Breaking News
Prabowo dan anak-anak saat kampanye pilpres tahun lalu (Foto : JawaPos0

Catatan Cinta Lansia (27)

Qania dan Jenderal Prabowo

Oleh : Pipiet Senja

 

Prabowo dan anak-anak saat kampanye pilpres tahun lalu (Foto : JawaPos0

Anno 7 Mei 2020

Nah, hari ini, tanggal 7 Mei, giliran Athena Qania Zikaranasya yang ulang tahun ke 7. Qania cucu Manini ke 4 dari putriku, Butet. Semoga Qania senantiasa dilindungi dan diberkahi Allah Swt. Menjadi anak solehah dan mumpuni.

Tentang cucuku yang satu ini, ada banyak kisah nano-nano jua. Kadang lucu menggemaskan. Kadang mengharu biru seperti setahun lalu. Ceritanya Manini aktivis bareng emak emak relawan 02. Qania keukeuh malam itu sebelum dibawa bapaknya, minta bongkar celengan.

“Ini titip ya Manini, tolong kasihkan ke Jenderal Prabowo.”

Efek ngefans PS. Begini, Manini cerita awalnya dia tanya tentang PS. Karena sering lihat Manini pulang Aksi. Kalau ditanya, jawabnya: “Manini lagi dukung Prabowo.”

“Manini siapa Prabowo itu?”

Manini jawab ketika itu, “Jenderal yang dikhianati.”

“Oh, kayak kancil yang dibohongi buaya ya?”

“Iya Nak,” jawabku apa adanya.

“Terus Jenderal Prabowo mau ngapain?” cecarnya dengan sepasang bening matanya.

“Mau jadi presiden.”

“Ooh, gara gara Jokowi suka bohong ya?”

“Kok Qania tahu?”

 

“Tahulah dari tipi. Katanya waktu itu Jokow kasih traktor, eeeh diambil lagi….”

Seru saja, Qania minta diceritakan tentang Jenderal Prabowo. Ya, Manini ceritakan saja seperti yang kutahu dengan bahasa kanak-kanak. Sampai pada satu titik Qania mendadak bilang. “Manini, bongkar saja celengan Qania. Kasihkan ke Jenderal Prabowo. Biar jadi presiden ya Manini…”

Akhirnya Manini ajak dia menghitung recehan dari celengannya. Total 265 ribu rupiah! Kemudian aku transferkan ke norek yang telah viral atasnama pendukung PS.

Setahun telah berlalu. Tepat sejak Maret-Mei kami dirumahsaja dampak Covid 19. Tempohari tiba-tiba viral tentang syahadat PS. Jujur terguncang dadaku dan aku menangis dalam diam. Qania keheranan agaknya memperhatikan kelakuan neneknya.

“Kok nangisnya diam diam sih, Manini?”

“Eh, human nangis kok. Ini tadi kelilipan apaan tauk dah,” elakku.

“Puasa kok bohong sih, Manini. Batal loh biasanya!”

Duhai, Qania, maafkan. Manini tak sanggup menyampaikan berita tentang Jenderal kesayanganmu. Biarlah waktu yang akan menyuarakan kebenaran itu.

 

 

About Redaksi Thayyibah

Redaktur