Oleh: Joko Intarto

‘’Sistem operasi Bank Syariah Mandiri terkena serangan virus,’’ kata seorang kawan sembari menunjukkan berita di media online. ‘’Oh, itu Bank BSI sedang menjalani program vaksinasi,’’ jawab saya setengah berseloroh.
Virus dan vaksin ibarat sekeping mata uang dengan dua sisi: Virus melemahkan sistem. Melalui proses imunisasi, vaksin akan memulihkan dan membuat kebal terhadap serangan virus selanjutnya. Dua-duanya ladang bisnis yang sama-sama menggiurkan.
Cara kerja virus komputer secara umum sama dengan virus yang menyerang manusia dan hewan. Karena serangan virus Covid-19, mertua, istri dan dua anak saya diisolasi di dua rumah sakit pada 2020 yang lalu.
Saya sendiri lolos. Karena seminggu terakhir jadi ‘’doktor’’ alias mondok di kantor, menyelesaikan satu buku yang sudah dikejar deadline.
Selesai menjalani isolasi selama dua minggu, mertua, istri dan dua anak saya dinyatakan sembuh. Kata dokter, sejak itu mereka sudah imun dari virus Covid-19. Kekebalan itu terbentuk secara alamiah selama terjadinya serangan virus tersebut.
Sebaliknya, saya yang sehat justru tidak punya daya imun terhadap virus Covid-19. Agar aman, saya juga harus menjalani vaksinasi: Melalui penyuntikan antivirus. Sudah tiga kali saya menjalaninya. Alhamdulillah, sehat wal afiat. Hanya meriang sehari. Reaksi tubuh yang wajar karena masuknya virus tak dikenal.
Setelah disuntik antivirus, Bank BSI pasti segera sembuh dan sehat kembali. Tetapi ‘’virus lain’’ justru berkeliaran menyerang para nasabah melalui konten hoaks dan aksi tipu-tipu dari orang-orang jahat.
Sore tadi, misalnya, beredar kabar ada seorang nasabah yang kehilangan uang tabungannya di Bank BSI Rp 300 juta gara-gara serangan virus itu. Setelah saya telusuri, informasi tersebut ternyata hoaks alias menyesatkan. Nasabah itu kehilangan uangnya karena terkena ‘’pishing’’ sebulan sebelum BSI terserang virus.
Tidak jelas apa motifnya. Bisa jadi, hanya untuk meningkatkan popularitas kanal medianya: Menambah penghasilan dari adsense.
Seperti cerita pasien Covid-19, setelah sempat ‘’meriang’’ dan menjalani ‘’isoman’’ beberapa hari pasca serangan virus 8 Mei 2023, sistem operasi Bank BSI akan jauh lebih baik, lebih kuat dan lebih sempurna.
‘’Anda tidak berniat menarik simpanan dari Bank BSI?’’ tanya kawan saya.
‘’Tidak,’’ jawab saya.
‘’Tidak khawatir?’’ kejarnya.
‘’Tidak sama sekali,’’ tegas saya.
‘’Kok bisa begitu?’’ tanyanya.
‘’Saya tidak punya rekening di Bank BSI. Ngapain mikir mau narik dana?’’ jawab saya sembari tertawa, Kawan saya tampak bersungut-sungut.
”Sialan lu,” gumamnya.
Saya punya rekening di dua bank syariah, tapi bukan Bank BSI. Gara-gara peristiwa serangan virus itu, saya justru ingin membuka rekening di Bank BSI. Penasaran saja.
Bank BSI adalah bank syariah terbesar di Indonesia. Milik negara, pula. Apalagi nilai tabungan saya juga tidak seberapa. Nilainya dalam limit yang dijamin Lembaga Penjamin Simpanan.