Anak cerdas merupakan salah satu hal yang membanggakan bagi orang tua. Anak cerdas tidak hanya pintar atau mengetahui jawaban dari pertanyaan yang diajukan kepadanya, namun juga merupakan seorang pelajar berbakat yang mampu memahami suatu subjek atau permasalahan secara mendalam. Apa saja yang menjadikan seorang anak cerdas? Berikut beberapa cara pendukung untuk membesarkan anak cerdas.

thayyibah.com :: Cerdas tak selalu mengenai tingkat kecerdasan kognitif melalui pengukuran IQ. Para ahli tumbuh kembang anak kini berusaha menemukan cara agar anak dapat memenuhi potensi intelektual secara menyeluruh. Dan tanpa memberikan terlalu banyak tekanan pada anak.

Menjadikan anak cerdas bisa jadi tantangan tersendiri bagi orang tua, keluarga, dan  tenaga pengajar. Berilah dukungan pada proses tumbuh kembangnya menjadi anak cerdas dengan beberapa langkah-langkah berikut ini:

Memenuhi nutrisi seimbang

Penelitian menyebutkan, secepat anak berlari saat bermain di rumah dan di sekolah, secepat itu pula otaknya bertumbuh dan berkembang. Otak anak akan mengalami pertumbuhan pesat semenjak kelahirannya hingga anak berusia 4 tahun. Masa yang tergolong kritis bagi perkembangan otak ini sangat dipengaruhi oleh asupan nutrisi yang mereka konsumsi.

Makanan sehat, seperti telur, yoghurt, biji-bijian utuh, kacang-kacangan, oat, ikan, buah dan sayuran, akan membawa pengaruh baik bagi kemampuan fokus dan kognitif anak. Sarapan merupakan salah satu waktu makan anak yang paling penting pada masa perkembangannya. Penelitian menunjukkan bahwa anak yang mengonsumsi makanan sehat saat sarapan setiap pagi, mampu memusatkan perhatian dan mengingat dengan lebih baik dibandingkan dengan anak yang tidak sarapan.

Membaca sejak dini

Aktivitas ini banyak membantu anak belajar pada masa perkembangan. Tak hanya keterampilan bahasa, namun juga belajar memusatkan perhatian hingga mengasah imajinasi. Peneliti menuturkan, anak yang membaca di rumah pada usia prasekolah memiliki kemampuan membaca lebih baik ketika masuk sekolah. Membacakan buku cerita atau dongeng pada anak juga terbukti dapat merangsang tumbuh kembang otak anak, sehingga kemampuan kognitif dan berbahasanya menjadi lebih baik.

Mengenali gaya belajar

Tiap anak belajar dengan cara yang berbeda. Mengenali hal ini dapat membantu orang tua untuk membimbing anak dalam belajar memahami dan memroses informasi dengan lebih baik. Secara umum, ada tiga kategori gaya belajar, yaitu auditorik, visual, dan fisik. Untuk anak dengan gaya belajar auditorik, akan lebih cepat belajar melalui indera pendengaran, misalnya mendengarkan penjelasan guru dan orang tua. Sedangkan gaya belajar visual akan menyerap informasi lebih baik melalui indera penglihatan, misalnya membaca buku atau melihat gambar. Kemudian, gaya belajar fisik perlu menyentuh dan memperagakannya untuk bisa belajar dan mengerti konsep-konsep baru.

Menghargai proses pembelajaran

Tak hanya orang dewasa, anak-anak juga butuh dihargai. Penelitian menyebutkan, anak-anak yang merasa dihargai orang tuanya, belajar lebih baik dan mendapat nilai lebih baik di sekolah karena semangat belajarnya yang tinggi. Orang tua disarankan fokus pada proses, dibandingkan hanya sekadar menghargai hasilnya. Hal ini juga dapat membantu menanamkan pada pemikiran anak bahwa mereka bisa mendapatkan hasil lebih baik dengan berusaha dan bekerja keras, yang pada akhirnya juga akan mendukung kesuksesan.

Mengasah kecerdasan emosional

Kecerdasan emosional (EQ) tidak kalah penting dari kecerdasan kognitif yang diukur dengan IQ. Kecerdasan emosional justru akan membantu perkembangan kemampuan kognitif dan sosial pada anak. Bantu anak batita (bawah tiga tahun) mengenali emosinya. Misalnya, ketika ia bertabrakan dengan anak lain saat bermain, maka orang tua dapat mengatakan hal itu sebagai ketidaksengajaan. Mengajarkan hal ini akan membantu anak merespons secara tepat dan menghindari rasa kesal berlebihan.

Mempelajari bahasa asing

Beberapa manfaat mempelajari bahasa asing atau mendidik anak secara bilingual, antara lain adalah melatih kemampuan komunikasi lebih baik, serta mendorong perkembangan kognitif, kreativitas, matematika, dan sains. Ahli bahasa menyebutkan, anak yang belajar bahasa asing juga memiliki kemampuan yang lebih baik dalam memecahkan masalah dan berpikir kreatif.

Memperkenalkan seni

Beberapa penelitian menyimpulkan, anak yang mempelajari alat musik memperoleh nilai lebih baik untuk tes bahasa, daya ingat verbal, matematika, dan IQ. Seorang ahli mengatakan, area otak yang dirangsang saat memainkan musik, mencakup area otak yang mengatur kemampuan membaca, matematika, penalaran yang berhubungan dengan ruang, dan pemecahan masalah. Seni lukis dan kerajinan tangan juga penting untuk mendukung proses pembelajaran yang menjadikan anak cerdas. Manfaatnya antara lain, merangsang kemampuan akademis dan mengingat, serta mendorong rasa percaya diri dan keterampilan untuk berpikir secara mandiri.

Memberi kesempatan bermain kreatif

Untuk mengembangkan kreativitas secara alami, orang tua dapat memberi ruang yang mampu merangsang imajinasi anak. Tak perlu mengandalkan mainan yang terbaru atau mahal. Beberapa bahan sederhana, seperti kotak kosong, krayon, atau mainan balok susun, bisa menjadi pilihan.

Yang tidak kalah penting untuk perkembangan otak agar anak cerdas adalah memiliki hubungan yang penuh kasih sayang dengan orang tua dan orang-orang di sekelilingnya. Berinteraksi dan berkomunikasi dengan anak, misalnya bermain bersama atau berbincang-bincang, sangatlah penting.

Peran orang tua dalam mendorong dan mendukung anak cerdas sangatlah penting. Sesuaikan dorongan dan semangat yang Anda berikan dengan kemampuan dan minat masing-masing anak. Jika Anda merasa Si Kecil memiliki masalah terkait kecerdasannya, tak perlu ragu untuk berkonsultasi kepada dokter.

Sumber: alodokter.com