Breaking News

Dr. Hariman Siregar: Pilkada Paling Memalukan, Negara Sebagai Timses Ahok

 

Hariman siregar

 

*Surat terbuka DR. HARIMAN SIREGAR* “Kejinya Pemerintah, Tega Membodohi Rakyat Demi Menangkan Jagoan Istana”.

thayyibah.com :: Jakarta – Tokoh dan Aktivis Malari DR.Hariman Siregar kecewa dgn pemerintah saat ini yg sudah tidak netral dalam menjalankan roda pemerintahan dengan sistem demokrasi. Kekecewaan tsb dituangkan dalam surat terbuka yang ditulis langsung oleh Hariman Siregar, berikut isi surat tsb :

“Tulisan ini saya buat dgn sepenuh kekecewaan. Tidak sampai nalar saya menyikapi manuver-2 politik dalam Pilkada DKI Jakarta, yg kian lama kian kental nuansa main kayunya. Kekuasaan ambrol, bukan lagi unt memperkuat yg benar, melainkan mati-2an membela jagoannya. Demi kemenangan jagoan versi istana, bahkan melacurkan kebenaran, menginjak moralitas politik pun dilakukan. Sungguh tragis.

Rakyat menyaksikannya dengan hati ber keping-a. Di mana hati nurani penguasa? Apakah penguasa melihat rakyat cuma sbg kumpulan orang-2 bodoh yang bisa dengan gampang dibodohi?.

Bagaimana mungkin suatu perkara yg sudah terang duduk-tegaknya, salah-benarnya, bisa dipelintir dgn begitu kasar tanpa rasa bersalah? Ahok yg sudah jelas-2 menista agama Islam, sampai saat ini tidak kunjung ditahan meski sudah duduk di kursi terdakwa. Padahal, kasus-2 serupa dengannya, spt Arswendo Atmowiloto, Permadi atau Lia Eden langsung ditahan. Ketika Ahok menghina K.H. Ma’ruf Amin, Menteri Luhut B Pandjaitan langsung turun tangan. Bahkan demi Ahok, presiden sampai bertindak melanggar UU Pemda karena tidak memberhentikan sementara Ahok yg sudah berstatus terdakwa kasus penistaan agama._

Pilkada DKI Jakarta terancam tidak demokratis. Pilkada Jakarta terancam ambruk dari transisi kekuasaan secara demokratis, menjadi rentetan aksi main kayu, aksi tipu-tipu rakyat.

Celakanya, penguasa yg seharusnya menjadi suriteladan rakyat malah terkesan menjadi sumber masalah adalah gejolak sosial-politik ini. Penguasan yg terjangkit syndrom paranoid mempemerkosa demokrasi demi mempertahankan ambisi kekuasaannya.

Apa yg terjadi hari ini membuat saya merindukan Pilkada Jakarta th 2012 yang berlangsung demokratis itu. Di mana penyelengara, paslon, pemilih sampai penguasan bahu-membahu unt mewujudkan kontestasi politik yg fair, beradab dan berkeadilan. Tidak ada tipu-2 rakyat di sana, apalagi aksi main kayu ala penguasa.

Sejak perhelatan Pilkada DKI Jakarta, kita sama-2 saksikan aparat keamanan se olah-2 berubah menjadi tim pemenangan kandidat dgn menggembor-gemborkan kasus-2 hukum kandidat penantang petahana. Ada yang dipanggil ke kantor polisi, ada yang dihantam pemberitaan negatif berbasiskan pernyataan aparat hukum. Tujuanya jelas, untuk menjatuhkan elektabilitas para penantang petahana._

Inilah Pilkada paling memalukan dalam sejarah ibukota Indonesia. Demokrasi diperkosa di sini. Moralitas dibunuh ambisi kekuasaan. Para pelakunya mengenakan topeng tanpa dosa; se olah-2 mereka tidak tersangkut dalam distorsi kedaulatan rakyat ini. Akibatnya, jika dahulu, pelacuran kebenaran adalah pebuatan nista, kini pelaku malah dielu-elukan sebagai pembela demokrasi, sbg pejuang hukum.

Tragisnya, semua itu dilakukan dengan cara mem bodoh2-i rakyat. Pun ketika aksi pembodohan itu sudah kental diketahui hitam-putihnya oleh rakyat sendiri. Betapapun carut-marutnya, kita masih memiliki harapan. Rakyat Jakarta adalah benteng terakhir unt mencegah distorsi demokrasi ini kian mengamuk dan menghancurkan sendi-2 tata kehidupan Jakarta._

Rakyat harus bergerak untuk menghukum pemimpin yg zalim, sekalipun, pemimpin yg zalim itu nyata-2 didukung oleh penguasa di level puncak. Jangan takut, jangan abai. Hari ini adalah satu peluang besar bagi rakyat dalam jangka 5 tahun ke depan. Pillada 2017 adalah peluang rakyat untuk mendapuk pemimpin yang demokratis, tidak zalim, tidak gandrung memfitnah dan didukung tukang fitnah. Ini peluang unt menciptakan Jakarta untuk semua. Jakarta untuk rakyat!”

Oleh : Dr. Hariman Siregar

About A Halia