Sedekah Wakaf – Daqu Agrotechno Yusuf MansurDi atas lahan 7,2 ha di Kadudampit, Sukabumi, yang berawal dari program sedekah wakaf sawah produktif, menjadi sertifikat pribadi Yusuf Mansur, kemudian jadi program Daqu Agrotechno yang lebih kental warna bisnisnya. Soal campur aduk antara bisnis dan sedekah bukan info baru soal apa yang dilakukan Yusuf Mansur selama ini. Opini Hasanudin Abdurakhman tahun 2019 ...
Read More »Business
Warung Apnormal
Dari Hits ke Hampir 𝗟𝘂𝗽𝗮Oleh : Indriatno WidiartoWarung Upnormal, siapa sih yang nggak kenal nama ini beberapa tahun lalu? Tempat nongkrong yang dulunya selalu penuh anak muda dengan konsep unik: mie instan naik kelas, topping mewah, dan suasana ala kafe modern.Namun, dari tempat yang dulu selalu ramai, kini popularitasnya mulai memudar. Apa yang sebenarnya terjadi?Awal Mula: Dari Mie Instan Jadi ...
Read More »𝗔didas, Puma dan Nike
Rivalitas Seawet Sepatu MerekaOleh : Indriatno WidiartoKisah lahirnya Adidas dan Puma berawal dari perseteruan dua bersaudara asal Jerman, Adolf (Adi) Dassler dan Rudolf Dassler.Sebelum jadi merek global seperti sekarang, keduanya mendirikan pabrik sepatu bernama Gebrüder Dassler Schuhfabrik (Pabrik Sepatu Saudara Dassler) pada 1924 di Herzogenaurach, Jerman.Mereka sukses besar, terutama saat sepatu mereka dikenakan atlet Jesse Owens yang memenangkan empat medali ...
Read More »PAM Yusuf Mansur “Disuntik Mati” OJK
Akibat Tidak Amanah?Perusahaan menejer investasi milik Jam’an (Yusuf) Mansur dicabut izin usahanya oleh pemerintah, akibat banyak pelanggan yang dilakukan perusahaan itu. Gambaran amanah yang minus.
Read More »Simadu Sarireja
Oleh: Joko Intarto Cerita tentang nanas ini populer tahun 90-an. Saat saya baru menjadi wartawan Jawa Pos. Alkisah, Subang begitu terkenalnya sebagai sentra buah nanas. Entah siapa yang memperkrnalkan, sampailah kisah nanas madu itu ke telinga pengusaha pengalengan buah tropis di Amerika Serikat. Singkat cerita ia tertarik untuk mengalengkan buah nanas Subang. Ia utus orang kepercayaannya untuk datang ke Indonesia ...
Read More »Pengusaha Drop Out
Oleh: Joko Intarto Reza Saya kembali menemukan contoh pembenar joke ini: Orang pintar jadi karyawan di perusahaan milik orang bodoh. Satu produk unik yang lahir gara-gara wajib kerja di rumah saja selama pandemi. Pria muda yang necis itu langsung memperkenalkan dirinya begitu tiba di stand pameran frame kacamata berbahan kayu di selasar ballroom Hotel Pullman di Podomoro City, Jakarta Barat, ...
Read More »Pesantren Nasi Bungkus
Oleh: Joko Intarto Namanya Yusrin Yunus. Usianya 45 tahun. Tinggal di Makassar, Sulawesi Selatan. Pekerjaan pengusaha warung makan Nasi Kuning Bunda. Outletnya ada dua: Satu di teras rumahnya. Satu lagi outlet bergerak menggunakan mobil Daihatsu Grand Max yang direstorasi. Sebelum bebisnis warung makan, Yusrin bekerja di Wonokoyo, salah satu perusahaan pakan ternak raksasa di Indonesia. Latar belakang pendidikannya memang mendukung. ...
Read More »Email Tempe
Oleh: Joko Intarto Malam ini saya kembali tidur beralas tikar lipat di emperan ICU RS Permata Bunda, Purwodadi. Di dalam ruang steril itulah ibu saya terbaring dengan aneka macam selang dan layar monitor. Dua bulan lalu saya tidur di emperan itu pula. Sepuluh malam. Menunggui ibu yang ngedrop setelah dua bulan kesulitan tidur. Dampak serangan Covid-19. Setelah mengerjakan dua proposal ...
Read More »The Death of TEMPO
Oleh: Setiardi Beberapa hari lalu saya ke rumah seorang kawan di Bogor. Di meja terasnya ada Majalah Tempo edisi tenggelamnya kapal selam milik TNI Angkatan Laut. Berdebu. Saya hanya melirik majalah itu. Tak tega menyentuhnya. Bukan karena isi liputannya. Tapi karena penampilan fisiknya: tipis. Sudah bertahun-tahun saya tak membeli Majalah Tempo. [Terakhir beli tahun 2014, saat Tempo menjadikan geger Obor ...
Read More »Kopi yang Tidak Meragukan
Oleh : Gus Nur Menurut rumor, kopi yang paling enak itu kopi luwak. Kopi merah yang masak terus dimakan luwak. Dlm perut luwak terjadi proses kimiawi, keluar berbentuk feses bercampur biji kopi. Nah, kemudian jadilah kopi luwak, kopi hasil proses BAB-nya luwak. Mahal memang. Ketika biji kopi biasa mencapai 40 ribu, kopi luwak feses saya pernah menjual 150 ribu/ 600 ...
Read More »
Thayyibah