Masih ada aktivitas di kantor Paytren di Bandung. Tapi sesungguhnya Paytren sudah tak ada geliat, seperti menunggu nafas penghabisan. Sementara gugatan para karyawannya terus berjalan dan bakal ada gugatan berikut dari karyawan yang lain.  

  Produk reksadana di perusahaan menejer investasi milik Jam’an (Yusuf) Mansur ditutup karena tak ada uang. Masyarakat sudah tak percaya uang investasinya dikelola Jam’an. Biar begitu masih ada “mesin”  pengumpulan uang  masyarakat lain milik Jam’an. Dari perkara Jam’an di PN Jaksel, Zaini Musthafa akan memberikan keterangan.

  Diantara iming-imingi Jam’an (Yusuf) Mansur menarik investasi batubara dari jamaah masjid Darussalam, Cibubur adalah untuk mencetak seribu hafidz. Setelah lebih dari 10 tahun uang investa tak kembali seribu tahfidz tak pernah ada.  

Sepuluh tahun lalu, Leny Paulina dan suaminya bekerja serabutan dan menabung untukku berinvestasi dengan Jam’an (Yusuf) Mansur. Kini mereka meminta kembali pokok investasi dan keuntungan yang dijanjikan Jam’an. Bisakah Jam’an dan para pembelanya kembalikan uang suami isteri ini?

Tanah seluas 21 ha milik 17 keluarga di Kampung Jengkol, Desa Leuwibatu,   Rumpin, Bogor dibuat terkatung-katung oleh Jam’an (Yusuf) Mansur.

  Tahun lalu, Jam’an (Yusuf) Mansur mengajak orang daftarkan anak di Daarul Mansur, di Rumpin, Bogor. Orang juga diajak bersedekah membeli lahan itu. Sayang tanahnya belum dibayar sehingga kembali lagi ke pemiliknya. Sebuah modus yang awalnya dikira sekedar isu.  

  Perjalanan mengkritisi Jam’an (Yusuf) Mansur bisa dibaca dari isi buku-buku ini. Dari gugatan Zaini Musthafa terhadap Jam’an di PN Jakarta Selatan.  

  April lalu, ketika perselisihan jamaah masjid Al Hurriyah, Kebon Sirih, Jakarta Pusat dengan MNC sedang memanas, Jam’an (Yusuf) Mansur mengunjungi Masjid Al Hurriyah baru yang berada di Pejaten, Jakarta Selatan. Apakah Jam’an disuruh atau inisiatif sendiri? Ada apa antara Jam’an dengan perselisihan Al Hurriyah?  

  Jam’an (Yusuf) Mansur, keluarganya, pendukung dan pemujanya pasti tertawa girang mendengar ada investor dia yang “menyerah”.

  Selain Daqu sebagai pesantren, Jam’an (Yusuf) Mansur juga mau punya perusahaan bernama Daqu, lengkapnya PT. Daqu Baja Indonesia. Jadi, jika Jam’an meminta sedekah/infak atau saat memberikan sedekah/infak kepada Jam’an kita perlu mempertegas, untuk Daqu yang mana..?