Breaking News

Napak Tilas Seorang OB

Oleh: Setiyardi

(Foto : Dok. Setiyardi)

Kantor di belakang saya, Dinas PU Sumatera Selatan, ini punya jejak sejarah tak terlupakan. Saya pernah dua tahun (1984 – 1986) menjadi office boy di lantai 3 gedung ini. Saya menjadi OB yang tugasnya beragam — mencuci piring/gelas, menyapu, mengepel, membersihkan WC, membuang sampah dan lain lain.

Ada tugas tambahan yang cukup ‘menantang’: mengangkut air dari lantai dasar ke lantai 3 dengan emper. Maklum, saat itu air di lantai 3 tak mengalir. Air ditampung di gentong besar, untuk para pegawai cebok dan lain-lain. Ada ratusan pegawai di sini.

Mengapa jadi OB? Saya sendiri tak pernah membayangkan menjalani pekerjaan itu. Awalnya saya dititipkan Bapak untuk ngenger (numpang hidup) di keluarga orang lain. Saya diikutkan dengan keluarga, yang kebetulan menjadi pesuruh di Dinas PU Sumatera Selatan. Saya pun diberi ‘kavling’ tanggung jawab Sub Dinas Pengairan, yang terletak di lantai 3.

Semua saya jalani dengan baik. Sepulang dari sekolah, di SMP Negeri 3 Palembang, saya ke rumah keluarga tempat saya ngenger. Makan siang sebentar, dengan lauk seadanya, langsung cusss ke tempat kerja. Biasanya saya sampai kantor jam 2 siang. Langsung menjalankan semua pekerjaan. Saya kembali ke rumah sekitar magrib, dan pekerjaan di rumah pun menanti. Rutinitas itu setiap hari kerja. Tanpa cuti. Tanpa gaji — hanya diganjar boleh ngenger dan dapat makan di rumah yang ditumpangi.

Saya sedih? Sama sekali tidak. Malah saya sering membayangkan sedang berlatih kuda-kuda kungfu saat mengangkut dua ember dari lantai dasar ke lantai 3 lewat tangga. Hanya terkadang saya malu saat pulang ke rumah yang ditumpangi, ketika berpapasan dengan cewek yang saya taksir. Itu saja.

Bagaimana urusan sekolah? Karena ikut orang, dan tak mendapat kamar, saya tak pernah bisa belajar di rumah. Saya hanya dapat jatah tidur di lantai, tanpa kasur, di depan TV. Saya baru bisa tidur setelah keluarga itu selesai menonton TV. Setiap hari. Untunglah otak saya tak terlalu bebal. Saya bisa menuntaskan SMP Negeri 3 Palembang dengan Nilai Ebtanas Murni (NEM) yang lumayan — jauh diatas banyak teman yang tinggal bersama orang tuanya.

About Redaksi Thayyibah

Redaktur