Breaking News
Ilustrasi Seorang Pemimpin

Kriteria Pemimpin Sejati

Ilustrasi Seorang Pemimpin
Ilustrasi Seorang Pemimpin

thayyibah.com :: Menjadi pemimpin adalah amanah. Amanah kepemimpinan tentu sangat berat jika dibandingkan dengan orang-orang yang dipimpin. Pemimpin dalam Islam adalah orang yang dipercaya untuk mengemban sebuah amanah. Baik tidaknya seorang pemimpin pasti akan berimbas kepada siapa yang dipimpinnya.

Jika pemimpin yang terpilih adalah orang yang jahil/bodoh dan tak faham syariat Allah Swt, maka tunggulah kehancurannya. Karena itu, berhati-hatilah menjadi pemimpin sebab di akhirat kelak dia tidak hanya mempertanggungjawabkan dirinya saja tapi juga mempertanggungjawabkan kepemimpinannya atas umat yang dipimpinnya.

Ada pun pemimpin yang baik (memimpin sesuai syari’at Allah swt), maka insya Allah dia akan selamat saat mempertanggungjawabkan semua urusannya di hadapan Allah kelak. Sebaliknya, pemimpin yang jahil dan memimpin umat jauh dari rambu-rambu syari’at Allah swt., maka akan mendapat balasan yang setimpal.

Islam mengabarkan ada beberapa ciri dari seorang pemimpin yang kelak insya Allah akan selamat baik di dunia maupun di akhirat. Ciri-ciri pemimpin menurut Islam itu antara lain:

1.  Beriman dan Gemar Beramal Shaleh

Memilih pemimpin yang beriman, bertaqwa, selalu menjalankan perintah Allah dan RasulNya, adalah suatu keharusan bagi seorang Muslim. Karena ini merupakan jalan kebenaran yang membawa kepada kehidupan yang damai, tentram, dan bahagia dunia maupun akherat. Selain itu, pilihlah pemimpin yang gemar beramal shaleh. Sebab amal shaleh adalah wujud dari keimanan seorang pemimpin.

2.  Niat yang Lurus

Hendaklah saat menerima suatu tanggung jawab, dilandasi dengan niat sesuai dengan apa yang telah Allah perintahkan. Karena suatu amalan itu bergantung pada niatnya, itu semua telah ditulis dalam HR. Bukhari-Muslim.

Dari Amīr al-Mu’minīn, Abū Hafsh ‘Umar bin al-Khaththāb r.a, dia menjelaskan bahwa dia mendengar Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya setiap amal perbuatan tergantung pada niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) sesuai dengan niatnya. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa yang hijrahnya karena urusan dunia yang ingin digapainya atau karena seorang wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya sesuai dengan apa yang diniatkannya tersebut” Karena itu hendaklah menjadi seorang pemimpin hanya karena mencari keridhoan ALLAH saja dan sesungguhnya kepemimpinan atau jabatan adalah tanggung jawab dan beban, bukan kesempatan dan kemuliaan.

3. Laki-Laki

Dalam Al-qur’an surat An nisaa’ (4) :34 telah diterangkan bahwa laki laki adalah pemimpin dari kaum wanita.

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh ialah yang ta’at kepada Allah lagi memelihara diri (maksudnya tidak berlaku serong ataupun curang serta memelihara rahasia dan harta suaminya) ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara “(mereka; maksudnya, Allah telah mewajibkan kepada suami untuk mempergauli isterinya dengan baik).

Ayat ini menegaskan tentang kaum lelaki adalah pemimpin atas kaum wanita. Menurut Imam Ibnu Katsir, lelaki itu adalah pemimpin wanita, hakim atasnya, dan pendidiknya. Karena lelaki itu lebih utama dan lebih baik, sehingga kenabian dikhususkan pada kaum lelaki, dan demikian pula kepemimpinan tertinggi.

Karena Nabi saw bersabda, “Tidak akan beruntung suatu kaum yang menyerahkan urusan (kepemimpinan) mereka kepada seorang wanita.” (HR. Al-Bukhari dari Hadits Abdur Rahman bin Abi Bakrah dari ayahnya).

4. Tidak Meminta Jabatan

Rasullullah saw bersabda kepada Abdurrahman bin Samurah ra. ”Wahai Abdul Rahman bin samurah! Janganlah kamu meminta untuk menjadi pemimpin. Sesungguhnya jika kepemimpinan diberikan kepada kamu karena permintaan, maka kamu akan memikul tanggung jawab sendirian, dan jika kepemimpinan itu diberikan kepada kamu bukan karena permintaan, maka kamu akan dibantu untuk menanggungnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

5. Berpegang pada Hukum Allah

Ini salah satu kewajiban utama seorang pemimpin. Allah Swt berfirman, ”Dan hendaklah kamu memutuskan perkara diantara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka.” (al-Maaidah:49).

6. Memutuskan Perkara Dengan Adil

Rasulullah saw. bersabda, ”Tidaklah seorang pemimpin mempunyai perkara kecuali ia akan datang dengannya pada hari kiamat dengan kondisi terikat, entah ia akan diselamatkan oleh keadilan, atau akan dijerusmuskan oleh kezhalimannya.” (Riwayat Baihaqi dari Abu Hurairah dalam kitab Al-Kabir).

7. Menasehati rakyat

Rasulullah saw. bersabda, ”Tidaklah seorang pemimpin yang memegang urusan kaum Muslimin lalu ia tidak bersungguh-sungguh dan tidak menasehati mereka, kecuali pemimpin itu tidak akan masuk surga bersama mereka (rakyatnya).”

8. Tidak Menerima Hadiah

Seorang rakyat yang memberikan hadiah kepada seorang pemimpin pasti mempunyai maksud tersembunyi, entah ingin mendekati atau mengambil hati. Oleh karena itu, hendaklah seorang pemimpin menolak pemberian hadiah dari rakyatnya.Rasulullah bersabda, ”Pemberian hadiah kepada pemimpin adalah pengkhianatan.” (Riwayat Thabrani).

9. Tegas

Ini merupakan sikap seorang pemimpin yang selalu di idam-idamkan oleh rakyatnya. Tegas bukan berarti otoriter, tapi tegas maksudnya adalah yang benar katakan benar dan yang salah katakan salah serta melaksanakan aturan hukum yang sesuai dengan Allah, swt dan rasulnya.

10. Lemah Lembut

Doa Rasullullah saw. “Ya Allah, siapa mengurus satu perkara umatku lalu ia mempersulitnya, maka persulitlah ia, dan siapa yang mengurus satu perkara umatku lalu ia berlemah-lembut kepada mereka, maka berlemah lembutlah kepadanya.”

11. Miliki Sifat Rasulullah saw

Seorang pemimpin dapat dikatakan baik bila ia memiliki sifat seperti yang dimiliki oleh Rasulullah saw yakni; Sidiq (jujur), Tablig (menyampaikan), Amanah (dapat dipercaya), Fatonah (cerdas).

Karena itu seorang pemimpin harus ahli sehingga dapat dipercaya. Seorang pemimpin tidak hanya perlu jujur, dapat dipercaya, dan dapat menyampaikan tetapi juga harus cerdas (intelektual, emosional lebih-lebih lagi spiritualnya).

Karena jika seorang pemimpin tidak cerdas maka ia tidak dapat menyelesaikan masalah rakyatnya dan ia tidak dapat memajukan apa dan siapa yang dipimpinnya. Semoga para pemimpin kita memiliki sebelas kriteria di atas. Wallahua’lam. (put/thayyibah)

About A Halia