Breaking News

Karena Apa Air Mata Ini Menetes ?

menangis

thayyibah.com :: Menangis bukan hanya sekedar naluri manusiawi yang Allah berikan kepada manusia, tapi ia akan menjadi karunia yang sangat besar dari-Nya jika disertai dengan rasa takut, cinta atau berharap kepada-Nya…
Menangis merupakan bukti yang menunjukkan ketakwaan hati, ketinggian jiwa, kesucian sanubari dan kelembutan perasaan…
Menangis karena Allah terjadi manakala melihat kelalaian pada dirinya atau merasa takut akan kesudahannya yang buruk…
Menangis manakala hamba yang bersangkutan ingat kepada Rabbnya dan takut akan dosa-dosa yang telah dilakukannya…
Menangis karena takut kepada Allah adalah menangis yang paling benar, paling jujur dan paling mulia yang bergetar di dalam jiwa serta penerjemah paling kuat bagi hati yang takut…
Menangis karena takut kepada Allah adalah sifat dari hamba-hamba Allah yang bertaqwa dari para Nabi dan orang-orang shalih serta sifat dari orang-orang yang selalu mengikuti langkah-langkah mereka…

Lihatlah perilaku orang shalih di bawah ini :
Abu Sa’id berkata : “Pada suatu hari, aku melihat Manshur bin Zadzan berwudhu. Usai berwudhu, kedua matanya mengucurkan air mata. Ia menangis terus hingga suaranya semakin keras. Aku berkata kepadanya : “Ada apa denganmu, semoga Allah merahmatimu”. Manshur bin Zadzan berkata : “Adakah sesuatu yang lebih besar dari urusanku ? Aku ingin berdiri di depan Dzat yang tidak tidur dan mengantuk. Tapi aku khawatir Dia memalingkan muka dariku”. Demi Allah, aku menangis karena perkataannya itu” (Shifatu Ash-Shafwah II/12).

Muhammad bin Naahiah berkata :
“Aku shalat shubuh bermakmum di belakang al-Fudhail, dia membaca surat al-Haqqah. Ketika tiba pada bacaan : “Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya” (Qs.69:30). Al-Fudhail tidak bisa membendung tangisannya” (Siyar A’laam an-Nubalaa’ VIII/444).

Dari Ali bin Zaid, dia berkata :
“Suatu malam al-Hasan ada di rumah kami. Pada tengah malam dia menangis. “Wahai Abu Sa’id, semalam engkau telah membuat keluargaku menangis semua”, kataku. Dia berkata : “Wahai Ali, sesungguhnya aku berkata kepada diriku sendiri : “Wahai Hasan, boleh jadi Allah melihatmu karena sebagian musibah yang menimpamu, lalu Dia berfirman : “Berbuatlah sesukamu, karena Aku tidak menerima sedikit pun dari amalmu” (Az-Zuhd no.1608 oleh Imam Ahmad).

Masya Allah, mereka adalah orang yang dekat kepada Allah tapi sangat takut kepada-Nya, lalu bagaimana dengan KITA yang sangat sedikit dalam iman, ilmu dan amal…?
Wahai saudaraku, air mata apakah yang selalu menetes dari mata ini…?
Apakah air mata yang menetes karena kehilangan hal-hal dunia semata…?
Atau air mata yang menetes karena kehilangan harta…?
Atau air mata yang menetes karena harta yang haram…?
Atau air mata yang menetes karena kehilangan kekuasaan…?
Atau air mata yang menetes karena mendapatkan kekuasaan…?

Maka cobalah perhatikan, air mata manakah yang paling sering menetes dari air mata ini…?
Pernahkah air mata ini menetes karena takut dan harap kepada Allah…?
Pernahkah air mata ini menetes karena sangat rindu ingin bertemu dengan Rasulullah…?
Pernahkah air mata ini menetes karena dosa-dosa dan maksiat yang telah dilakukan…?
Pernahkah air mata ini menetes karena takut orang tua nantinya diazab Allah…?
Pernahkah air mata ini menetes karena takut akan su’ul khatimah…?
Pernahkah air mata ini menetes karena memikirkan alam kubur…?
Pernahkah air mata ini menetes karena memikirkan nasib di akhirat kelak…?
Pernahkah air mata ini menetes karena memikirkan surga dan neraka Allah…?
Pernahkah air mata ini menetes karena banyaknya hilang pahala akhirat…?
Pernahkah air mata ini menetes karena banyaknya waktu yang terbuang sia-sia…?
Pernahkah air mata ini menetes karena banyaknya ilmu yang belum diketahui…?
Pernahkah air mata ini menetes karena banyaknya ilmu yang belum diamalkan…?
Pernahkah air mata ini menetes karena jarangnya harta dikeluarkan untuk sedekah…?
Pernahkah air mata ini menetes karena jarangnya hadir di majelis taklim…?
Pernahkah air mata ini menetes karena kehilangan shalat tahajjud di malam hari…?
Pernahkah air mata ini menetes karena kehilangan shalat dua raka’at sebelum subuh…?
Pernahkah air mata ini menetes karena kehilangan shalat berjamaah di masjid…?
Pernahkah air mata ini menetes karena melihat penderitaan kaum muslimin di tempat lain…?
Pernah jugakah air mata ini menetes karena takut tidak mendapatkan rahmat dan ridha Allah…?
Renungkanlah wahai saudaraku…!
Menangislah sebelum menyesal, sebab perjalanan sangatlah jauh dan bekal hanya sedikit…!

