Breaking News
Instant noodles on white background with space for text

Amankah MSG dikonsumsi Anak dan Ibu Hamil?

thayyibah.cok :: Kita Berusaha sekali jangan sampai makanan yang kita konsumsi ‘dicemari’ oleh vetsin atau monosodium glutamat (MSG). Ibu hamil dan anak-anak apalagi. Sedangkan kenyataannya, penyedap masakan dengan harga murah ini,  bisa diperolah di warung sebelah.Begitulah, hingga kini, penyedap masakan ini memang masih menjadi kontroversi, meski  tahun 1987,Joint Expert Committee on Food Additives (JECFA) dari Badan Pangan Dunia milik PBB serta WHO, menempatkan MSG dalam kategori bahan penyedap masakan yang aman dikonsumsi dan tidak berpengaruh pada kesehatan tubuh. Pernyataan ini diperkuat oleh European Communiities Scientific Committee for Foods, pada tahun 1991.

Selanjutnya,  FDA (Badan Pengawas Obat dan Makanan  Amerika Serikat) di tahun 1995 menyatakan bahwa MSG termasuk bahan bumbu masakan seperti halnya garam, merica, dan gula, sehingga aman bagi tubuh. Agar tak  bingung, yuk, kenali lebih dalam tentang MSG lebih tanya jawab di bawah ini.

Apasih, MSG?  
Senyawa ini adalah gabungan dari sodium/natrium (garam), asam amino glutamat dan air. Penegas citarasa gurih (dalam bahasa Jepang dikenal umami) ini dibuat melalui proses fermentasi tetes tebu oleh bakteri Brevi-bacterium lactofermentum yang menghasilkan asam glutamat. Kemudian, dilakukan penambahan garam sehingga mengkristal. Itu sebabnya, MSG sering ditemukan dalam bentuk kristal putih.

Sebenarnya, secara alami asam glutamat terdapat di dalam tubuh kita dan bahan makanan yang mengandung protein, seperti susu –termasuk ASI-, keju, daging, kacang-kacangan, jamur, makanan laut. Asam glutamat adalah bagian dari protein yang penting untuk pertumbuhan fungsi saraf.

Mengapa ada orang-orang yang mengalami gejala gangguan kesehatan setelah mengonsumsi MSG?
Penelitian yang dilakukan para ahli dari Amerika Serikat dan Jepang yang dilakukan terhadap orang dewasa membuktikan, bahwa gangguan kesehatan hanya muncul pada orang yang memilki tingkat sensitivitas tinggi -yang disebabkan faktor genetik- terhadap  MSG. Jadi, sedikit saja MSG masuk ke dalam tubuhnya, akan timbul reaksi alergi. Sebaliknya, ada orang yang dicekoki MSG dalam dosis yang lumayan tinggi, ternyata sehat-sehat saja.

Apakah MSG aman dikonsumsi ibu hamil?
Bukti klinisnya memang belum ada. Namun, FDA menganggap bahwa MSG aman-aman saja buat ibu hamil. Belum terbukti bahwa ibu hamil yang mengonsumsi makanan mengandung MSG akan melahirkan bayi yang mengalami gangguan kesehatan.

Penelitian baru dilakukan terhadap tikus hamil yang diberi MSG bubuk dalam dosis tinggi (4 mg/hari). Hasil penelitian yang dimuat Jurnal Brain Research, 2003, ini menunjukkan MSG mampu menembus plasenta, dan otak janin menyerap MSG dua kali lipat daripada otak induknya. Sepuluh hari setelah lahir, anak-anak tikus ini lebih rentan mengalami kejang dibanding anak dari induk yang tidak mengonsumsi MSG.

Jadi, mengingat apa pun yang masuk ke ibu akan disalurkan oleh plasenta ke janin, sebaiknya ibu hamil mengurangi konsumsi MSG. Mungkin saja bahan asam glutamatnya tidak berakibat apa-apa, tapi kandungan garamnya dapat mengikat cairan di dalam tubuh sehingga menyebabkan pembengkakkan tubuh dan meningkatkan tekanan darah.

