Breaking News

Wisata Sejarah Islam dengan Teknologi AR di Museum Islam Lamongan

Museum Islam Lamongan (Foto: Kemenpar)

 

thayyibah.com :: Utara Jawa Timur tak hanya terkenal dengan soto dan wingkonya saja. Ketika menengok lebih dalam Kabupaten Lamongan, kamu akan menemukan sebuah museum yang menjadi pusat informsi Islam dunia.

Adalah Indonesian Islamic Art Museum atau Museum Islam, yang menyuguhkan informasi mengenai sejarah kebesaran Islam di seluruh dunia. Pengunjung yang masuk nantinya akan melewati tiga zona.

Zona pertama yaitu zona audio visual, yang di dalamnya ada pemutaran film pendek selama 15 menit, berisi sejarah peradaban Islam di dunia. Film itu berisi cerita tentang kedatangan Nabi Muhammad SAW, gambaran jazirah Arab di masa lalu, hingga penyebaran Islam di penjuru dunia.

Kemudian ada zona galeri peninggalan kerajaan Islam dunia. Di sini wisatawan akan menemukan tujuh galeri utama yang berisi benda-benda bersejarah dari seluruh dunia, seperti galeri peninggalan kerajaan Ottoman Turki, Mughal India, Dinasti China, Samudera Pasai Sumatera, hingga rekam jejak Wali Songo di Pulau Jawa.

“Di zona dua masuk ‘the glory of Islam’. Di sana kita menceritakan bagaimana perjalanan Muslim itu sendiri menjadi sangat besar masuk ke Eropa Timur, salah satu kerajaan yang kita ambil adalah kerajaan Ottoman Turki. Ottoman salah satu kerajaan Islam terbesar karena lebih dari 600 tahun menguasai beberapa tempat, ini bisa menjadi sebuah contoh perkembangan Islam,” ucap Reno Halsamer, Pengembang Indonesian Islamic Art Museum, seperti dikutip dari Facebook Kementerian Pariwisata.

Dan yang terakhir ada zona diorama yang berisi berbagai miniatur tiga dimensi. “Pada zona terakhir, zona Diorama atau biasanya disebut dengan area photo spot, terdapat berbagai miniatur tiga dimensi. Seperti Masjid dan Kapal Cheng Ho, Masjid Agung Banten, Toko Persia dan gambaran perdagangan di masa penyebaran Islam di Indonesia,” tambah Reno.

Museum yang dibuka sejak 28 Desember 2016 ini juga memiliki berbagai artefak dari kerajaan yang ada di luar negeri, seperti Ottoman Turki dan Mughal India (Taj Mahal). Selain itu, ada pula pedang Zulfikar Shamsur, baju perang Turki, manuskrip Al-qur’an, dan masih banyak lagi.

Ada pula ratusan keramik dari Dinasti Tang, Song, Yuan, Qing, dan kerajaan Champa. Serta beberapa kain Gujarat di India dan benda berjarah dari Indonesia.

Pengunjung yang datang pun akan semakin dibuat terpesona. Pasalnya selain memiliki ratusan koleksi, Indonesia Islamic Art Museum juga menjadi satu-satunya museum yang berbasis teknologi modern Augmented Reality (AR). Teknologi ini akan memanjakan para tamu, cukup dengan mendownload aplikasi AR Indonesian Islamic Art di Playstore lalu men-scan gambar yang ada di museum, nantinya pengunjung akan menikmati tampilan tiga dimensi dari benda-benda tersebut.

Menpar Arief Yahya, memuji museum ini karena mampu menghadirkan nuansa pariwisata yang berbasis religi. Apa lagi Museum Islam mampu membuat digitalisasi arsip sejarah Islam untuk menginternalisasi nilai sejarah.

Dirinya juga menyarankan agar kabupaten Lamongan meningkatkan networking sebagai media promosi, agar semakin banyak yang berkunjung ke Museum Islam. Bahkan Menpar yakin jika networking kuat, maka Lamongan bisa dikenal sebagai pusat informasi sejarah Islam Indonesia.

“Hanya begini saran saya, networking harus diperkuat untuk memperkenalkan ini semua,” ucap Menpar Arief Yahya.

Jika penasaran dengan sejarah Islam dunia, cukup merogoh kocek sebesar Rp 10 ribu hingga Rp 15 ribu. Dan langsung saja menuju ke Wisata Bahari Lamongan, Jalan Pacitan, Lamongan, Jawa Timur.

Sumber: kumparan

About A Halia