thayyibah.com :: Masjid Indonesia Tokyo dan daerah Sano diresmikan oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang dan Mickronesia, Arifin Tasrif. Peresmian tersebut dilangsungkan pada Hari Jumat, 26 Mei 2017 sehari sebelum Ramadan dimulai di Tanah Air.
Acara peresmian Masjid Indonesia Tokyo ditandai dengan pemotongan pita di depan pintu utama rumah ibadah. Peresmian disaksikan oleh lebih dari 100 orang warga Indonesia dari Tokyo dan sekitarnya.
Selain warga sekitar masjid, acara peresmian juga dihadiri perwakilan organisasi Islam dan kemasyarakatan yang ada di sekitar Tokyo serta perwakilan organisasi keislaman dari negara lain seperti dari Jepang dan Turki.
“Penggunaan kedua masjid tersebut bertepatan dengan (datangnya) awal Ramadhan tahun ini sehingga dapat digunakan untuk mendukung kegiatan peribadatan dan syiar Islam di Jepang,” sebut keterangan resmi KBRI Tokyo yang dikutip dari situs kemlu.go.id.
Sebelum keberadaan kedua masjid ini, kegiatan Islami rutin masyarakat Muslim Indonesia di Tokyo dilaksanakan di Balai Indonesia dan Sekolah Republik Indonesia Tokyo (SRIT).
Inisiatif pembangunan gedung dicetuskan oleh Keluarga Masyarakat Islam Indonesia (KMII) Jepang di Tokyo pada 1999. Ketersediaan lahan yang terbatas dan harga lahan yang tinggi menjadi kendala utama pada awal inisiasi pembangunan masjid.
Pada 2012, KMII mendapatkan donasi dari Presiden ke-enam Susilo Bambang Yudhoyono dan 2 Wakil Presiden RI saat itu, Jusuf Kalla dan Boediono. Surat rekomendasi dari Duta Besar RI untuk Jepang sebelumnya, Muhammad Luthfi dan surat dukungan dari Japan Muslim Association (JMA) juga sangat membantu KMII dalam pengumpulan donasi pembangunan masjid.
Proses pembangunan fisik masjid ditandai oleh peletakan batu pertama oleh Duta Besar RI untuk Jepang ketika itu, Yusron Ihza Mahendra pada 11 Juni 2016. Total dana yang dibutuhkan untuk pembangunan masjid mencapai 188 juta yen atau sekitar lebih dari Rp 22 milyar.
Dukungan dana utama didapatkan dari PT Astra Internasional, PT Pertamina, berbagai BUMN dan umat Islam Indonesia di Jepang maupun Indonesia. Dana pembangunan digalang melalui program wakaf tunai dan kampanye di media sosial. Dukungan donasi lebih dari Rp 1 miliar berhasil diperoleh melalui crowdfunding dan transfer bank di Indonesia.
Sumber: liputan6