Breaking News
Islamic Centre Bekasi (foto : bimasislam)

Mencari Maskot Bekasi

Oleh : Amin Idris

Islamic Centre Bekasi (foto : bimasislam)

Pernah saya menulis tentang Kota Bekasi. Bekasi itu miskin ide. Jangankan mascot, cari oleh oleh Bekasi aja susah. Tapi tulisan ini bukan untuk menghakimi pemimpin kota Bekasi, cuma sekadar mengingatkan bahwa kota Bekasi sampe wayagini belum punya mascot yang membanggakan.

Patung Lele kecapi, atau patung Bunda Maria di Harapan Indah, atawa patung Bambu Runcing di Perempatan exit tol Bekasi Timur, atau patung Tugu Patriot di taman kota Stadion itu semua hanya simbolik. Tidak menjadi ikon, tidak memberi banyak manfaat. Tanggung dan sekadar buang duit.

Bertahun tahun para pemimpin di Kota Bekasi memang tidak mampu membangun ikon kebanggaan. Gak usah jauh mengambil contoh. Depok misalnya. Ketika kota kecil di pinggir ibu kota ini disebut, orang kebayang sebuah masjid yang berkubah emas. Masjid Kubah emas.

Lihatlah, ratusan orang tiap hari berwisata ke Kubah emas. Di hari libur dan weekend, jumlahnya sampai ribuan. Bahkan dalam libur hari raya seperti idul fitri, idul adha, libur panjang atau tahun baru, jalan menuju kubah emas yang memang tidak dipersiapkan menjadi sangat sibuk.

Kubah emas menjadi pilihan berwisata yang simple. Dia lahir tanpa tanpa analisa yang dalam. Tapi dia kini membanggakan rakyat Depok. Nah, bagaimana Bekasi? Apa Anda masih mengandalkan pemimpin lama yang terbukti tidak meng-creat ini?

Dalam sebuah kesempatan, saya jumpa Cawalkot Nur Supriyanto. Dengan nada setengah menggugat, kalau terpilih punya planning apa tentang mascot Bekasi? Nur rupanya sudah menangkap aspirasi ini. Ia ini telah mencanangkannya sebagai program unggulan kelak jika anda memilihnya menjadi walikota.

Dia akan membangun Islamic World Center di Bekasi. Bukan hanya masjid, tapi di dalamnya ada berbagai aktivitas dan peninggalan budaya tentang Bekasi. Di sini juga menjadi tempat diskusi dan penelitian dan kajian, menjadi ajang pamer karya Bekasi, termasuk industri kerajinannya.

Dengan mengandalkan kemajuan teknologi informasi, orang bisa belajar manasik haji di sini dengan visualisasi enam dimensi. Seakan kita memang sedang melakukan perjalanan haji langsung. Kemajuan teknologi yang sudah begitu pesat akan diadaptasikan di sini untuk kemajuan Bekasi, untuk kemajuan rakyatnya dan untuk kemajuan dakwahnya.

Intinya, Islamic World Center adalah pusat wisata yang bernuansa religy yang bisa dinikmati oleh seluruh umat manusia di dunia. Sebuah masjid Kubah Emas aja bisa dikunjungi banyak wisatawan, apalagi ini yang terkonsep dan terencana.

Hahaha saya sudah membayangkan kamu kamu yang memang sudah terjerat kerangka berpikir macet pasti menganggap ini mimpi aja. Tapi pemimpin yang masih punya mimpi membangun jauh lebih baik dari pada yang sudah memimpin tapi tidak menghasilkan sesuatu yang monumental.

Sudahlah, kata Sir Mohammad Iqbal begini; “di jalan ini tidak ada tempat untuk berhenti. Sikap lambat berarti mati. Siapa lengah sejenak sekalipun akan tergilas,” karenanya lebih baik minggir atau bergabung aja bersama kami memenangkan pasangan nomor 2 ini, Nur – Firdaus. (3)

About Redaksi Thayyibah

Redaktur