Breaking News

Ramalan Haji Lulung Soal Ahok, Terbukti

haji-lulung

thayyibah.com :: JAKARTA—Karier politik Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Gubernur DKI Jakarta nonaktif. Pasca Bareskrim Polri merilis hasil gelar perkara kasus dugaan penistaan agama, Ahok kini ditetapkan sebagai tersangka.

Abraham Lunggana, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi DKI Jakarta, kembali membuat ramalan soal nasib Ahok ke depannya.

“Sudah dua kali ramalan saya terbukti,” kata Lulung di gedung DPRD di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, sebagaimana dikutip dari Tempo, Selasa, 15 November 2016.

Pertama, ramalannya bahwa Ahok tidak akan maju pada Pilkada DKI 2017 melalui jalur independen. Ketika itu, Lulung berjanji akan memotong telinganya jika Ahok berani mencalonkan diri lewat jalur nonpartai.

Ramalan Lulung memang terbukti. Ahok akhirnya maju pada pilkada DKI lewat jalur partai politik, yaitu PDI Perjuangan, Partai Golkar, Partai NasDem, dan Partai Hanura. Padahal Teman Ahok mengklaim telah mengumpulkan 1 juta fotokopi kartu tanda penduduk agar Ahok maju lewat jalur independen.

Ramalan Lulung yang kedua tentang perseteruan Ahok dengan Harry Azhar Azis, Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Harry mempersilakan Ahok melapor ke polisi terkait dengan hasil audit BPK mengenai pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Ketika itu, Lulung meramalkan bahwa Ahok tidak berani melaporkan Harry ke polisi. “Sampai sekarang laporan Ahok itu tidak ada,” ujar Lulung, yang menjadi Ketua DPW Partai Persatuan Pembangunan DKI Jakarta.

Saat ini, apa ramalan Lulung yang ketiga terhadap Ahok? Dia memprediksi Ahok akan kalah dalam Pilkada DKI 2017. Lulung menjelaskan dia bersedia memotong telinga dan hidung jika Ahok memenangi kursi Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022.

Dia membuat video tentang prediksi dan janji tersebut serta mengunggahnya di YouTube. “Video itu benar. Kamu lihat enggak perkembangan video itu? Selama ini terbukti ramalan saya benar,” tutur Lulung.

Menurut Lulung, prediksinya itu dibuat berdasarkan sejumlah alasan. Pertama, Ahok dinilai gagal sebagai gubernur karena tidak terserapnya APBD secara signifikan.

“Anggaran tidak terserap secara signifikan. Itu berdampak pada perusahaan menengah yang gulung tikar, terjadi PHK, dan sedikitnya lowongan pekerjaan,” ucap Lulung.

Lulung mengatakan Ahok banyak menggunakan uang tambahan kontribusi, yang merupakan pelanggaran hukum.

“Selama ini kebijakan menggunakan uang tambahan kontribusi. Itu melanggar hukum. Seharusnya uang tambahan kontribusi dimasukkan dalam APBD terlebih dulu,” katanya.

Alasan kedua, terkait dengan dugaan kasus penistaan agama Islam oleh Ahok. Dua analisis itu membuat Lulung semakin yakin Ahok akan kalah dalam pilkada DKI yang bakal berlangsung pada Februari 2017.

“Lama-lama saya semakin meyakini Ahok bakalan kalah. Namanya aja Basuki Tjahaja Purnama, Ahok Kalah Putaran Pertama,” ujar Lulung.

 

Sumber: loveislam.id

About A Halia