Breaking News

Hidup Itu Bukan Lomba Lari, Melainkan Lomba Berbagi

Manfaat-Ini-Bisa-Buat-Anda-Untuk-Berbagi-ke-Sesama_321863

thayyibah.com :: 
Jika memahami bahwa kita akan mati, mana mungkin hidup hanya sekadar untuk mencari uang lalu mati. Jika tujuannya hanya untuk makan dan punya rumah, sesungguhnya kenikmatan makan dan rumah itu ya hanya sebentar lalu diberi sakit untuk proses penuaan menuju kematian. Jika hidup kita bertujuan memenuhi panggilan tugas dari Allah maka hidup kita cukup sekali untuk memberi manfaat untuk alam. Maka sebelum mati tinggalkanlah kenang-kenangan untuk alam semesta, maka engkau tidak akan pernah mati tetapi engkau akan hidup disisi Allah selamanya dan tetap dikaruniai rizki yang tidak terputus. Wa la tahsabannalldzina qutiluu fi sabilillahi amwatan bal ahya’un ‘inda rabbihim yurzaquun.
Doa Sebelum Salam :

اللهم اني اسئلك برد العيش بعد الموت، ولذة النظر الى وجهك، والشوق الى لقائك

“Ya Allah aku mohon indahnya kehidupan setelah kematian,  terpesona melihat Wajah-Mu, kerinduan berjumpa dengan-Mu.”

Seandainya kita tahu keadaan dekat Allah ada kenikmatan melampaui kenikmatan yang kita rasakan, pasti kita segera ingin pulang hidup bersama Allah.

Kisah 2 Jenis Uang

Uang Rp.1000 dan Rp.100.000 sama-sama terbuat dari kertas, sama-sama dicetak dan diedarkan oleh dan dari Bank Indonesia. Pada saat bersamaan mereka keluar dan berpisah dari bank dan beredar di masyarakat. Empat bulan kemudian mereka bertemu lagi secara tidak sengaja di dalam dompet seorang pemuda.Kemudian di antara kedua uang tersebut terjadilah percakapan.

Uang Rp.100. 000 bertanya kepada uang Rp.1000: “Kenapa badan kamu begitu lusuk dan bau amis?”

Uang Rp.1000 menjawab:
“Karena aku begitu keluar dari bank langsung ke tangan orang-orang bawahan, dari tukang becak, tukang sayur, penjual ikan dan di tangan pengemis”.

Lalu Rp.1000  bertanya balik pada Rp.100.000:
“Kenapa kamu begitu baru, rapi dan masih bersih?”

Uang Rp.100.000 menjawab:
“Karena begitu aku keluar dari bank, aku langsung disambut perempuan cantik dan beredarnya pun di restaurant mahal, hotel berbintang dan di mall, serta keberadaanku selalu dijaga dan jarang keluar dari dompet”

Lalu Rp.1000 bertanya lagi:
“Pernahkah engkau mampir di tempat ibadah?”

Dijawablah:
“Tidak pernah”

Rp.1000 pun berkata lagi: “Ketahuilah, walaupun badanku seperti ini adanya, setiap Jum’at /Minggu  aku selalu mampir di mushola, masjid, serta di tangan fakir miskin dan anak yatim piatu. Bahkan aku selalu bersyukur kepadaTuhan,  Aku dipandang manusia bukan dari sebuah nilai. Tapi yang di pandang adalah sebuah manfaat.”

Akhirnya menangislah uang Rp.100.000  karena merasa besar, hebat, tinggi tetapi tidak begitu bermanfaat selama ini.”

Jadi bukan seberapa besar penghasilan kita,
Tapi seberapa bermanfaat penghasilan kita itu.
Karena kekayaan bukanlah untuk kesombongan.
Siapkan uang TERBAIK untuk shodaqoh di masjid.

 

 

Sumber: afiqie.com

About A Halia