Breaking News
Anies Baswedan dan Novel Baswedan (Foto : Istimewa)

Biarkan Gambar Berbicara

Oleh: Baroroh Barit

 

Anies Baswedan dan Novel Baswedan (Foto : Istimewa)

 

Dari foto ini kita tidak tahu apa yang sedang dibicarakan dan dipikirkan oleh Baswedan bersaudara sehabis sholat di masjid ini. Yang kita tahu ada sekelompok orang yang sangat membenci mereka. Hingga ada yang tega mencaci bahkan melukai. Pembenci merekapun tidak tanggung-tanggung, dari rakyat hingga pejabat.

Kita tidak tahu kesalahan apa yang telah mereka berdua perbuat, hingga mereka layak untuk dibenci. Kita juga tidak tahu kenapa mereka diperlakukan tidak adil. Buktinya Anis tak dibiarkan bekerja dengan tenang, selalu saja dicari kesalahannya. Sedang Novel Baswedan sampai kini penyiramnya tidak ditemukan, sementara kasus mutilasi yang sangat rumit sekalipun pelakunya biasanya yang berwewenang mudah menemukan.

Jika dilihat dari rekam jejaknya, mereka berdua bukanlah orang yang bertabiat buruk. Selama ini yang kita tahu, Novel Baswedan disaat menjadi pejabat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) adalah orang yang komit dalam tugasnya memberantas korupsi. Begitu juga dengan Anis, selama ini yang juga kita tahu Anis adalah orang yang telah memikirkan negeri ini jauh sebelum beliau mendapatkan jabatan.

Di saat orang lain berebut kursi menteri dan berebut kekuasaan, Anis telah asik memikirkan rakyat Indonesia di pelosok sana yang kurang beruntung dalam pendidikan dalam programnya ‘Indonesia Mengajar’.

Mereka berdua adalah dua diantara para putra terbaik yang dimiliki negeri ini. Selain pandai, mereka juga telah menunjukkan komitmennya untuk turut membangun negeri ini. Sehingga nalar kita tidak akan sampai, kenapa mereka dibenci. Apa salah mereka, adakah kerugian negara yang ditimbulkan oleh mereka dan kenapa harus mereka?

Andai akan dijadikan sebuah kesalahan, maka mungkin kesalahan terbesar Anis adalah kenapa dia yang harus menang dalam Pilkada DKI. Sementara ada yang menganggap kemenangannya adalah representatif dari kemenangan umat Islam. Meski banyak yang tahu bahwa ikutnya Anis dalam kompetisi Pilkada bukanlah sesuatu yang direncanakan jauh sebelumnya, dan bukan keinginan Anis pribadi.

Jika Anis dibenci karena dia orang yang lurus maka pembencinya pastilah orang yang bengkok. Jika dibencinya karena Anis itu orang baik maka pembencinya pasti bukan orang baik-baik. Jika membencinya Anis karena dia dianggap represntasi umat Islam maka pastilah pembencinya orang munafik dan kaum kufar. Jika membencinya karena alasan politik, maka pembencinya pastilah orang yang berkepentingan. Dan jika mereka membenci Anis tanpa ada alasan yang masuk akal, bisa jadi karena mereka tidak berakal.

Di belahan bumi manapun, sejak Nabi Adam hingga sampai kiamatpun kebaikan dan keburukan itu tidak akan pernah bisa dipersatukan. Perjalanan sebuah kebaikan atau kebenaran akan selalu dihalangi oleh pasukan setan. Dan setan tidak pernah suka kebenaran yang menjadi pemenang, hingga bagaimanapun caranya mereka akan selalu menghalanginya.

Akan tetapi kebenaran itu adalah sebuah fitrah. Meski jalannya dihalang tembok sekalipun, kebenaran akan mencari dan menemukan jalannya sendiri. Dalam pengawalan para pemberani yzng tak pernah takut dicaci ataupun dilukai.

Gambar di atas memberi pesan, mereka berdua adalah korban ketidakadilan di negerinya sendiri. Hiangga ada pesan yang ingin disampaikan oleh mereka kepada kita, jika jalan perjuangan kita untuk bangsa ini masih panjang!

About Redaksi Thayyibah

Redaktur