Breaking News
(Foto : Istimewa)

Happy With A Cup of Coffee

Oleh: Gus Nur

(Foto : Istimewa)

Perasaan happy, seneng, bahagia, itu semakin lama semakin sulit. Karena manusia semakin lama semakin menuruti nafsu. Sementara nafsu semakin dituruti semakin menjadi-jadi.

Dulu maen saja dah senengnya amit-amit. Anak sekarang dikasih kelereng bingung diapain?

Dulu nemu gedebog pisang dah jadi kuda-kudaan keliling kampung. Sekarang malah jengkel ngerasa bikin kotor. Anak-anak sekarang kalo gak hape canggih bisa game online bawelnya minta ampun.

Itu karena nafsu yang selalu dituruti. Nurut Al-Busyiri, An-nafsu kat-thifli in tuhmilhu syabba ‘ala # Hubbir rodloo-i wa in taftimhu yanfathimi.  (Nafsu itu ibarat anak kecil, jika engkau biarkan maka makin besar akan terus menyusu. Tapi jika engkau sapih dia, maka akan berhenti menyusu)

Jadi perasaan senang itu semakin lama semakin susah didapat. Karena manusia semakin meninggikan standarnya.

Dulu suatu hal bisa menyenangkan, sekarang malah menjengkelkan. Dulu pas kemanten baru sueneeeng banget, begitu kemanten bau jadi berantem mulu.

Always happy itu gak gampang juga. Apalagi kalo gak ada kopinya, beuh.

Awal puasa ini, viral hadits yang konon palsu, tapi saya seneng maknanya. Man fariha bi dukhuuli romadlon # harromaLloohu jasadahu ‘alan niiroon. (Siapa yang senang dengan masuknya bulan Ramadhan # Maka Allah haramkan jasadnya masuk neraka).

Terlepas status hadits, perasaan senang dengan adanya Ramadhan itu sekarang susah didapat. Sedari kecil saya kalo datang Ramadhan sueneng banget. Apalagi beberapa tahun lalu. Seringnya gak perlu ngasih uang belanja selama hampir sebulan, karena tiap hari disupport tetangga.

Tapi sekarang malah ketemu orang yang mengeluh datangnya Ramadhan. Karena THR-lah, omzet turun-lah, bingung laen-laen lah…

Seneng dengan datangnya Ramadhan ternyata gak semua bisa.  Jadi menumbuhkan rasa seneng itu juga perlu dilatih, dipelajari dan diusahakan. Perasaan seneng, bahagia itu mudah didapat jika setiap hari manusia melatih bersyukur atas segala keadaan. Selalu melihat sisi positif atas segala kondisi. Dan semakin mudah ketika selalu tersaji secangkir kopi.

Dan, akhirnya sebagai persiapan Ramadhan, jangan lupa menyediakan kopi-kopi berkualitas untuk buka bersama, tadarus di masjid musholla, atau secangkir saja sebelum subuh.

About Redaksi Thayyibah

Redaktur