Breaking News

REVOLUSI MENTAL, TUAPA LELE?

Thayyibah.com:: Entah apa yang ada di kepala para “penegak” hukum di bumi khatulistiwa, hingga akal dan rasa bagai mati seribu kali? Sangat kasat mata kalau mereka “berjuang” membela pelaku kejahatan, sehingga segala cara mereka halalkan untuk dan dalam rangka pembelaannya itu. Namun, seberapa kuatkah mereka membela si Penista Al-Quran? Sadarkah mereka bahwa pada saat yg sama, mereka telah menjadi musuh umat dan musuh Allah?

Umat Islam benar-benar terlukai dan mereka menari-nari di atasnya. Apa pun tafsir tarian mereka, mereka lupa bahwa hati umat sedang berdarah dan di atas darah itu mereka menari bagai orang mabuk. Aku bertanya, “Mereka habis makan dan minum apa, sehingga mabuknya dalam keadaan sadar?” Sulit dimengerti, mengapa mereka bisa “mabuk” padahal seharusnya mereka harus sadar untuk mencegah orang lain dari kemabukan.

Aksi demi aksi umat Islam menuntut keadilan berakhir dg kecewa dan duka lara. Demonstrasi berujung tuduhan makar dan penangkapan, sementara pengadilan menjadi drama lucu yang tidak lucu. Ulama dicurigai dan dituduh makar, ditangkap tanpa alasan logis dan memorak-porandakan asas keadilan. Apa yang bisa kukatakan jika anakku yg usia SD bertanya, “Ayah, kenapa Ahok si penista agama tidak ditangkap padahal sudah tersangka, sedangkan ulama yg berdemo langsung ditangkap?” Sebagai ayah, tentu aku akan bingung menjawabnya.

Yang pasti, dengan kejadian ini, kita telah mendidik anak generasi kita dengan makna keadilan yang terinjak-injak dan penegakan hukum yang terseok-seok, miring sebelah. Revolusi mental, apa kabar, apa kareba, tuapa lele?

Kendari, 01042017

Dr Amiruddin Rahim, M.Hum

About Abu Fira Smart