliknya, orang tentu akan berebut membeli kembali lisensi yang dijual itu, jika saja Paytren itu bisnis yang halal, baik dan menguntungkan.

 

About Darso Arief

Lahir di Papela, Pulau Rote, NTT. Alumni Pesantren Attaqwa, Ujungharapan, Bekasi. Karir jurnalistiknya dimulai dari Pos Kota Group dan Majalah Amanah. Tinggal di Bekasi, Jawa Barat.