Breaking News
Rishi Sunak dan istri (Foto : Istimewa)

Non Pri Sunak

Oleh: Joko Intarto

Rishi Sunak dan istri (Foto : Istimewa)

Pemerintahan baru Inggris mencatatkan sejarah baru: Menunjuk Rishi Sunak, politisi Asia – Inggris pertama menjadi Perdana Menteri. Di banyak negara, isu pribumi telah lama selesai. Di Indonesia, isu itu masih terus dipelihara. Demi apa?

 

Sukses Sunak pantas menjadi teladan bagi siapa pun. Terutama yang berdomisili di negara dengan ‘’kewarasan’’ di atas rata-rata. Pada usia yang masih sangat muda: 42 tahun, Sunak berhasil mencapai puncak karir sebagai politisi di Negeri Inggris.

Sehari sebelumnya, ia dipilih sebagai ketua Partai Konservatif, partai yang saat ini berkuasa. Hari ini, ia ditunjuk menjadi perdana menteri. Padahal, semua tahu, Sunak bukan politisi berkulit putih. Kulitnya sawo matang. Sama dengan kebanyakan etnis India yang lain.

Mendengarkan pidato Sunak melalui kanal streaming hari ini, logat dan aksen pidato Sunak ternyata mirip dengan orang Inggris pada umumnya. Wajah dan warna kulitnya memang masih India. Tapi tidak dengan gaya bicaranya.

Mengutip CNN, Sunak lahir dari keluarga beretnis India yang berimigrasi dari Afrika Timur. Sunak adalah seorang profesional dalam bidang keuangan. Menantu keluarga milyarder keturunan India yang juga pendiri perusahaan perangkat lunak Infosys itu sejak 2020 menjabat sebagai menteri keuangan.

Sunak bukan keluarga imigran pertama yang sukses menjadi pemimpin politik di sebuah negara. Ada Alberto Fujimori, yang menjadi pernah memimpin Peru. Ada Michael Obama yang menduduki kursi Presiden Amerika Serikat dua periode. Begitu pun beberapa elite Malaysia yang ternyata berdarah Minang dan Bugis.

Di Indonesia, kata ‘’pribumi’’ sering diartikan secara sempit sebagai kelompok masyarakat asli, yaitu suku-suku asli Nusantara. Selain mereka dianggap ‘’pendatang’’.

Benarkah suku-suku Nusantara itu benar-benar ‘’asli’’?

Berdasarkan teknik pelacakan DNA, ternyata tidak ada ‘’darah murni’’ pada masyarakat Indonesia. Suku-suku di Indonesia semuanya ‘’berdarah campuran’’. Dengan pendekatan ilmiah itu, kata ‘’pribumi’’ berarti sudah tidak relevan lagi.

Menurut penelitian sejarah, migrasi pertama manusia modern terjadi pada era Pleistosen. Para pendatang itu terdiri atas dua golongan: Melanesia dan Austronesia. Orang Melanesia dari Afrika datang ke Nusantara sejak 50 ribu tahun lalu. Migrasi kedua terjadi sekitar 16 ribu hingg 35 ribu tahun lalu dari Indocina ke Nusantara melalui jalur darat.

Orang Austronesia bermigrasi ke Nusantara sekitar 4 ribu tahun lalu dari Formosa (Taiwan) ke bagian barat dan timur Nusantara. Dari merekalah akhirnya berkembang berbagai suku yang dikenal saat ini.

Meski secara ilmiah terbantahkan, masih ada saja yang terus memelihara konsep pribumi sebagai pemilik sah kekuasaan maupun wilayah Indonesia.

Apalagi pada saat menjelang pemilu. Isu pribumi dan non pribumi digoreng tanpa henti. Mungkin demi uang dan kekuasaan.

Saya termasuk yang menolak dikotomi pribumi dan non pribumi dalam segala hal. Termasuk kepemimpinan lokal maupun nasional. Toh bukan baru sekarang orang-orang yang sering disebut ‘’non pribumi’’ itu menjadi pemimpin di Negeri ini.

About Redaksi Thayyibah

Redaktur