Breaking News
Abah Alwi

𝐖𝐀𝐑𝐓𝐀𝐖𝐀𝐍 𝐓𝐄𝐋𝐀𝐃𝐀𝐍 πˆπ“π” 𝐓𝐄𝐋𝐀𝐇 ππ„π‘π†πˆ

Oleh: Asro Kamal Rokan

Abah Alwi

INNALILLAHI WA INNA ILAIHI RO’JIUN. Kabar duka beredar di berbagai group WhatsApp, Kamis (17/09/20) subuh tadi. Alwi Shahab, wartawan dan sejarawan Betawi, berpulang ke Rahmatullah dalam usia 84 tahun.

Abah Alwi — begitu kami biasa menyapanya — wartawan yang kami teladani. Dalam usianya yang sepuh, Abah terus menulis kolom di π‘…π‘’π‘π‘’π‘π‘™π‘–π‘˜π‘Ž. Profesi wartawan seakan tiada akhir baginya, meski fisiknya terus melemah dimakan usia.

Produktivitas Abah hampir tanpa tanding. Sepuluh buku telah ditulis Abah. Buku pertamanya, π‘…π‘œπ‘π‘–π‘›β„Žπ‘œπ‘œπ‘‘ π΅π‘’π‘‘π‘Žπ‘€π‘–, diterbitkan π‘…π‘’π‘π‘’π‘π‘™π‘–π‘˜π‘Ž pada 2001 — di saat usia Abah 65 tahun. Buku pertama ini disusul sembilan buku lainnya. Buku terakhirnya berjudul π‘Šπ‘Žπ‘˜π‘‘π‘’ π΅π‘’π‘™π‘Žπ‘›π‘‘π‘Ž π‘€π‘Žπ‘π‘’π‘˜, πΏπ‘Žβ„Žπ‘–π‘Ÿπ‘™π‘Žβ„Ž π΅π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘£π‘–π‘Ž, diterbitkan pada 2013. Saat itu usia Abah 77 tahun.

Abah dilahirkan di Jakarta, 31 Agustus 1936. Karier kewartawannya dimulai dari πΎπ‘Žπ‘›π‘‘π‘œπ‘Ÿ π΅π‘’π‘Ÿπ‘–π‘‘π‘Ž π΄π‘Ÿπ‘Žπ‘π‘–π‘Žπ‘› π‘ƒπ‘Ÿπ‘’π‘ π‘  π΅π‘œπ‘Žπ‘Ÿπ‘‘ di Jakarta. Pada 1963, Abah bergabung sebagai wartawan πΎπ‘Žπ‘›π‘‘π‘œπ‘Ÿ π΅π‘’π‘Ÿπ‘–π‘‘π‘Ž π΄π‘›π‘‘π‘Žπ‘Ÿπ‘Ž dengan liputan kepolisian, kota, parlemen, ekonomi, hingga wartawan di Istana. Pensiun dari 𝐴𝑛taπ‘Žπ‘Ÿπ‘Ž pada 1993, Abah — abang kandung sutradara film Ali Shahab (alm) — ini ditarik Mas Parni Hadi ke π‘…π‘’π‘π‘’π‘π‘™π‘–π‘˜π‘Ž.

Salah satu karya Abah Alwi

Saya mengenal Abah pada 1995, saat saya bergabung di Harian π‘…π‘’π‘π‘’π‘π‘™π‘–π‘˜π‘Ž. Perawakannya tinggi, berkulit putih, berkacamata. Sering sekali Abah mengenakan baju lengan panjang biru bergaris-garis dan sepatu sendal. Dalam usianya yang sepuh, Abah tetap rajin ke lapangan. Mewawancarai berbagai sumber, terutama soal sejarah Betawi.

Berbeda dengan kebanyakan wartawan muda π‘…π‘’π‘π‘’π‘π‘™π‘–π‘˜π‘Ž saat itu, Abah tidak menggunakan alat perekam, melainkan menulis di buku tulis sekolah. Buku tulis tersebut selalu ada dalam kantongnya. Setiba di kantor, Abah menulis ulang tulisan tangannya di layar komputer. Abah juga rajin ke perpustakaan, membaca berbagai buku untuk mendukung tulisannya. Jika ragu, Abah tidak segan bertanya pada wartawan-wartawan junior.

Abah sangat menyenangkan. Setelah menyelesaikan tugas — atas inisiatif sendiri karena redaktur membebaskan Abah menulis yang disukainya — Abah bergabung dengan redaktur dan wartawan muda di beranda lantai empat ruang redaksi. Di sini, Abah berkisah banyak hal, termasuk pengalamannya, yang diikuti humor-humor segar. Kami tertawa dan sering pula kami minta Abah bercerita lagi.

