thayyibah.com :: Dajjal merupakan makhluk mengerikan karena fitnahnya yang begitu besar bagi manusia di akhir zaman. Dengan kemampuan dan kekuatannya yang aneh, banyak manusia akan menjadi pengikutnya.
Ternyata, saat ini Dajjal telah ada. Ia dikurung di sebuah pulau.
Penjelasan itu kita dapatkan dari hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim. Hadits ini terkenal dengan istilah hadits Tamim ad Dari. Sebab, Rasulullah mensabdakan apa yang dialami Tamim Ad Dari saat bertemu Dajjal.
Berikut ini haditsnya, disertai video di bagian akhir:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam duduk di atas mimbar sambil tersenyum. Beliau bersabda,
“Demi Allah, sesungguhnya aku mengumpulkan kalian bukanlah untuk suatu kabar gembira atau kabar buruk akan tetapi aku mengumpulkan kalian karena Tamim ad Dari yang dahulunya seorang pemeluk Nasrani kini telah masuk Islam dan berbaiat kepadaku.
Ia menceritakan kepadaku sesuatu yang pernah aku katakan kepada kalian tentang al Masih ad Dajjal.
Kepadaku, ia mengisahkan perjalanannya. Bahwa ia berlayar menggunakan sebuah kapal laut bersama 30 orang laki-laki dari kabilah Lakham dan Judzam. Kemudian mereka terombang-ambing oleh badai ombak selama satu bulan. Hingga akhirnya terdampar di sebuah pulau di tengah laut di daerah tempat terbenamnya matahari. Lalu mereka pun duduk beristirahat di sebuah tempat dekat kapal tersebut.
Kemudian mereka masuk ke pulau itu lalu bertemu seekor binatang yang berbulu lebat sehingga mereka tidak tahu mana ekornya dan mana kepalanya, sebab tertutup oleh bulu yang sangat lebat.
Mereka bertanya, “Celaka, dari jenis apakah kamu ini.” Makhluk mirip binatang itu menjawab,”Saya adalah al Jassasah.”
“Apakah al Jassasah itu?”
Makhluk itu menjawab, “Wahai manusia, pergilah kalian kepada seorang laki-laki yang berada di biara itu. Sesungguhnya ia sangat ingin mendengarkan berita-berita dari kalian!”
Tamim ad Dari mengatakan, “Ketika ia telah menjelaskan kepada kami tentang laki-laki itu, kami pun terkejut karena kami mengira bahwa ia adalah syetan. Lalu kami segera berangkat sehingga kami memasuki biara tersebut. Di sana terdapat seorang manusia terbesar (yang pernah kami lihat) dalam keadaan terikat sangat kuat. Kedua tangannya terikat ke pundak sedangkan antara dua lutut dan kedua mata kakinya terbelenggu dengan besi.
Kami berkata, “Celaka, siapakah kamu ini?’ Ia menjawab, “Takdir telah menentukan bahwa kalian akan menyampaikan berita-berita kepadaku, maka katakanlah siapakah kalian ini?’
Mereka menjawab, “Kami adalah orang-orang Arab yang berlayar dengan sebuah kapal, tiba-tiba kami menghadapi sebuah laut yang berguncang hingga membuat kami terombang-ambing di tengah laut selama satu bulan dan teradamparlah kami di pulau ini. Lalu kami duduk di tempat yang terdekat dengan kapal kemudian kami masuk pulau ini maka kami bertemu dengan seekor binatang yang sangat banyak bulunya hingga tak dapat diperkirakan mana ekor dan mana kepalanya. Maka kami berkata, ’Celaka, kamu ini apa?’ Ia menjawab, “Aku adalah al jassasah.’ Ia berkata, “Pergilah kalian kepada seorang laki-laki yang berada di biara itu. Sesungguhnya ia sangat ingin mendengarkan berita-berita yang kalian bawa!” Lalu kami segera menuju tempat kamu ini dan kami terkejut bercampur takut karena mengira bahwa kamu ini adalah setan.”
Laki-laki besar itu berkata, “Beritakanlah kepadaku tentang pohon-pohon korma yang ada di daerah Baisan?”
“Apa yang ingin engkau ketahui tentangnya?”
“Saya menanyakan pakah pohon-pohon korma itu berbuah?”
“Ya.”
“Pohon-pohon korma itu maka ia hampir saja tidak akan berbuah lagi.”
Kemudian ia berkata lagi, “Beritakanlah kepadaku tentang danau Tiberias.”
“Apa yang ingin engkau ketahui tentangnya?”
“Apakah ia masih berair?”
“Ya.”
“Airnya hampir saja akan habis.”
“Beritakanlah kepada saya tentang mata air Zugar.”
“Apa yang ingin engkau ketahui tentangnya?”
“Apakah di sana masih ada air dan penduduk di sana masih bertani dengan menggunakan air dari mata air itu?”
“Ya, ia berair banyak dan penduduknya bertani dari mata air itu.”
“Beritakanlah kepadaku tentang nabi yang ummi, apa sajakah yang sudah ia perbuat?”
“Dia telah keluar dari Mekah menuju Madinah.”
“Apakah ia diperangi oleh orang-orang Arab?”
“Ya.”
“Apakah yang ia lakukan terhadap mereka?”
“Nabi itu telah menundukkan orang-orang Arab yang bersama dengannya dan mereka menaatinya.” “Apakah itu semua telah terjadi?”
“Ya.”
“Sesungguhnya adalah lebih baik bagi mereka untuk menaatinya dan sungguh aku akan mengatakan kepada kalian tentang diriku. Aku adalah al Masih ad Dajal dan sesungguhnya aku hampir saja diizinkan untuk keluar. Maka aku akan keluar dan berjalan di muka bumi dan tidak ada satu pun kampung (negeri) kecuali aku memasukinya dalam waktu 40 malam selain Mekah dan Thaibah, kedua negeri itu terlarang bagiku. Setiap kali aku ingin memasuki salah satu dari negeri itu maka aku dihadang oleh malaikat yang ditangannya ada pedang berkilau dan sangat tajam untuk menghambatku dari kedua negeri tersebut. Dan di setiap celahnya terdapat malaikat yang menjaganya.”
(Setelah mengisahkan pertemuan Tamim dengan Dajjal itu), lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda sambil menghentakkan tongkatnya di atas mimbar, “Inilah (Madinah) Thaibah, inilah Thaibah, inilah Thaibah. Bukankah aku sudah menyampaikan kepada kalian tentang hal itu?’
Para sahabat menjawab, “Benar.”
Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam melanjutkan, “Saya tertarik dengan apa yang dikatakan oleh Tamim ad Dari, karena ia bersesuaian dengan apa-apa yang pernah aku sampaikan kepada kalian tentang Madinah dan Mekkah. Bukankah ia (tempat dajal) terletak di laut Syam atau laut Yaman?” (HR. Muslim).
Sumber: berdakwah