Amankah MSG untuk anak batita?
Sama halnya dengan ibu hamil, seberapa gram persisnya MSG dapat membahayakan kesehatan anak, belum bisa dibuktikan secara klinis. Namun, melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 69/1999, Badan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia melarang tegas penambahan MSG pada makanan pendamping ASI maupun susu formula. Hal ini untuk menghindari risiko gangguan kesehatan yang mungkin timbul, karena pencernaan anak-anak yang belum kuat.

Alasan lain yang paling logis adalah, bila sejak kecil anak sudah dicekoki MSG, tidak heran bila 15-20 tahun kemudian ia berisiko mengidap hipertensi karena terlalu banyak mengonsumsi Monosodium atau Natrium Ion (garam)  yang berasal dari MSG.

Adakah batas ambang yang aman pemberian MSG per hari?
Belum ada peraturan dunia, termasuk dari lembaga pangan dan kesehatan dunia seperti FAO dan WHO, yang menetapkan batas ambang aman pemberian MSG untuk tubuh. Yang sudah diketahui adalah titik optimal rasa gurih yang bisa dirasakan seseorang yaitu maksimal 5 gram/hari.

Rasa gurih itu bisa didapat bukan dari MSG saja, tapi juga dari makanan lain, seperti kaldu. Jadi, bila rasa gurih itu berlebihan, tentu makanan menjadi tidak enak lagi di lidah. Dalam peraturan Menteri Kesehatan RI No.722/Menkes/Per/IX/88, penggunaan MSG dibatasi secukupnya, yang berarti tidak boleh berlebihan. Sayangnya, peraturan ini tidak menjelaskan secara detail berapa gram/hari yang dianjurkan.

Sindrom Makanan Cina
Pernah mendengar Chinese restaurant Syndrome, (Sindrom Makanan Cina) ? Yaitu serangkaian gejala antara lain, kaku dan pegal di bagian belakang leher yang menjalar hingga lengan dan punggung, mual, gemetar dan haus yang muncul setelah mengonsumsi makanan Cina. Dan bumbu penyedap alias monosodium glutamate (MSG) ‘dituduh’  menjadi penyebab dari keluhan tersebut. Sejak istilah ini muncul tahun 1968, sudah banyak studi dilakukan dan membuktikan bahwa tidak ada kaitan MSG dengan gejala-gejala tersebut.

Ada di Mana?
Beberapa makanan yang ditambahkan MSG, antara lain:

  • Aneka produk olahan daging, seperti sosis, baso, dan nugget.
  • Aneka makanan siap olah dalam kemasan, seperti bubur ayam, sup krim, dan mi instan.
  • Aneka makanan ringan dalam kemasan seperti keripik kentang atau singkong.
  • Bumbu penyedap masakan yang mengaku dibuat dari kaldu.
Gejala Sensitivitas MSG
Bagi Anda yang sensitif terhadap MSG, kemungkinan akan mengalami gejala yang dikenal sebagai MSG symptom complex. Hentikan pemakaian MSG, lalu minum air putih agar kandungan sodium keluar bersama urin, jika Anda mengalami:
  • Sakit kepala.
  • Berkeringat.
  • Adanya rasa panas dalam tubuh.
  • Leher bagian belakang terasa kaku.
  • Perasaan kebas, geli atau terbakar di daerah mulut.
  • Jantung berdebar-debar.
  • Nyeri dada.
  • Mual.
  • Lemas atau mengantuk.

Ingin makanan si kecil gurih tanpa  MSG? Gunakan saja kaldu daging, atau bisa dari rumput laut seperti halnya makanan Jepang, lalu tambahkan sedikit garam. Anda sudah mendapatkan rasa gurih yang mantap.  

Baca label makanan dengan benar. Banyak nama lain yang sebenarnya juga mengandung MSG, seperti: penyedap rasa, hydrolized protein, yeast food, natural flavoring, modified starch,textured protein, autolyzed yeast, seasoned salt, soy protein. (Dok. FG)

Artikel: http://www.parenting.co.id/keluarga/amankah-msg-dikonsumsi-anak-dan-ibu-hamil-

About A Halia