Kewartawanan adalah dunia Abah, profesi yang digelutinya sejak 1960, sudah mendarah-daging. Meski kehidupannya mapan, bahkan anaknya ada di Amerika Serikat, Abah tidak dipensiunkan, seperti karyawan lain. Kami khawatir, jika dunia kewartawanan dipisahkan darinya, akan berpengaruh pada kesehatannya.

Abah Alwi (tengah), penulis (kanan berbatik) dan kawan-kawan (Foto-foto : dokumen Asro Kamal Rokan)

Pada 2003 atau mungkin sebelumnya, manajemen π‘…π‘’π‘π‘’π‘π‘™π‘–π‘˜π‘Ž memberi perlakuan khusus pada Abah, silakan datang ke redaksi atas keinginannya, silakan menulis apa yang dikehendakinya. Ketika usianya 80 tahun, π‘…π‘’π‘π‘’π‘οΏ½οΏ½π‘–π‘˜π‘Ž mengadakan syukuran dengan tema 50 Tahun Karya Emas Abah Alwi, pada Agustus 2016.

Abah teladan bagi wartawan-wartawan yunior. Ratusan karya tentang sejarah Jakarta, asal-usul nama jalan dan gedung di Jakarta, telah ditulisnya, baik dalam bentuk tulisan lepas, rubrik kebudayaan, rubrlik Sketsa Jakarta, dan Nostalgia. Tulisan-tulisan tersebut telah diterbitkan π‘…π‘’π‘π‘’π‘π‘™π‘–π‘˜π‘Ž dalam sepuluh buku, antara lain π΅π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘£π‘–π‘Ž πΎπ‘œπ‘‘π‘Ž π»π‘Žπ‘›π‘‘π‘’; π‘€π‘Žπ‘Ÿπ‘–π‘Ž π‘£π‘Žπ‘› 𝐸𝑛𝑔𝑒𝑙𝑠: π‘€π‘’π‘›π‘Žπ‘›π‘‘π‘’ π»π‘Žπ‘π‘–π‘ πΎπ‘€π‘–π‘‘π‘Žπ‘›π‘”; π‘Šπ‘Žπ‘˜π‘‘π‘’ π΅π‘’π‘™π‘Žπ‘›π‘‘π‘Ž π‘€π‘Žπ‘π‘’π‘˜, πΏπ‘Žβ„Žπ‘–π‘Ÿπ‘™π‘Žβ„Ž π΅π‘’π‘‘π‘Žπ‘€π‘–. Penguasaannya tentang Batavia, bagi kami, Abah Alwi layaknya ensiklopedia berjalan.

Dalam empat tahun terkhir ini, kondisi Abah semakin rapuh. Namun semangatnya untuk menulis terus bergelora. Abah minta bantuan Darmin. Abah mendiktekan tulisannya, Darmin — yang wafat beberapa bulan lalu — mengetik tulisan Abah.

Menurut Irfan Junaidi, pemimpin redaksi π‘…π‘’π‘π‘’π‘π‘™π‘–π‘˜π‘Ž, tulisan terakhir Abah di edisi cetak π‘…π‘’π‘π‘’π‘π‘™π‘–π‘˜π‘Ž dimuat pada 5 April 2016. Judulnya π‘‚π‘Ÿπ‘Žπ‘›π‘” πΆπ‘–π‘›π‘Ž π½π‘’π‘”π‘Ž π΅π‘’π‘Ÿπ‘˜π‘’π‘›π‘—π‘’π‘›π‘” π‘˜π‘’ π‘€π‘Žπ‘˜π‘Žπ‘š π»π‘Žπ‘π‘–π‘ 𝐻𝑒𝑠𝑒𝑖𝑛. Sedangkan edisi π‘œπ‘›π‘™π‘–π‘›π‘’, tulisan terakhir pada 18 Juli 2020, berjudul 𝐺𝑒𝑑𝑒𝑛𝑔 π΅π‘Žπ‘π‘π‘’π‘›π‘Žπ‘ ; πΏπ‘œπ‘—π‘– π‘Œπ‘Žβ„Žπ‘’π‘‘π‘– π‘’π‘›π‘‘π‘’π‘˜ 𝐴𝑑𝑖𝑙𝑖 π‘‡π‘œπ‘˜π‘œβ„Ž 𝑃𝐾𝐼.

Abah mengajarkan kepada kami, profesi wartawan tidak boleh berhenti, teruslah menulis sampai batas kemampuan.

Abah pergi selamanya, meninggalkan banyak warisan: buku-buku dan keteladanan. Semoga Allah Subhanahu wa ta’ala menempatkan Abah, yang kami cintai, di Jannatun Na’iim — Surga yang Penuh Kenikmatan.

Pergilah Abah menemui Maha Pencipta, meski kami sungguh kehilangan ….

About Redaksi Thayyibah

Redaktur