Breaking News
Mata uang Bolivar-Venezuela tak bernilai dibuang percuma (Foto : wartainfo)

Pelajaran dari Venezuela

Oleh: Inayatullah Hasyim (Dosen Fakultas Hukum Universitas Djuanda Bogor)

Presiden Venezule Nicholas Maduro (Foto : NY Post)

Presiden Venezuela, Nicholas Màduro, mengumumkan kampanye makan kelinci sebagai upaya meningkatkan konsumsi daging di tengah masyarakat. Sebagai petahana, Nicholas Màduro baru saja memenangi pemilihan presiden untuk lima tahun ke depan. Sayangnya, rakyat meyakini sang petahana berlaku curang sehingga tokoh qoposisi, Juan Guaido, lebih dielu-elukan sebagai presiden pilihan rakyat.

Venezuela kini dilanda krisis ekonomi dengan tingkat inflasi yang mencapai 460 persen. Akibtanya, rakyat tak mampu membeli daging, dan sekitar 70 persen penduduk Venezuela mengalami penurunan berat badan hingga sembilan kilogram dalam waktu setahun. (Kalau Anda sedang program diet dan gagal terus karena tergoda gorengan dan bakwan, boleh juga tuh Anda pindah ke sana ).

Untuk itulah, Presiden Nicholas Màduro mengajak rakyatnya memulai tradisi memakan binatang peliharaan, terutama kelinci. “Bayangkan”, kata Màduro, “satu ekor kelinci bisa memiliki berat satu sampai dua kilogram. Tak ada efek sampingnya pula”.

Mata uang Bolivar-Venezuela tak bernilai dibuang percuma (Foto : wartainfo)

Akibat hyperinflasi, mata uang Venezuela (Bolivar) telah kehilangan daya belinya. Dua tahun lalu, untuk membeli secangkir kopi hanya diperlukan 250 Bolivar. Kini, harga secangkir kopi menjadi satu juta Bolivar bahkan lebih.

Ironisnya, Venezuela adalah negara dengan cadangan minyak terbesar di dunia, bahkan cadangannya mengalahkan Saudi Arabia. Anda tahu berapa cadangan minyak Venezuala? 298 milyar barrels!. Saudi Arabia sebagai raja minyak “hanya” memiliki cadangan 267 milyar barrel.

Sedemikian lemahnya mata uang Venezuela (Bolivar) itu, orang-orang sampai membuangnya menggunakan mobil truk bagaikan gundukan sampah bekas yang tak berguna.

Semoga kasus Venezuela menjadi pelajaran buat para pengambil kebijakan di negeri ini sehingga kita terhindar dari musibah yang sama.

 

About Redaksi Thayyibah

Redaktur