Breaking News

Sekelumit Kisah Alexis yang Ditutup Anies

Ruang bersantai di Hotel Alexis (Foto: alexisjakarta.com)

thayyibah.com :: Pemerintah Provinsi DKI secara resmi tidak memperpanjang izin Hotel Alexis dan Griya Pijat Alexis. Alexis tidak boleh lagi beroperasi.

Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Sandiaga Uno memang sedari awal masa-masa pilkada menyatakan ingin menutup hotel warna-warni ini. Sebab menurut mereka di tempat tersebut merupakan tempat prostitusi terselubung.

Hari ini Anies menegaskan, kegiatan yang melanggar norma asusila di Hotel Alexis seperti sudah menjadi rahasia umum. Laporan terkait adanya kegiatan asusila ini juga sudah diterima Anies sebagai bahan pertimbangan Pemprov DKI Jakarta memutuskan kebijakan.

Menurut keterangan dari situs Alexis, alexisjakarta.com, hotel ini terdiri dari 7 tingkat. Di masing-masing tingkatnya terdapat fasilitas yang berbeda-beda, dari mulai diskotek, restoran, tempat karaoke hingga tempat spa.

Alexis buka setiap hari dari mulai pukul 13.00 hingga 03.00 WIB. Pada hari Sabtu dan Minggu biasanya tempat ini lebih ramai.

Yang menjadi sorotan adalah diskotek atau kelab yang ada di Hotel Alexis. Di sana, sering kali disebut-sebut ada penari-penari seksi yang siap menghibur para pengunjungnya.

Masih dikutip dari situs alexisjakarta.com, kelab tersebut bernama 4Play Club yang berada di lantai dasar Hotel Alexis. Lokasinya persis di sebelah kiri lobi utama.

Penari yang tampil di kelab itu terdiri dari penari dari Indonesia maupun luar negeri.

Namun ada satu hal yang perlu dicatat. Setiap pengunjung Alexis dilarang merekam aktivitas apa pun selama di sana melalui ponsel mereka.

Sejak tahun lalu, keberadaan Alexis ini memang memunculkan perdebatan. Gubernur DKI Jakarta terdahulu, baik Ahok maupun Djarot Saiful Hidayat, tak mau gegabah menutup Alexis tanpa bukti kuat.

“Lho pelanggarannya harus ada, penutupan itu ada prosedurnya. Kami sudah tutup Stadium, Mille’s. Kami tutup karena terbukti melanggar, ada narkoba. Untuk itu, kami tutup kan, nggak bisa ujuk-ujuk kami tutup. Jadi coba kami lihat nanti ada nggak pelanggarannya, ada nggak pengaduannya,” kata Djarot pada 14 Januari 2017 lalu.

Apa yang dipikirkan Djarot dengan Anies dan Sandiaga memang bertolak belakang. Anies dan Sandi tetap kekeh ingin menutup Alexis karena keberadaannya dianggap bisa merusak moral warga Jakarta

Hingga pada hari ini akhirnya, Anies memastikan, pihaknya punya dasar kuat dalam memutuskan hal itu, termasuk dalam menjaga moral warga Jakarta.

“Kita akan coba konsisten ke depan dan pastikan sesuai dengan janji kita. Tidak akan membiarkan praktik-praktik seperti ini melenggang begitu saja. Karena itu kita akan ambil langkah,” ucap Anies. (kumparan)

About A Halia