Breaking News
Kemelut politik di Sudan (Foto : Istimewa)

PPI Soal Kondisi Terakhir di Sudan

 

Sudan hari-hari ini dilanda kemelut politik. Dewan Pengurus Persatuan Pelajar Indonesia di Sudan kemudian membuat pernyataan yang diterima redaksi lewat pesan WhatsApp sebagai berikut.

Pasca mundurnya Presiden Republik Sudan, Omar Ahmad Al Bashir, Asosiasi Pekerja Professional Sudan (SPA) beserta kelompok oposisi dan rakyat Sudan semakin gencar melakukan demo guna menuntut pemerintahan yang dipegang secara langsung oleh Sipil.

Hal ini tak kunjung terwujud dengan tercapainya kesepakatan antara Dewan Transisi Militer (DTM) dengan Oposisi yang menyepakati proses transisi akan berlangsung selama 3 tahun. Sementara tuntutan SPA peralihan kekuasaan kepada sipil harus diselesaikan dalam waktu 15 hari sejak turunnya Presiden Basyir.

Demonstrasi semakin meningkat setelah banyaknya korban meninggal dari kalangan pendemo, serta diplomasi ketua DTM dengan beberapa negara Arab pada KTT OKI di Mekkah. Diplomasi tersebut disinyalir oleh SPA akan semakin menguatkan posisi militer di Pemerintahan.

Pada tanggal 3 Juni 2019, SPA menyerukan demonstrasi total menolak pemerintahan yang mengakibatkan lumpuhnya beberapa objek vital di Sudan. Mereka menutup jalan-jalan protokol, termasuk Bandara Internasional Khartoum. Hal itu menyebabkan terjadinya kontak fisik antara aparat keamanan dengan para demonstran yang menimbulkan banyak korban jiwa.

Dikarenakan demonstrasi yang eskalasinya meningkat secara drastis, DTM memutus akses Internet di seluruh negara bagian Sudan guna meredam akses informasi diantara para demonstran.

Atas kejadian ini, KBRI Khartoum telah memberikan himbauan baik secara formal maupun informal kepada seluruh WNI di Sudan untuk terus meningkatkan kewaspadaan. KBRI memfasilitasi WIFI bagi WNI yang ingin berkomunikasi dengan keluarga di Indonesia.

Hingga saat ini, WNI terutama mahasiswa Indonesia di Sudan dalam keadaan aman dan mendapatkan perlindungan di asrama kampus. Mereka yang tinggal diluar kampus pun jauh dari daerah sasaran demonstrasi.

Dikarenakan akses internet yang terbatas, bagi kerabat ataupun masyarakat yang ingin menanyakan seputar kondisi terkini di Sudan, kami sarankan untuk dapat berkomunikasi langsung melalui pihak KBRI Khartoum atau kepada perwakilan kami di Indonesia Muhammad Ruhiyat Haririe (+249111673998).

About Redaksi Thayyibah

Redaktur