▪ Abu Musa al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu berkata :
“Menangislah kalian…karena sesungguhnya para penghuni neraka itu menangis padahal tidak ada yang merasa kasihan dengan tangisan mereka, maka menangislah sekarang…karena tangisan kalian saat ini masih dikasihani” (Az-Zuhd no.1101 oleh Imam Ahmad).

Datangilah majelis tangis, yaitu majelis yang mengingatkan akan negeri akhirat, majelis yang dapat menyuburkan iman dan taqwa, majelis yang didalamnya dibacakan ayat-ayat Allah dan sabda Rasulullah, yang dengan itu semua menyebabkan air mata ini berlinang dan hati ini tunduk, bergetar serta takut kepada-Nya…

▪ Imam Ibnul Jauzi berkata : “Suatu hari aku duduk. Di sekelilingku terdapat lebih dari 10rb orang. Dan tidak ada seorang pun dari mereka kecuali hatinya tergetar dan melembut, hingga air mata mereka mengalir. Aku berkata kepada diriku sendiri : “Bagaimana keadaanmu, jika mereka selamat, tapi engkau sendiri celaka ?”. Lalu ia pun menangis…

▪ Dari al-Mughirah bin Muhawisy, dia pernah bertanya kepada al-Hasan : “Wahai Abu Sa’id, kami sudah bertemu dengan para ulama yang mengingatkan kami dan membuat kami ketakutan, sehingga hampir saja jantung kami berhenti berdetak. Sementara perkataan ulama lain biasa-biasa saja”. Al-Hasan berkata : “Wahai Abdullah, sesungguhnya orang yang membuatmu takut hingga engkau mendapatkan keamanan lebih baik daripada orang yang membuatmu merasa aman hingga kemudian engkau menuai ketakutan” (Az-Zuhd no.1458 oleh Imam Ahmad).

▪ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Tidak akan masuk neraka seseorang yang menangis karena merasa TAKUT KEPADA ALLAH……” (HR.At-Tirmidzi, an-Nasaa’i dan al-Hakim, lihat Shahiihut Targhiib wat Tarhiib no. 3324, hadits dari Abu Hurairah).
Ya Allah, lindungilah kami dari kedua mata kami yang tidak pernah menangis karena takut kepada-Mu…!
Ya Allah, lindungilah kami dari kedua mata kami yang tidak pernah menangis karena mengharap ampunan-Mu…!
Ya Allah, lindungilah kami dari kedua mata kami yang tidak pernah menangis karena bertaubat kepada-Mu…!
Ya Allah, gantikan air mata kami yang menetes karena-Mu dengan air penyejuk yang akan menyejukkan kami dari panasnya api neraka-Mu…!

Ya Allah…
tidak ada satupun yang tersembunyi di mata-Mu…
Engkau Maha Mengetahui siapa kami sebenarnya…
terlalu banyak dosa yang telah kami kerjakan…
terlalu banyak maksiat yang telah kami lakukan…
terlalu banyak waktu yang telah kami lalaikan…
terlalu banyak nikmat yang tidak kami syukuri…
terlalu banyak orang yang telah kami zhalimi…
alangkah malunya kami yang banyak dosa…
alangkah hinanya kami yang banyak maksiat…
alangkah kotornya kami yang banyak berbuat kesalahan…
tapi…
Engkau masih memberikan kami kesempatan untuk menengadahkan tangan kepada-Mu…
Engkau masih memberikan kami kesempatan untuk memohon rahmat dan ampunan-Mu…
bersihkanlah dosa-dosa kami…
angkatlah dosa-dosa kami…
Berilah kesempatan pada sisa umur yang Engkau berikan kepada kami…
jangan Engkau cabut hidayah yang telah Engkau berikan kepada kami…
berilah kesempatan taubat sebelum kami wafat…
dapat rahmat-Mu saat kami wafat…
dapat ampunan-Mu setelah kami wafat…
Kami orang yang malang yang membutuhkan…
yang minta pertolongan dan perlindungan…
yang gemetar dan takut…
yang mengakui dosa-dosa…
Kami meminta kepada-Mu seperti orang miskin…
berdoa sepenuh hati kepada-Mu seperti pendosa yang hina…
memohon kepada-Mu dengan permohonan orang yang takut lagi buta…
air matanya tumpah karena-Mu…
tubuhnya merendah kepada-Mu…
hidungnya menghinakan diri kepada-Mu…

Ya Allah…
Apabila telah tiba masa kematian kami
maka wafatkanlah kami
dalam keadaan beriman…
dalam keadaan islam…
dalam keadaan berdzikir…
dalam kelezatan beribadah…
dalam kerinduan berjumpa dengan-Mu…
dalam keadaan husnul khatimah…

Alangkah bahagianya…
seandainya maut menjemput sedang berurai air mata merasakan manisnya iman dalam sujud penghambaan dan rindu akan perjumpaan dengan-Nya…

Oleh: Ustadz Najmi Umar Bakkarh

About A Halia