Breaking News

Bagaimana Mengatasi Rasa Galau?

galau

thayyibah.com :: Bagian dari karakter manusia, mereka memiliki obsesi dan harapan. Dan karena karakternya yang tamak, obsesi itu selalu berkembang. Dari Ibnu Abbas rodhiallohu anhu, Rosululloh sholallohu alaihi wasallam bersabda,

Jika manusia memiliki dua lembah penuh dengan harta, pasti dia akan mencari lembah harta ketiga. Tidak ada yang bisa memenuhi perut anak Adam, selain tanah. (HR. Bukhori  & Muslim)

Tidak ada yang bisa menghentikan manusia untuk selalu mengejar obsesinya, selain kematian. Sahabat Ibnu Mas’ud pernah menceritakan penjelasan Nabi sholallohu alaihi wasallam tentang karakter manusia,

Nabi sholallohu alaihi wasallam pernah membuat garis segi empat, lalu beliau membuat garis lurus di tengahnya yang menembus bangun segi empat itu. Kemudian beliau membuat garis kecil-kecil menyamping diantara garis tengah itu. Lalu beliau bersabda,

“Ini manusia. Dan ini ajalnya, mengelilinginya. Dan garis yang menembus bangun ini adalah obsesinya. Sementara garis kecil-kecil ini adalah rintangan hidup. Jika dia berhasil mengatasi rintangan pertama, dia akan tersangkut rintangan kedua. Jika dia berhasil lolos rintangan kedua, dia tersangkut rintangan berikutnya.” (HR. Bukhori)

Nah pelajaran dari hadis ini, Bahwa sejatinya semua manusia mengalami galau, karena tidak ada satupun manusia yang tahu masa depannya. Sementara mereka semua berharap bisa mendapatkan cita-citanya. Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman,

وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا

Tidak ada satupun jiwa yang mengetahui apa yang akan dia kerjakan besok.” (QS. Luqman [31]: 34)

Pelajaran lain, bahwa kita selalu memikirkan obsesi yang belum pasti, namun kita sering melupakan sesuatu yang pasti, yaitu kematian.

Karena itu,  mengalami galau, pikiran kacau, bingung dalam menentukan arah hidup, bukanlah kesalahan. Hampir semua manusia mengalaminya. Yang lebih penting adalah mengatasi kondisi galau, sehingga tidak sampai menyeret kita kepada jurang maksiat.

Ada beberapa saran yang bisa dilakukan, untuk mengurangi rasa galau,

Pertama, Sibukkan Diri dengan Semua yang Bermanfaat

Secara garis besar, Rosululloh sholallohu alaihi wasallam telah memberikan panduan, agar manusia selalu maju menuju lebih baik dalam menghadapi hidup. Dari Abu Hurairoh rodhiallohu anhu, Rosullulloh sholallohu alaihi wasallam bersabda,

Bersemangatlah untuk mendapatkan apa yang manfaat bagimu, mintalah pertolongan kepada Alloh, dan jangan lemah. Jika kalian mengalami kegagalan, jangan ucapkan, ‘Andai tadi saya melakukan cara ini, harusnya akan terjadi ini dan itu.’ Namun ucapkanlah, ‘Ini taqdir Alloh, dan apa saja yang dia kehendaki pasti terjadi.’ Karena berandai-andai membuka peluang setan. (HR. Ahmad, Muslim, Ibn Hibban, dan yang lainnya).

Kedua, Hindari Panjang Angan-angan

Terlalu ambisius menjadi orang sukses, memperparah kondisi galau yang dialami manusia. Dia berangan-angan panjang, hingga terbuai dalam bayangan kosong tanpa makna. Karena itulah, Rosululloh sholallohu alaihi wasallam dan para sahabat mencela panjang angan-angan.

Ali bin Abi Tholib rodhiallohu anhu mengatakan,

“Yang paling aku takutkan menimpa kalian adalah menikuti hawa nafsu dan panjang angan-angan. Mengikuti hawa nafsu bisa menjadi penghalang untuk memihak kebenaran. Panjang angan-angan bisa melupakan akhirat. Ketahuilah bahwa dunia akan berlalu.”

Ketiga, Jangan Merasa Didzalimi Taqdir

Ketika anda merasa lebih gagal dibandingkan teman anda, ketika anda  merasa lebih miskin dibandingkan rekan anda, Ketika anda terkatung-katung di dunia kuliah, sementara teman anda telah sukses di dunia kerja dan keluarga, Anda tidak perlu berduka, karena duka anda tidak akan mengubah nasib anda. Yang lebih penting kendalikan hati agar tidak hasad dan dengki. Anda perlu mengingat hadis ini,

Dari Abu Hurairah rodhiallohu anhu, Rosullulloh sholallohu alaihi wasallam bersabda,

Perhatikanlah orang yang lebih rendah keadaannya dari pada kalian, dan jangan perhatikan orang yang lebih sukses dibandingkan kalian. Karena ini cara paling efektif, agar kalian tidak meremehkan nikmat Alloh bagi kalian.” (HR. Ahmad, Turmudzi, dan Ibn Majah)

Keempat, Jangan Lupakan Doa Memohon Kebaikan Dunia dan Akhirat. Allohu a’lam.

Sumber: Fajrifm

About A Halia