Breaking News

Tak Ada Upah, Profesi Ini Dimuliakan

profesi1

thayyibah.com :: Berbicara tentang profesi, tak jarang orang yang bangga menyandang profesi dengan kedudukan istimewa. Terlebih dengan mendapatkan upah di atas rata-rata, siapa yang tak mau?. Bahkan tak sedikit juga wanita yang berlomba-lomba meniti karir, atau bekerja pontang-panting di luaran demi memperoleh pendapatan besar.

Namun profesi yang satu ini sangatlah berbeda, sebuah peran suci dan sakral yang kini lebih sering dianggap sebagai peran domestik dan amat tradisional, masih dipandang sebelah mata. Belum lagi dengan setumpuk pekerjaan yang tak ada habisnya, rasanya tak cukup 1 hari hanya ada 24 jam. Selain tidak mendapat upah, ternyata profesi ini juga tidak memiliki hari libur. Lalu jam istirahatnyapun tak bisa ditentukan, mungkin harus mencuri waktu sejenak di sela-sela pekerjaan. Siapa yang sanggup?

Jawabannya, banyak. Tetapi profesi ini hanya akan disanggupi wanita yang mau menyandang predikat “Ibu rumah tangga”. Dengan kedua tangannya Ia mampu melayani suami, memasak, mencuci, membersihkan rumah, mengatur keuangan, mengurus anak, sekaligus menjadi madrasah pertama untuk anak-anaknya. Rasanya ibu kita tak sanggup menjabarkan apa saja jobdesk-nya sejak kita baru lahir.

Lalu mengapa dimuliakan?

Perlu dipahami bahwa tempat terbaik bagi wanita adalah di rumah. Wanita karir tentu tidak punya prinsip demikian. Mereka menganggap bahwa tempat mereka adalah di kantoran, berangkat pagi, pulang sore atau bahkan malam. Tak tahu masihkah ada waktu untuk melayani suami, atau memperhatikan anak-anak. Padahal wanita yang betah di rumah dimuliakan oleh Allah sebagaimana disebutkan dalam ayat,

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى

“Dan tinggallah kalian di dalam rumah-rumah kalian dan janganlah kalian berdandan sebagaimana dandan ala jahiliah terdahulu” (QS Al Ahzab: 33)

Alasan wanita lebih baik di rumah, menjadi IRT (Ibu Rumah Tangga) karena wanita itu aurat. Disebutkan dalam hadits dari ‘Abdullah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ الْمَرْأَةَ عَوْرَةٌ، وَإِنَّهَا إِذَا خَرَجَتْ مِنْ بَيْتِهَا اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ فَتَقُولُ: مَا رَآنِي أَحَدٌ إِلا أَعْجَبْتُهُ، وَأَقْرَبُ مَا تَكُونُ إِلَى اللَّهِ إِذَا كَانَتْ فِي قَعْرِ بَيْتِهَا

“Sesungguhnya perempuan itu aurat. Jika dia keluar rumah maka setan menyambutnya. Keadaan perempuan yang paling dekat dengan Allah adalah ketika dia berada di dalam rumahnya”. (HR. Ibnu Khuzaimah no. 1685 dan Tirmidzi no. 1173. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)

Nah jadi kenapa harus malu menjadi ibu rumah tangga, asal ikhlas dan diniatkan karena Allah, Insya Allah mulia. (ai/thayyibah)

About A Halia