Oleh: Joko Intarto Arti ‘Honoris Causa’ yang tepat mungkin ini: Di balik gelar itu ada honornya. Pentingkah pencantuman gelar akademik seseorang? Saya menganggap tidak penting. Tapi bagi sebagian orang, gelar itu penting banget. Dulu, pada awal menjadi wartawan Jawa Pos, saya pernah dipanggil seorang pejabat humas di sebuah instansi, gara-gara tidak menyebutkan gelar bossnya dalam pemberitaan. Kata pejabat itu, ...
Read More »Redaksi Thayyibah
Senjakala Myanmar
Oleh: Setiardi Ini foto saya di Naypyidaw, ibukota baru Myanmar. Saya sudah tiga kali berkunjung ke negeri yang panas itu. Berburu batu akik. Kualitas batu Myanmar diakui dunia. Harganya murah. Untaian batu saya jadikan gelang Mamak di toko perhiasan Cikini, Jakarta. Biasa Mamak pakai untuk Lebaran. Banyak pelajaran yang saya petik di Myanmar. Salah satunya: kegagalan ibukota baru. Ya, junta ...
Read More »Malam Barokah
Oleh: Setiardi Saya sampai Menara Kudus, berniat silaturahim dengan Mbah Sunan Kudus, jam 10.30 malam. Pintu makam [ternyata] sudah ditutup. Ratusan peziarah hanya diperbolehkan di luar pagar makam. Mereka tetap khusyuk berzikr. Saya tanya seorang penjaga, apakah bisa masuk? “Makam sudah tutup. Baru buka setelah salat subuh,” ujar penjaga. Tapi ada Pak Kuncen, yang memandangi saya. Dari kepala sampai kaki. ...
Read More »Mati Sebelum Mati
Oleh: Davy Byanca Ada sementara orang mengira bahwa hubungan antara hamba dengan Tuhan menyerupai hubungan anak dengan orang tuanya; si anak membutuhkan keduanya ketika masih kecil saja. Saat dewasa ia sudah tidak membutuhkan keduanya lagi. Bahkan bisa jadi ketidakbutuhan itu mendorong dirinya menjadi anak durhaka dan menampik kebaikan kedua orang tuanya. Tidak! Hubungan hamba dengan Tuhan tidaklah seperti itu. Kebutuhan ...
Read More »Akhir Mengerikan
Oleh: Satria Hadi Lubis Saya termenung lama membaca quote Seno Gumira Ajidarma pada meme di bawah ini. Renungan yang juga saya alami puluhan tahun lalu, yang sampai sekarang juga masih saya perjuangkan untuk tidak bernasib mengerikan seperti yang disebutkan Seno : “hanya akan berakhir dengan pensiun tidak seberapa”. Memang mengerikan bekerja habis-habisan seakan terjebak dengan rutinitas dan akhirnya benar-benar habis ...
Read More »Mbah Bayan Menteng
Oleh: Joko Intarto Saya sangat senang melihat foto kiriman Pak Lambang Saribuana ini. Ada tempe Mbah Bayan dalam boks makan siang gratis yang dibagikan ke panti asuhan dan jamaah salat Jumat di Masjid At-Tanwir, PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat. Tempe tersebut diolah UKM binaan Lazismu Grobogan menjadi rendang tempe. Setelah dikemas hampa udara, rendang tempe dikirim ke Lazismu Kantor Layanan ...
Read More »Yogyakarta Berhati Ratnawati
Oleh: Salim A. Fillah Kamis Pahing, 7 Oktober 1756, Sri Sultan Hamengkubuwono I (1717-1792) hijrah dari Pesanggrahan Ambar Ketawang di Gamping memasuki Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang selesai dipersiapkan sebakda Perjanjian Giyanti atau Palihan Nagari pada 13 Februari 1755. Keraton baru ini dibangun di Pesanggrahan Garjitowati yang telah masyhur sejak zaman awal Kesultanan Mataram Islam, terletak di dekat Umbul Pacethokan di ...
Read More »Muslim Dzimmi dan Moderasi
Oleh: Doni Riw Di dalam Islam ada dua kategori kafir: Kafir Harbi dan Kafir Dzimmi. Kepada Kafir Dzimmi, muslimin diperintahkan untuk melindungi harta, jiwa, dan kehormatannya. Sedangkan kepada Kafir Harbi diperintahkan tegas, keras, bahkan perlu diperangi. Kafir Harbi adalah orang kafir yang memusuhi Islam. Menghalangi dan memerangi Islam dan Syari’atNya. Sedangkan Kafir Dzimmi adalah orang kafir yang hidup di dalam ...
Read More »Sauna Menua
Oleh: Joko Intarto Bikin tempe skala kecil ternyata beda dengan skala menengah. Pasti juga akan berbeda pada skala besar. Ternyata mengelola jamur tempe itu gampang-gampang susah. Sejak tanggal 1 Oktober 2021, tempe Mbah Bayan berproduksi dengan fasilitas kerja baru. Ada mesin pengupas kulit kedelai dan ruangan khusus untuk merendam, merebus, menguleni ragi, membungkus dan memeram. Harapan saya produksi tempe bisa ...
Read More »Konsep Rezeki
Oleh: Satria Hadi Lubis Suatu ketika, saya pernah datang kepada seorang guru dan bertanya : “Guru, sebenarnya bagaimanakah konsep rejeki itu? Kenapa diluar sana banyak orang yang bekerja siang malam tapi rejekinya segitu-gitu aja, di sisi lain ada orang yang bekerjanya santai tapi uangnya banyak.” Sang guru pun menjawab : “Pada dasarnya rejeki itu ibarat hujan yang turun dari langit. ...
Read More »