Musibah datang bisa jadi karena dosa kita - Ilustrasi gambar

Mengenal Ujian, Musibah dan Azab

Beban ujian - Ilustrasi gambar
Beban ujian – Ilustrasi gambar

thayyibs.com :: Dalam hidup ini kita seringkali mendengar kata ujian, musibah atau adzab. Namun paham kah kita dengan ketiga istilah tersebut? Mari kita bahas antara ujian, musibah dan azab.

Ujian yang secara bahasa berarti ikhtibar (penyelidikan) dan imtihan (percobaan), baik berupa kesulitan maupun kesenangan, kebaikan maupun keburukan. Allah memberikan ujian kepada manusia dengαn tujuan menguji siapa hambaNya yang bersyukur atas ujian nikmat yang diperoleh dan siapa yang bersabar atas kesulitan yang menimpanya, agar diketahui siapa diantara hambaNya yang paling baik paling amalnya.

Allah telah berfirman,

“Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.” [QS Al Kahfi: 7]

“Setiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan, dan hanya kepada Kamilah kalian dikembalikan.” [QS Al Anbiya`: 35]

Ibnu Abbas pernah berkata : Allah menguji kalian dengan kesulitan dan kesenangan, kesehatan dan penyakit, kekayaan dan kemiskinan, halal dan haram, ketaatan dan kemaksiatan dan petunjuk hidayah dan kesesatan.

Allah menguji manusia dengan keburukan untuk mengetahui ketegaran dan keyakinan kepada Rabbnya, adapun ujian berupa kesenangan ternyata lebih sulit dan hanya sedikit sekali yang mampu bersabar dengan kekayaan, kesehatan, keleluasaan, apalagi kekuasaan karena banyak sekali yang harus ditahan. Ujian ini membutuhkan keluasan ilmu dan kedalaman iman. Karena semestinya orang yang beriman harus tetap pada keyakinannya baik dalam susah maupun senangnya.

Ujian adalah cara Allah mencintai hamba-Nya. Allah hendak membersihkan jiwa-jiwa manusia dengan sebuah ujian. Ketika manusia tersebut bisa melewatinya dengan baik. Maka ia telah lulus ujian dari Allah. Selain itu, ujian adalah penggugur dosa-dosa manusia. Allah hendal menyucikan kita sebelum pertemuan besar itu datang.

“Senantiasa cobaan itu datang menimpa seorang mukmin dan mukminah pada dirinya, anaknya, dan hartanya sampai dia berjumpa dengan Allah tanpa ada satupun dosa pada dirinya.” [HR. At Tirmidzi]

Jika di awal kita telah mengenal apa itu ujian, maka kali ini kita harus mengenal kata ‘musibah’. Apabila ujian dan cobaan itu bisa berbentuk kesenangan maupun kesulitan, sedangkan musibah biasanya berbentuk sesuatu yang tidak disukai.

Musibah secara bahasa identik dengan teguran atau peringatan yαng sudah menjadi ketentuan Allah terjadi karena kesalahan yαng kita perbuat. Apabila Allah menghendaki kebaikan maka Allah menyegerakan hukuman,ditegur didunia sehingga ia menjadi lebih baik dan suci dari dosa, tapi apabila Allah tidak mencintai hambaNya, ia akan tunda hukumannya akibat dr perbuatan dosa-dosanya dan akan ditunaikan di akhirat kelak.

“Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu maka dari (kesalahan) dirimu sendiri.” [QS An Nisa`: 79]

Apa saja musibah yang menimpa kalian adalah disebabkan oleh perbuatan kalian sendiri dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahan itu).” [QS Asy Syura: 30]

“Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik.” [QS Al Maidah: 49]

Sudah sangat jelas bahwa musibah datang dari diri kita sendiri. Dengan musibah yang Allah berikan, sesungguhnya Allah hendak membersihkan kita dari tumpukan dosa.

Adapun azab adalah siksaan yang Allah berikan kepada orang-orang kafir baik di dunia maupun akhirat berupa musibah dan azab di dunia sementara azab yαng lebih besar menanti di akhirat.

“Dan Sesungguhnya kami merasakan kepada mereka sebahagian azab yang dekat (di dunia) sebelum azab yang lebih besar (di akhirat), Mudah-mudahan mereka kembali (ke jalan yang benar).” [QS. As Sajdah : 21]

Orang-orang yang kafir senantiasa ditimpa bencana disebabkan perbuatan mereka sendiri atau bencana itu terjadi dekat tempat kediaman mereka, sehingga datanglah janji Allah. Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji.” [QS Ar Ra’du: 31]

Wahai kaumku, janganlah hendaknya pertentangan antara aku (dengan kamu) menyebabkan kalian menjadi jahat sehingga kalian ditimpa musibah (azab) seperti yang menimpa kaum Nuh, kaum Hud, atau kaum Shalih. Sedang kaum Luth tidak (pula) jauh (tempatnya) dari kalian.” [QS Hud: 89]

Diriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah saw bersabda,”Sesungguhnya Allah tidaklah menzhalimi seorang mukmin, diberikan kepadanya kebaikan di dunia dan disediakan baginya pahala di akherat. Adapun orang yang kafir maka ia memakan dengan kebaikan-kebaikan yang dilakukannya di dunia sehingga ketika dia kembali ke akherat maka tidak ada lagi satu kebaikan pun sebagai ganjaran baginya. “ (HR. Muslim).

 

Sumber: islampos

About A Halia